HomeBabby.my.id, (JAKARTA) — Kunjungan ke ruang ritel, terutama di sektor kelas menengah, menunjukkan indikasi pelemahan daya beli masyarakat.
Berdasarkan rilis pers Knight Frank, saat ini kunjungan ke ruang ritel lebih banyak dilakukan untuk kegiatan seperti makan, minum, sosialisasi, atau sekadar mencari suasana baru, bukan untuk berbelanja.
Baca Juga: Central Park Mall Rayakan Ulang Tahun ke-16, Neo Soho Mall Berubah Menjadi Central Park 2
Hal ini terbukti dengan keluarnya beberapa tenant dari sektor fashion, lifestyle, dan home appliance.
Di sisi lain, gerai makanan dan minuman (FnB) terus menunjukkan pertumbuhan yang tangguh, bahkan dengan ekspansi beberapa merek seperti Chagee, 88 Seoul, dan 4Fingers Crispy Chicken di awal tahun ini.
Kinerja ritel secara keseluruhan memang sangat beragam dan bergantung pada segmen pasarnya.
Sektor ritel premium justru menunjukkan performa yang kokoh dan terus mendapatkan ekspansi dari gerai-gerai di sektor Fashion, FnB, dan Lifestyle.
Baca Juga: Gerai Ritel HAPIMART, Ekspansi Ke-5 Hadir di ITC Kuningan, Jakarta
Pengunjung di ritel premium ini sebagian besar adalah mereka yang memang bertujuan untuk berbelanja, bukan sekadar berkunjung.
Sementara itu, ritel kelas menengah ke bawah masih berjuang untuk bertahan. Mereka berinovasi dengan menerapkan strategi omni-channel marketing dan memanfaatkan ruang terbuka untuk pameran, acara, atau kegiatan hobi yang dapat menarik lebih banyak pengunjung.
Pasokan Mal Jakarta Naik 0,3% di Semester Pertama 2025
Secara umum, pasokan total mal di Jakarta meningkat 0,3% secara tahunan menjadi 4.332.092 m² pada paruh pertama 2025.
Tingkat okupansi rata-rata ruang ritel sedikit naik menjadi 77,4%, dan harga sewa juga meningkat sekitar 3% dari tahun lalu.
Baca Juga: Tingkat Hunian Mal Jakarta Naik 3% di 2025, Pasokan Baru Masih Terbatas
Ada setidaknya empat ritel baru yang akan masuk ke wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat hingga 2026.
Adapun tenant baru yang masuk ke ritel kelas menengah ke atas didominasi oleh merek global dari berbagai sektor, termasuk FnB, Fashion, Elektronik, Lifestyle, Beauty, Hiburan, dan Home Appliances.
Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia, menyoroti adanya pergeseran pola belanja masyarakat.
“Sebagian transaksi terjadi dalam ranah e-commerce, sehingga ruang ritel saat ini menjadi multifungsi. Tidak hanya sebagai tempat belanja, tetapi menjadi ruang hidup sebagai tempat interaksi, edukasi, sosialisasi, bermain, berolahraga, dan sebagainya,” ungkap Willson Kalip.
Baca Juga: 240 Unit Baru Masuk, Pasar Apartemen Sewa Jakarta Kian Kompetitif di Paruh Awal 2025
Ia menambahkan bahwa pengelola ritel harus terus berinovasi, seperti mengadopsi desain ruang untuk mengakomodasi gaya hidup sehat, misalnya dengan menyediakan area untuk padel tenis atau pickleball.
Selain tantangan dari pergeseran pola belanja, aksi demonstrasi juga memberikan dampak sementara pada operasional dan kunjungan ritel yang berlokasi di area pusat aksi.
Untuk ke depannya, Knight Frank berharap pemerintah dapat memulihkan rasa aman dan kepercayaan masyarakat.
Baca Juga: Qualitas Qunci Makmur Hadirkan Show Unit Tipe Gavril, Harga Mulai Rp2,6 Miliar
Pengelola ritel juga perlu lebih proaktif berinteraksi di media sosial untuk menjaga kelangsungan operasional dan kepercayaan tenant maupun pengunjung.
***
Untuk berita santai yang tak kalah seru, mampir juga ke: PropertiPlus.com
*** Baca berita lainnya di GoogleNews
——— KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertiterkini.com/kinerja-ritel-premium-semester-i-2025-kuat/