Gobel Sebut Praktik Ekonomi Pancasila Kunci Membangun Industri

Nasional5 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Anggota DPR RI dari Partai Nasdem Rachmat Gobel mengatakan, ada perbedaan yang nyata antara membangun pabrik dan membangun industri.

“Kedua hal tersebut sama-sama ada bangunan dan ada pegawainya. Perbedaannya adalah pada pengembangan sumber daya manusianya. Itulah yang ada pada industri dan itulah yang menjadi ciri praktik ekonomi Pancasila di perusahaan,” kata Gobel saat menjadi keynote speech pada acara diskusi dan bedah buku yang berjudul Praksis Pancasila; Penerapan Ideologi Pancasila di Perusahan Gobel di Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN Syahid), Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (17/6/2025). 

Diskusi itu menampilkan pembicara Dr Husni Tejasukmana (Dekan FST), Prof Dr Syopiansyah Jaya Putra (Rektor Institut Teknologi Indonesia), dan Prof Dr JM Muslimin (Kepala Program Pascasarjana UIN Syahid). Sedangkan pengantar buku disampaikan oleh penulis buku, Nasihin Masha.

Gobel mengatakan, membangun pabrik hanya mementingkan untung-rugi. Jika rugi, katanya, akan ditutup, lalu investor akan memindahkan pabriknya ke negara lain yang lebih menguntungkan.

Sedangkan membangun industri, katanya, harus membangun ekosistem, memikirkan keberlanjutan industri, dan yang paling penting adalah melakukan investasi di bidang sumberdaya manusia.

“Transfer teknologi itu kuncinya pada pembangunan sumberdaya manusia. Karena kuncinya ada pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Jadi, membangun industri juga bukan sekadar menyediakan lapangan kerja, tapi harus ada transfer teknologi,” kata Gobel.

Baca juga : Goyang Samba Lagi Di Piala Dunia

Lebih lanjut Gobel mengatakan, tentang perlakuan manajemen terhadap karyawannya.

“Di perusahaan Gobel berlaku prinsip memanusiakan manusia, bukan mempekerjakan manusia. Semuanya menjadi satu kesatuan sebagai satu keluarga,” katanya.

Prinsip lainnya, katanya, ada doktrin yang menjadi keyakinan bahwa keuntungan itu dimulai oleh karyawan di level terbawah.

READ  Bamsoet Siap Lantik Kepengurusan PB Kodrat Periode 2025 2029

“Dengan demikian ada kesetaraan antara direksi dan top management dengan pegawai terbawah. Karena jika sekadar cari untung, pimpinan perusahaan bisa utak-atik buku keuangan, tapi kemudian perusahaan menjadi runtuh,” ungkap Gobel.

Ia menambahkan, Dengan prinsip ini, serikat pekerja akan benar-benar mengawasi kinerja pimpinannya.

“Saya sebagai owner bisa dimarahi oleh presiden serikat pekerja,” kata generasi kedua perusahaan Gobel tersebut.

Baca juga : Hetifah Sambut Baik Pencabutan Izin Tambang di Raja Ampat

Dalam paparannya, Nasihin Masha menjelaskan bagaimana nilai-nilai Pancasila telah dipraktikkan Thayeb M Gobel, pendiri perusahaan Panasonic Gobel Group, di industrinya. Mulai dari sila pertama hingga sila kelima dalam Pancasila.

“Hal itu dijabarkan dalam Tujuh Prinsip Perusahaan. Yaitu, berbakti kepada negara melalui industri, berlaku jujur dan adil, bekerja sama secara selaras, berjuang untuk perbaikan, ramah tamah dan kesatria, menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman, serta bersyukur dan terima kasih. Lalu dipraktikkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, upacara bendera setiap tanggal 17, ada forum Free Talk yang setiap karyawan bebas berbicara, ada daycare, fasilitas kesehatan, hubungan industrial Pancasila yang harmonis, pusat pengembangan sumberdaya manusia, koperasi, kesejahteraan karyawan, dan sebagainya.

“Semua itu sudah dilakukan sejak dekade 1970an ketika belum ada reformasi dan belum ada isu HAM di Indonesia,” kata Nasihin. 

Prof Syopiansyah mengatakan, Thayeb M Gobel telah menerapkan Pancasila secara nyata dalam korporasi melalui budaya perusahaan silih asih, silih asah, dan silih asuh.

Selain itu, menurut Syopiansyah, juga mempraktikkan prinsip kebangsaan dengan mengejar transfer teknologi, mengurangi ketergantungan impor, meningkatkan kapabilitas nasional, dan akhirnya mencapai kemandirian nasional.

Baca juga : Mendagri Soroti Ekonomi NTB Minus Karena Ketergantungan Tambang

“Sehingga bukan sekadar ada aspek produksi dalam industri tapi juga pembentukan nilai-nilai,” katanya.

READ  PKS Tetapkan Ketua Majelis Syura Dan Presiden Periode 2025-2030

Karena itu, Syopiansyah melihat apa yang dilakukan Thayeb M Gobel bukan sekadar joint venture tapi menjadi joint vision dan ada kolaborasi yang setara dengan mitranya dari Jepang.

Sementara itu, Prof JM Muslimin mengatakan, Thayeb M Gobel telah mencontohkan bagaimana membangun industri yang bertumpu pada kekuatan nilai, teknologi, dan kemandirian.

“Pancasila telah menjadi landasan fiolosif dan etika dalam membangun ekonomi nasional dan industri,” katanya.

Ekonomi, kata Muslimin, bukan sekadar angka tapi yang utama adalah nilai dan arah, yang semuanya ada dalam Pancasila.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *