Workshop UKMK Sawit Bekali Petani Ketapang Hadapi Masa Replanting

Nasional23 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Untuk menjaga, meningkatkan dan mengantisipasi kehilangan pendapatan saat replanting (peremajaan) tanaman sawit, 40 pelaku usaha UKM dari Kabupaten Ketapang (Kalimantan Barat), dilibatkan dalam kegiatan workshop Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Sawit. Dalam kegiatan yang diadakan dua hari (29 – 30 September 2025), peserta akan mendapatkan beragam materi yang disampaikan oleh praktisi usaha. 

Kegiatan workshop tersebut diadakan oleh Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta (AKPY) dan PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA), dengan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), di salah satu hotel ternama di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Direktur AKPY, Dr. Sri Gunawan, S.P,M.P menyampaikan pihaknya kembali melibatkan pelaku usaha, terutama dengan latar belakang petani sawit dalam kegiatan pelatihan (workshop) dan praktik kewirausahaan berbasis sawit.

“Bapak dan ibu peserta (workshop UKMK Sawit) rata-rata memiliki pendapatan utama dari perkebunan sawit, yang nantinya akan mengalami penurunan (hasil) seiring dengan tanaman sawit yang menua dan harus diremajakan (replanting). Maka melalui pelatihan (workshop) UKMK Sawit, harapannya bisa menjadi sumber penghasilan lain bagi para petani sawit yang melakukan replanting,” ujarnya, saat menyampaikan sambutan, pada Senin (29 September 2025).

Dijelaskan Dr. Sri Gunawan pada saat tamanan sawit diremajakan produksi akan berhenti bisa mencapai 3 tahun, meskipun dana replanting dari BPDP, sebesar Rp60juta/ha. Lalu, siapa yang menanggung kebutuhan masing-masing petani yang sedang melakukan replanting. 

Baca juga : Daeng Sitaba, Petani Yang Ulet dan Penuh Semangat

“Maka, petani atau pekebun sawit harus bisa mencari alternatif penghasilan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi, dengan cara membuat usaha memanfaatkan produk turunan sawit menjadi produk bernilai tambah dari sisi ekonomi,” jelasnya.

READ  Tokoh Muhammadiyah Yendra Fahmi Terima Bintang Legiun Veteran RI

Seperti diketahui, 25 tahun siklus tanaman sawit dan sudah semestinya diremajakan karena produksinya sudah cenderung menurun. Sementara di sisi lain, tanaman yang tinggi menyulitkan pemanenan.

Namun, tidak sedikit dari petani sawit yang tetap memerpertahankan tanaman sawitnya dengan dalih masih ada buah (TBS), meski produksinya menurun. Terlebih saat ini harga TBS cenderung tinggi, maka petani masih mempertahankan tanamannya untuk diambil TBS-nya.

“Inilah salah satu yang menjadi problem, sehingga program replanting sawit tidak berjalan dengan baik. Dan, kondisi inilah yang menjadikan para petani menunda dan enggan untuk melakukan replanting,” kata Dr. Sri Gunawan.

“Kami bekerja sama dengan PT BGA yang telah melakukan pendampingan kepada para petani sawit untuk diversifikasi usaha melalui program CSR. Bahkan, program pendampingan dari PT BGA sudah membuahkan hasil. Ada beberapa petani sawit yang memiliki usaha, produk yang dihasilkan laku dan diterima di pasar. Jadi, harapan kami para pelaku usaha bisa meningkatkan pemasaran produknya tidak hanya di lingkungan sekitar melainkan bisa tembus dan diterima di supermarket,” imbuhnya.

Baca juga : Bamus Betawi Gelar Dialog Politik Kebangsaan di Lima Wilayah Jakarta

Program pendampingan yang dilakukan PT BGA untuk pelaku usaha yakni membuka akses permodalan dan legalitas perizinan usaha. 

Lebih lanjut, Dr. Sri Gunawan menambahkan mengenai modal sering kali menjadi kendala bagi para pelaku usaha (UKM). Pada workshop UKMK Sawit, ada paparan dari Bappenas mengenai permodalan. Apakah akan dibantu atau ada skema pinjaman dengan bunga rendah?

“Selain itu, akan ada praktik usaha ini dapat meningkatkan dan mengembangkan usahanya supaya lebih baik lagi, dari sisi permodalan dan produksi. Jadi, selama dua hari akan banyak manfaat yang didapat bagi pelaku UKMK Sawit. Serta bisa membuka jaringan untuk saling memasarkan dan supply bahan baku, ini akan memperkuat dan mengembangkan usaha,” pungkasnya.

READ  Perayaan Yesus Kristus, Menag Ajak Umat Kristiani Bersama Bangun Bangsa

Apresiasi dari pemerintah daerah

Workshop UKKM Sawit yang diadakan AKPY dan PT BGA dengan dukungan BPDP mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah setempat. Hal ini disampaikan oleh Edi Radiansyah S.H.,M.H selaku Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perdagangan dan Perindustrian, Kabupaten. Ketapang

Baca juga : Rampung Diperiksa KPK, Bupati Pati Bungkam Ditanya Kesiapannya Jadi Tersangka

“Kami mengapresiasi workshop UKMK Sawit yang diadakan AKPY bekerjasama dengan PT BGA dengan dukungan BPDP. Kami berharap para peserta (40 orang) dapat memanfaatkan dengan baik. Ini dapat menginspirasi kami untuk melakukan kerja sama dengan perusahaan dalam hal pendampingan pelaku UKM, seperti yang sudah dilakukan para perusahaan sawit,” katanya, saat turut hadir di acara pembukaan workshop UKMK Sawit.

“Kami berharap, produk UKM dari peserta dapat dipasarkan tidak hanya di lingkungan sekitar (perusahaan) melainkan bisa keluar ke pasar yang lebih besar. Maka, pada momen ini peserta bisa saling tukar pengalaman, misalnya soal legalitas usaha yang sebenarnya dari pemerintah sudah mempermudah,” tambah Edi.

Sekali lagi, katanya, pihaknya sampaikan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung workshop UKMK Sawit di Kabupaten Ketapang. “Semoga ini bukan yang pertama dan terakhir, dan bisa bekerjasama dengan perusahaan sawit lain yang ada di Kabupaten Ketapang, yang jumlahnya mencapai 80 perusahaan terdiri dari beberapa group,” pungkasnya.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

READ  ESG Jadi Standar Baru Investor Global Mulai 2025





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *