Upaya Mendukung Pendidikan Berpihak pada Anak

Nasional204 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Program “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) mencakup kebiasaan-kebiasaan yang terkesan sederhana namun sesungguhnya sangat mendalam dalam membentuk struktur perilaku dan nilai anak.

“Dengan menanamkan tujuh kebiasaan ini, kami berharap dapat membentuk anak-anak Indonesia menjadi pribadi yang cerdas secara intelektual, sosial, dan spiritual” tutur Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dalam kegiatan peluncuran program saat menyampaikan tujuan program.

Pertama, kebiasaan utama dalam program unggulan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat,” adalah membiasakan anak untuk bangun tepat waktu. Kebiasaan ini bukan hanya soal menghindari keterlambatan, tetapi merupakan pondasi penting dalam pengembangan kemampuan regulasi diri.

Anak yang terbiasa bangun tepat waktu belajar mengendalikan dorongan untuk terus tidur, beradaptasi dengan tuntutan lingkungan (sekolah, keluarga), dan mulai memahami pentingnya ketepatan waktu sebagai bentuk tanggung jawab.

Kebiasaan bangun pagi juga berdampak pada penurunan risiko gangguan tidur yang dapat mengganggu proses belajar dan hubungan sosial. Secara sosial-emosional, anak yang terbiasa bangun tepat waktu cenderung lebih siap menghadapi hari dengan semangat dan kesiapan mental.

Lebih jauh, kebiasaan ini menanamkan nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap waktu orang lain—nilai-nilai inti dalam pendidikan karakter yang sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila.

Kedua, langkah transformatif dalam program unggulan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”, adalah membiasakan anak beribadah secara rutin dan bermakna sejak dini. Ini bukan semata-mata kegiatan ritual, melainkan latihan pembentukan kepribadian dan pengendalian diri yang mendalam.

Keberanian Kemdikdasmen memasukkan unsur spiritualitas sebagai bagian dari kebiasaan harian anak patut diapresiasi. Hal ini mencerminkan pandangan pendidikan yang tidak sekadar berorientasi pada keterampilan kognitif, tetapi juga pada penguatan nilai dan akhlak sebagai fondasi karakter.

READ  BNI Apresiasi Kemenangan Indonesia Di Ajang Badminton Asia Mixed Team Championship 2025

Baca juga : Wamen ATR Ingin STPN Jadi Pusat Unggulan Pendidikan Pertanahan Yogyakarta

Beribadah adalah cara anak belajar mengenali perasaan, menenangkan diri, dan mengembangkan kesadaran akan keberadaan yang lebih tinggi disebut sebagai spiritual intelligence.

Nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati tidak muncul secara instan, melainkan melalui proses bertahap yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan refleksi batin. Anak-anak yang terbiasa beribadah dan tumbuh dalam lingkungan yang menghargai nilai spiritual cenderung memiliki identitas diri yang kuat.

Mereka lebih tahan terhadap tekanan sosial, memiliki kompas moral dalam mengambil keputusan, dan menunjukkan perilaku prososial yang lebih tinggi.

Kebiasaan berolahraga secara rutin yang ditekankan dalam program unggulan “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” merupakan pilar penting dalam pengembangan anak secara menyeluruh. Kegiatan fisik bukan hanya berfungsi menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga berdampak langsung pada perkembangan motorik, kognisi, dan kesehatan mental anak.

Dalam kerangka psikologi perkembangan, olahraga memiliki nilai strategis dalam membentuk fondasi kehidupan anak yang sehat, aktif, dan bahagia. Secara fisik, olahraga merangsang pertumbuhan tulang dan otot, memperbaiki postur tubuh, dan meningkatkan koordinasi gerakan.

Anak-anak yang aktif bergerak menunjukkan perkembangan motorik kasar (berlari, melompat, melempar) yang lebih optimal. Kegiatan olahraga membantu anak mengenal tubuhnya, mengelola ruang, serta mengembangkan kepekaan panca indera.

Keempat, makan sehat dan bergizi merupakan langkah fundamental dalam mendukung pertumbuhan anak secara fisik sekaligus meningkatkan fungsi kognitifnya. Patut diapresiasi bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah secara progresif memasukkan isu gizi dan kesehatan sebagai bagian integral dari program pendidikan karakter anak.

Langkah ini menunjukkan bahwa kementerian memiliki pemahaman holistik terhadap pendidikan, bahwa keberhasilan belajar tidak semata-mata bergantung pada kurikulum dan guru, tetapi juga pada kesiapan biologis dan psikologis anak yang dibentuk sejak pagi hari melalui kebiasaan dasar seperti sarapan.

READ  Kakorlantas 1 9 Juta Kendaraan Tinggalkan Jakarta Hingga 1 April 2025

Baca juga : Indonesia Serukan India-Pakistan Berdamai

Makan yang sehat membantu anak mencapai status gizi yang baik, mencegah stunting dan obesitas maupun malnutrisi, serta mendukung sistem kekebalan tubuh. Gizi yang seimbang di pagi hari akan memberikan energi yang cukup untuk menjalani aktivitas sekolah yang padat, termasuk pelajaran jasmani maupun kegiatan luar ruangan.

Kebiasaan kelima adalah gemar belajar. Kebiasaan ini bertujuan membentuk sikap hidup yang haus akan pengetahuan, terbuka terhadap pengalaman baru, dan memiliki semangat belajar sepanjang hayat (lifelong learning).

Kebiasaan ini berakar pada dorongan intrinsik anak untuk memahami dunia, serta keterlibatan aktif dalam proses berpikir dan pencarian makna. Pembentukan kebiasaan ini menunjukkan komitmen kemendikdasmen untuk tidak hanya mendorong anak mengejar hasil akademik semata, tetapi juga menanamkan sikap mental yang mendukung pembelajaran yang otentik, mandiri, dan berkelanjutan.

Kebiasaan gemar belajar mendorong anak untuk mempertajam critical thinking, problem solving, dan logical reasoning yang merupakan kemampuan-kemampuan kognitif tinggi yang menjadi bekal utama menghadapi tantangan abad ke-21. Salah satu program unggulan Kemdikdasmen yang mendukung kebiasaan ini adalah pembelajaran AI dan coding.

Keenam adalah bermasyarakat yang merupakan komitmen kuat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dalam menanamkan nilai-nilai sosial dan kebangsaan pada anak sejak dini. Melalui kebiasaan ini, anak-anak diajak untuk aktif berpartisipasi dalam kehidupan sosial, belajar menghargai keberagaman, dan mengembangkan kepedulian serta rasa tanggung jawab terhadap sesama dan lingkungan.

Pendekatan ini sejalan dengan upaya kementerian dalam memperkuat pendidikan karakter melalui berbagai program unggulan yang mengedepankan kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat luas.

Melalui kebiasaan anak berinteraksi dan berkontribusi dalam komunitasnya, Kemdikdasmen menyiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki jiwa sosial yang kuat dan mampu berperan positif dalam masyarakat yang plural.

“Kami percaya bahwa kebiasaan seperti bangun pagi, beribadah, dan bermasyarakat bukan hanya membangun individu yang kuat, tetapi juga menciptakan generasi yang peduli dengan sesama dan lingkungannya,” terang Mendikdasmen.

READ  Ingat PPG Kemenag Dibiayai Pemerintah Jangan Mau Ditipu Oknum

Baca juga : AS-China Mau Ketemuan Pekan Ini, Bahas Upaya Turunkan Tensi Perang Dagang

Ketujuh, kebiasaan tidur lebih awal adalah salah satu aspek krusial dalam program “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” yang bertujuan memastikan anak mendapatkan kualitas istirahat yang memadai. Tidur yang cukup dan teratur sangat penting untuk proses pemulihan fisik, konsolidasi memori, serta pengaturan emosi pada anak.

Tidur yang cukup memungkinkan otak untuk memproses informasi yang didapat selama hari itu, memperkuat ingatan, serta meningkatkan kemampuan belajar pada hari berikutnya.

Dengan menggalakkan kebiasaan tidur lebih awal, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menunjukkan perhatian yang mendalam terhadap kesehatan holistik anak sebagai fondasi utama keberhasilan belajar dan tumbuh kembang jangka panjang.

Kebiasaan ini juga sejalan dengan rekomendasi para ahli kesehatan anak dan tidur yang menekankan pentingnya rutinitas tidur yang konsisten untuk menjaga kualitas hidup anak.

“7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” bukan sekadar serangkaian aktivitas harian biasa, melainkan representasi nyata dari upaya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menempatkan anak sebagai pusat pengembangan, dengan memperhatikan aspek intelektual, sosial, dan spiritual secara seimbang.

Upaya ini akan berhasil secara efektif dengan adanya kolaborasi multi-sektor dalam rangka pendidikan bermutu untuk semua.

Penulis adalah Nazihah, M.A Alumni Program Master, Religious Education Marmara University dan Ketua Tanfidziyah PCINU Turkiye 2022-2024


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *