Ujian Makan Gratis

Nasional46 Dilihat


BUDI RAHMAN HAKIM

BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka – Di negeri ini, tak semua tragedi berawal dari niat jahat. Kadang juga, dari niat baik yang dikerjakan dengan kurang hati-hati. Program makan gratis nasional yang semula dirayakan sebagai simbol perhatian negara terhadap generasi muda, sebagian malah menimbulkan tragedi. Lebih dari enam ribu anak sekolah dirawat akibat keracunan makanan, sebuah angka yang bukan hanya statistik, tapi juga jeritan batin orang tua, guru, dan publik yang marah.

Ini bukan sekadar insiden logistik. Ini adalah kegagalan sistemik: dalam pengawasan, dalam kontrol mutu, dalam moral pelayanan publik. Saat negara membagikan makanan dengan tangan kanan, tapi lalai memeriksa apa yang diberikan dengan tangan kiri, kepercayaan publik pun runtuh. Negara tak bisa cukup hanya bilang “akan evaluasi” tanpa memperlihatkan siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana pengawasan diperbaiki.

Baca juga : Negara, Menimbang Rasa

Skala besar selalu menuntut akurasi dan akuntabilitas yang juga besar. Proyek sosial seperti makan gratis bukan panggung pencitraan atau ajang buru target statistik. Ketika anak-anak menjadi korban dari makanan yang seharusnya memberi gizi, maka yang tercemar bukan cuma nasi kotak—tetapi nurani negara.

Sudah saatnya proyek-proyek sosial tak hanya diukur dari volume dan anggaran, tapi dari kualitas pelaksanaan dan keberpihakan pada keselamatan rakyat. Kita butuh kebijakan yang tidak sekadar cepat digulirkan, tetapi juga dalam—mencakup sistem monitoring yang bekerja dan sanksi yang tegas atas kelalaian.

Baca juga : Kepemimpinan Yang Membasuh Bumi

Pemerintah memang telah menyatakan bahwa kasus ini akan diinvestigasi, namun janji penyelidikan bukan obat atas trauma. Yang dibutuhkan adalah transparansi, pertanggungjawaban, dan—lebih dari itu—perubahan menyeluruh dalam tata kelola pelayanan sosial. Jangan sampai keinginan memberi malah menjadi penyebab luka kolektif.

READ  Waspada, Game Online Jadi Sarang Predator Seksual, Anak Rentan Jadi Korban

Tentu, tak ada sistem yang sempurna. Tapi ketika kelalaian mengorbankan yang paling rentan—anak-anak sekolah dasar dari keluarga miskin—maka ini bukan semata kecelakaan. Ini adalah ujian etika kekuasaan: apakah negara masih sanggup menimbang rasa sebelum membagikan proyek?

Baca juga : Memulihkan Hati Kolektif Bangsa

Ujian makan gratis ini adalah ujian bagi semua kita: bagi pemerintah, tentang tanggung jawabnya; bagi warga, tentang suara yang tak boleh diam; dan bagi bangsa, tentang keberanian melaksanakan niat baik menjadi perbuatan benar-benar bermanfaat.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *