HomeBabby.my.id, (BOGOR) — Rencana pembangunan Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung bakal memicu gelombang investasi dan pergeseran strategi di kalangan pengembang, lantaran tol senilai Rp12,351 triliun ini membuka akses JORR III dan memperkuat konektivitas ke-4 ruas utama Jabodetabek.
Adapun kepastian pembangunan jalan bebas hambatan ini telah diungkapkan melalui penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada 3 Oktober 2025 lalu.
Untuk ini, para pengamat dan pengembang secara kompak memprediksi koridor ini akan mengalami lonjakan nilai lahan dan properti yang signifikan.
Bahkan diperkirakan kenaikan harga lahan bisa mencapai 40%, memicu pergeseran strategi pengembangan dari perusahaan properti besar.
Harga Lahan Dekat Tol Bogor-Serpong Diprediksi Melejit 40%, Residensial & Logistik Jadi Bintang
Konektivitas yang dihadirkan Tol Bogor-Serpong dinilai sebagai game changer yang akan meratakan pertumbuhan properti di Jabodetabek bagian selatan.
Menurut Ali Tranghanda, Pengamat Properti dari Indonesia Property Watch (IPW), tol ini akan membuat beberapa wilayah yang saat ini masih belum berkembang akan semakin progresif.
“Harga properti di wilayah yang terdampak tol akan bergerak (naik) di kisaran 15 hingga 25% seperti Rumpin, Gunung Sindur dan sekitarnya. Termasuk barat Parung yang akan semakin berkembang,” kata Ali kepada HomeBabby.my.id.
Angka yang lebih tinggi diproyeksikan oleh Clement Francis, Ketua DPP AREBI. Ia menyebut koridor Parung, Gunung Sindur, Rumpin, dan Serpong Extension akan menjadi penghubung strategis.
“Berdasarkan tren proyek tol serupa, kami memperkirakan adanya kenaikan nilai lahan rata-rata 25–40% dalam 3 tahun ke depan, terutama di area yang berdekatan langsung dengan interchange dan pintu tol baru,” ujar Clement.

Dia menambahkan bahwa investor yang masuk saat ini akan menikmati kenaikan nilai signifikan karena harga tanah masih dalam tahap undervalued.
“Prinsip dasarnya, ‘invest before infrastructure is ready‘—karena begitu jalan tol beroperasi, harga akan melonjak dan margin peluang akan menyempit,” tegasnya.
Demikian Ali Tranghanda, “Saat ini memang waktu yang tepat bagi mereka (investor) untuk masuk, karena mulai terlihat juga aksi spekulasi yang membuat harga tanah di sekitarnya akan semakin tinggi.”
Meski Tol Bogor–Serpong akan mempengaruhi berbagai sektor, dua segmen properti diproyeksikan paling diuntungkan dari adanya akses JORR III ini.
Ali berpendapat bahwa yang utama pastinya adalah perumahan (residensial), sementara Clement Francis melihat tiga sektor akan terdampak positif.
“Yang paling diuntungkan adalah sektor residensial dan logistik,” tambah Clement.
Sektor residensial akan didorong oleh minat baru dari kelas menengah yang mencari hunian terjangkau, sementara logistik dan komersial ringan akan diuntungkan oleh meningkatnya permintaan gudang distribusi dan pusat bisnis kecil-menengah karena posisi tol yang menghubungkan dua pusat ekonomi besar.
Sambut Tol Bogor-Serpong, Pengembang “Gaspol” Tipe Premium, Waspadai Regulasi dan Timeline
Kenaikan prospek nilai lahan segera ditindaklanjuti oleh para pengembang. Adhiguna Sosiawan, CMO MAS GROUP, menyatakan penandatanganan PPJT ini mendorong perusahaannya (PT Mekar Agung Sejahtera) untuk mempercepat pembangunan di proyek-proyek strategis mereka, seperti Lake Home Serpong, Areum Parc Bogor, dan Bali Resort Bogor.
“Dengan hadirnya JORR III, kami yakin permintaan akan semakin meningkat serta adanya pergeseran permintaan untuk hunian yang lebih premium dan strategis,” kata Adhiguna.
Ia optimis kecepatan penjualan untuk tipe high end dalam perumahan mereka akan semakin baik karena akses yang semakin mudah akan menarik segmen dari kalangan yang lebih mapan.

Proyek-proyek strategis MAS GROUP, yakni Lake Home Serpong, Areum Parc Bogor, dan Bali Resort Bogor, memang sudah berdiri di lokasi yang sangat strategis dan menyediakan tipe-tipe rumah premium.
Pengembang sejak awal telah memanfaatkan posisi ini dengan mengoptimalkan desain perumahan untuk mobilitas, seperti adanya carport di setiap unit dan infrastruktur dalam kawasan hunian.
“Proyek-proyek kami juga dilengkapi dengan ROW jalan yang cukup besar, sehingga adanya akses tol baru ini, konsep mobilitas untuk kendaraan roda empat semakin selaras dengan konsep perumahan kami,” ujarnya.
Dengan demikian, pengembangan perumahan oleh MAS GROUP dirancang untuk langsung menyambut dan mengakomodasi peningkatan mobilitas yang dibawa oleh hadirnya Tol Bogor-Serpong.
“Ketiga perumahan yang kami bangun ini sedari awal memang memiliki tipe rumah berkonsep high end dengan porsi yang cukup besar dalam varian tipe-tipe rumah yang ada. Dengan hadirnya JORR III, kami optimis kecepatan penjualan untuk tipe high end dalam perumahan kami akan semakin baik,” tegas Adhiguna.
MAS GROUP sendiri mengestimasi target kenaikan selling price rata-rata untuk produk di dekat gerbang tol akan terkoreksi naik di kisaran 3–7% seiring berjalannya proyek.
Meskipun optimis, para pelaku industri tidak menutup mata terhadap tantangan krusial yang bisa menghambat timeline pengembangan proyeknya.
Clement menyebut tantangan terbesar biasanya ada di pembebasan lahan dan koordinasi lintas wilayah.
Namun, ia optimis proyek ini akan terealisasi tepat waktu dalam kurun 2–3 tahun ke depan berkat pengalaman pemerintah dan dukungan investor.

Sementara dari sisi pengembang, Adhiguna menekankan tantangan non-teknis terbesar adalah proses perizinan dan sinkronisasi regulasi tata ruang dari pemerintah daerah yang sering memerlukan waktu lebih panjang dari perkiraan.
“Peralihan pemerintahan yang terkadang menyebabkan adanya regulasi-regulasi baru dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pihak developer sehingga akan menambah process time untuk mendapatkan legalitas perizinan yang solid,” kata Adhiguna.
Pengembang berperan mendukung pemerintah dengan menghadirkan kawasan pembangunan terencana—baik area komersil, hiburan, maupun hunian—yang memanfaatkan konektivitas baru seperti JORR III, sehingga memunculkan daya tarik ekstra untuk area-area sekitar.
“Melalui proyek-proyek yang ada, kami pun turut mengembangkan lingkungan yang ramah mobilitas, berkelanjutan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, sekaligus menciptakan ekosistem hunian yang selaras dengan pembangunan infrastruktur nasional,” tutup Adhiguna.
***
Untuk berita santai yang tak kalah seru, mampir juga ke:PropertiPlus.com
*** Baca berita lainnya di GoogleNews
——— KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertiterkini.com/tol-bogor-serpong-ubah-peta-properti-harga-lahan-melejit-40-ini-strategi-pengembang/