RM.id Rakyat Merdeka – Tiga perusahaan Eropa, HDF Energy, NEA South East Asia (NEA SEA), dan GIZ, resmi bekerja sama mengembangkan infrastruktur hidrogen hijau untuk kapal feri di Indonesia. Perjanjian kerja sama ditandatangani dalam Indonesia Sustainability Forum 2025 di Jakarta, Jumat 10 Oktober 2025.
Kerja sama tersebut dilakukan melalui International Hydrogen Ramp-Up Programme (H2Uppp) yang didukung Kementerian Federal Jerman untuk Urusan Ekonomi dan Energi. Tujuan kemitraan ini adalah mengevaluasi peluang pemanfaatan hidrogen hijau untuk mendukung dekarbonisasi transportasi maritim, terutama kapal feri antar-pulau.
Perjanjian kolaborasi ini menjadi tindak lanjut Nota Kesepahaman atau MoU yang ditandatangani pada April 2025. MoU tersebut ditandatangani antara HDF Energy, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, PT PLN (Persero), dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), bekerja sama dengan International Maritime Organization.
MoU tersebut menjadi landasan pelaksanaan studi bersama mengenai retrofit kapal feri penyeberangan antar-pulau. Studi itu dilakukan untuk mengkaji penggunaan teknologi propulsi hidrogen sebagai bagian dari program GreenVoyage2050 milik International Maritime Organization.
Indonesia sebagai negara kepulauan bergantung pada transportasi laut. Salah satu moda transportasi utama masyarakat adalah kapal feri yang melayani rute penyeberangan antar-pulau di berbagai wilayah.
Sebagian besar armada kapal feri di Indonesia masih menggunakan jaringan listrik berbasis mesin diesel. Sistem tersebut memiliki keterbatasan dalam kapasitas daya dan sulit mendukung integrasi energi terbarukan.
Kondisi itu menimbulkan tantangan dalam upaya dekarbonisasi sektor kelistrikan di wilayah kepulauan dan juga sektor maritim nasional. Padahal pengurangan penggunaan diesel dapat memberi banyak manfaat.
Manfaat tersebut antara lain stabilitas biaya energi, peningkatan ketahanan energi lokal, dan perbaikan kualitas udara. Hidrogen hijau dinilai dapat menjadi solusi transisi energi di sektor transportasi laut.
Baca juga : PAAI: AI Jadi Peluang Emas Bagi Agen Asuransi Indonesia
Propulsi kapal berbasis hidrogen menawarkan efisiensi energi untuk rute penyeberangan jarak pendek hingga menengah. Teknologi ini juga dianggap berpotensi mendukung sistem kelistrikan kepulauan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Perjanjian yang dibentuk melalui skema kemitraan publik-swasta atau public-private partnership dalam program H2Uppp berfokus pada pengembangan ekosistem hidrogen hijau. Lingkup kerja meliputi studi rantai nilai produksi, penyimpanan, distribusi, hingga pengisian bahan bakar hidrogen untuk kapal atau bunkering.
Kerja sama ini juga akan meninjau integrasi infrastruktur hidrogen dengan sistem energi pelabuhan dan jaringan listrik wilayah kepulauan. Contoh lokasi kajian berada di rute penyeberangan Kupang–Rote di Nusa Tenggara Timur yang dioperasikan ASDP.
Melalui struktur proyek, dua jalur kerja sama berjalan secara paralel. Jalur pertama adalah kerja sama antara International Maritime Organization, HDF Energy, Kementerian Perhubungan, dan ASDP yang fokus pada retrofit kapal, kesiapan operasional, dan aspek keselamatan.
Jalur kedua adalah kerja sama antara GIZ, HDF Energy, dan NEA SEA. Kerja sama ini berfokus pada studi kelayakan teknis dan ekonomi infrastruktur hidrogen serta pemanfaatan keahlian teknologi dari Jerman.
Kedua jalur program tersebut memiliki tujuan yang sama. Tujuannya adalah mendemonstrasikan kelayakan teknis dan ekonomi kapal feri bertenaga hidrogen di Indonesia dan menarik minat investasi.
Kerja sama ini juga dirancang untuk membangun model penggunaan hidrogen di sektor transportasi laut yang dapat direplikasi untuk wilayah pulau-pulau kecil di Indonesia. Model ini diharapkan dapat diterapkan di daerah lain secara bertahap.
Director for Asia-Pacific HDF Energy yang juga menjabat Presiden Direktur PT HDF Energy Indonesia Mathieu Géze menyatakan, kerja sama ini penting bagi pengembangan energi bersih. Ia menilai kolaborasi ini menjadi langkah konkret transisi energi di Indonesia.
Baca juga : Berkah MotoGP, Kamar Hotel Di Mandalika Ludes
“Kerja sama ini menyatukan keahlian internasional, kepemimpinan nasional, dan implementasi nyata di lapangan,” kata Mathieu Géze dalam keterangan resmi Sabtu (11/10/2025).
“Dengan menggabungkan kekuatan International Maritime Organization, GIZ, NEA SEA, PLN, ASDP, dan Kementerian Perhubungan, kami membuka jalan menuju rute kapal feri bertenaga hidrogen pertama di Indonesia.” sambungnya.
Mathieu Géze menjelaskan, teknologi hidrogen berpotensi menjadi solusi energi bersih untuk wilayah kepulauan. “Ini langkah menuju masa depan maritim yang lebih bersih di seluruh nusantara,” ujarnya.
Director of Energy Programme GIZ Indonesia/ASEAN Lisa Tinschert menuturkan, pihaknya mendukung pengembangan pasar hidrogen di Indonesia. Menurutnya, kolaborasi ini berpotensi menciptakan dampak ekonomi baru.
“Sebagai pusat maritim di kawasan ini, Indonesia menawarkan peluang penting bagi transisi energi,” ujar Lisa.
Melalui H2Uppp, pihaknya mendukung pengembangan proyek hidrogen hijau yang memberikan dampak yang luas. “Kami harapkan memberi manfaat ekonomi dan transfer teknologi,” tuturnya.
Saat ini, HDF Energy tengah mengembangkan 23 pembangkit listrik hidrogen Renewstable di Indonesia Timur. Total investasi proyek tersebut mencapai 2,3 miliar dolar Amerika Serikat.
Fasilitas pembangkit Renewstable menggabungkan tenaga surya dan penyimpanan energi hidrogen untuk menghasilkan listrik bersih yang stabil. Teknologi ini mampu menyediakan pasokan energi tanpa emisi baik siang maupun malam.
Baca juga : Jaga Ruang Demokrasi, Kapolri Dialog Bareng Rocky Gerung Cs
Keunggulan pembangkit tersebut adalah kemampuan menghasilkan hidrogen hijau berbiaya kompetitif sebagai produk sampingan. Hidrogen yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk dekarbonisasi transportasi laut melalui teknologi sel bahan bakar.
Teknologi sel bahan bakar atau fuel cell yang digunakan dikembangkan oleh HDF Energy. Teknologi tersebut dirancang untuk menyediakan solusi propulsi modular berdaya tinggi untuk keperluan maritim.
Inisiatif ini sejalan dengan Peta Jalan Net Zero Emission Sektor Energi Indonesia dan Peta Jalan Nasional Hidrogen. Program ini juga memperkuat ketahanan energi wilayah kepulauan melalui teknologi energi bersih.
H2Uppp adalah program pemerintah Jerman yang mendukung pengembangan pasar hidrogen global. Program ini mendukung proyek kemitraan untuk energi bersih di negara berkembang dan negara berkembang baru.
NEA South East Asia adalah bagian dari NEUMAN & ESSER GROUP, penyedia solusi kompresi dan teknologi transisi energi global. Perusahaan itu berpengalaman lebih dari 190 tahun dalam teknologi gas dan energi.
HDF Energy adalah perusahaan teknologi hidrogen yang berbasis di Prancis. Perusahaan ini berfokus pada energi bersih berbasis hidrogen untuk pembangkit listrik dan transportasi.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.