Stabilitas Keuangan RI Terjaga Meski Tekanan Global Meningkat

Nasional198 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menegaskan bahwa Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia pada triwulan II-2025 tetap terjaga meskipun ketidakpastian global masih tinggi.

Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada konferensi pers di Jakarta, Senin (28/7/2025).

Menurutnya, tekanan eksternal terutama dipicu oleh dinamika negosiasi tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) dengan negara mitra dagangnya, termasuk Indonesia, serta eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Baca juga : KBRI Tokyo: Kabar Pelarangan Pekerja RI di Jepang Tidak Benar

“Dengan telah tercapainya kesepakatan negosiasi tarif resiprokal AS dengan sejumlah negara mitra, termasuk Indonesia, penguatan kewaspadaan dan respons kebijakan yang efektif tetap diperlukan,” ujar Sri Mulyani.

KSSK yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah menggelar rapat berkala KSSK III 2025 pada Jumat (25/7/2025). Rapat tersebut menyepakati pentingnya memperkuat sinergi dan koordinasi antarlembaga, termasuk dengan kementerian/lembaga lain, guna menjaga stabilitas sistem keuangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sri Mulyani menambahkan, ketidakpastian global meningkat sejak April 2025 saat AS mengumumkan kebijakan tarif resiprokal yang direspons China dengan retaliasi. Kondisi makin diperburuk oleh ketegangan di Timur Tengah pada Juni 2025 yang berdampak pada perlambatan ekonomi global, termasuk di AS, Eropa, dan Jepang.

Baca juga : Maqdir Ismail Sebut Replik Jaksa KPK Bertentangan dengan Fakta Sidang Hasto

Meski demikian, KSSK optimistis ekonomi Indonesia tetap tumbuh. “Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2025 diperkirakan tetap terjaga dan menjadi landasan bagi pencapaian target pertumbuhan 2025 di kisaran 5,0 persen,” jelasnya.

Faktor pendukung antara lain konsumsi rumah tangga dan daya beli yang masih positif, ketahanan aktivitas dunia usaha, serta peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menjaga alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

READ  Luna Maya Pernah Dilamar Pria Lain Sebelum Maxime

“Stimulus ekonomi, implementasi program strategis, dukungan bagi sektor prioritas, serta perlindungan untuk sektor rentan terus dijalankan pemerintah,” katanya.

Baca juga : MPR dan LDII Agendakan Kembali Sekolah Virtual Kebangsaan

Di sisi perdagangan, kinerja ekspor tetap kuat dengan surplus neraca perdagangan mencapai 15,38 miliar dolar AS secara year-to-date per Mei 2025, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (13,06 miliar dolar AS per Mei 2024).

Ke depan, pemerintah akan memperkuat bauran kebijakan ekonomi nasional sekaligus aktif menjajaki kerja sama bilateral dan multilateral. “Keberhasilan negosiasi penurunan tarif resiprokal AS untuk Indonesia menjadi 19 persen diperkirakan mampu menopang sektor padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan furnitur,” pungkas Sri Mulyani.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *