Siswa Bisa Pilih Menu, Sanitasi Diperketat

Nasional41 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri, di Pejaten, mampu memproduksi ribuan porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) setiap harinya. Selain kualitasnya bagi, SPPG Polri juga memberi ruang kepada siswa memilih menu favorit mereka. Hal ini pun menuai pujian dari Badan Gizi Nasional (BGN) dan DPR. 

SPPG Polri berlokasi di Jalan Siaga, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dari luar, bangunan putih dengan halaman luas itu tampak seperti kantor pelayanan publik biasa. Namun, begitu masuk, suasananya mirip dapur industri modern. Ruangan luas, mesin pendingin, meja stainless steel, hingga rak penyimpanan tersusun rapi.

Di sisi kiri pintu masuk, ada ruang sortir dan pencucian bahan makanan. Sayur, buah, dan daging yang baru datang langsung ditimbang, disortir, lalu dibersihkan. Setelah itu, bahan dipindahkan ke gudang khusus sesuai kategorinya. Ada gudang buah dan sayur, bahan kering, dan bahan basah. Semua diberi label dan dicatat dengan ketat.

Bergeser ke bagian tengah, berjejer peralatan masak modern. Di sinilah dapur produksi utama yang menjadi jantung SPPG Polri Pejaten. Beberapa koki berseragam putih lengkap dengan penutup kepala sibuk mengaduk sayur dalam panci besar, sementara tim lain menyiapkan lauk dan nasi. Proses memasak diawasi langsung ahli gizi, memastikan menu yang keluar sesuai standar kalori dan gizi program MBG andalan Presiden Prabowo Subianto.

Di pojok lain, ada ruang cuci dan penyimpanan peralatan masak. Rak-rak tinggi berisi panci, wajan, sendok sayur, hingga kotak makanan yang sudah disterilisasi. Semuanya mengkilap, seakan baru keluar dari pabrik. Higienitas memang jadi kata kunci di sini. Kementerian Pertanian bahkan pernah menilai standar kebersihan dapur SPPG Pejaten “luar biasa” dan layak dijadikan role model nasional.

READ  Menko Yusril Minta AS Infokan Perkembangan Terbaru Tersangka Terorisme Hambali

Bangunan seluas 375 meter persegi di atas lahan 1.722 meter persegi itu juga dilengkapi ruang kerja staf, kantor kepala SPPG, ruang ahli gizi, hingga ruang pertemuan kecil. Suasananya lebih formal, dengan meja kerja, komputer, dan papan informasi distribusi makanan.

Baca juga : Akhirnya Ditangkap Polisi: Bjorka Lulusan SMK, Jadi Hacker Otodidak

Setiap pagi, sebelum matahari terbit, dapur SPPG Pejaten sudah sibuk. Target harian mereka mencapai 3.426 porsi makanan yang harus siap sebelum siang. Nasi hangat, lauk pauk, sayur, hingga buah potong dikemas dalam wadah steril lalu diangkut menggunakan mobil boks berpendingin untuk didistribusikan ke 10 sekolah di sekitarnya.

Kepala SPPG Polri Pejaten M. Iqbal Salim menegaskan, sanitasi adalah prioritas utama. Proses pencucian alat masak hingga ompreng (food tray) dilakukan secara berlapis. 

“Wastafel pertama itu air panas dan sabun, untuk melunturkan sisa lemak dan minyak. Wastafel kedua untuk menghilangkan sabun, lalu di wastafel ketiga dibilas dengan air mengalir. Setelah itu, alat dikeringkan dengan oven, sekaligus membunuh bakteri,” jelas Iqbal, Jumat (3/10/2025).

Dia menerangkan, sanitasi di SPPG diawasi rutin oleh Dinas Kesehatan lewat Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL). Selain itu, fasilitas ini mengantongi beragam sertifikat mulai layak higienis sanitasi, ISO 2018, Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Good Manufacturing Practices (GMP), BRC, hingga sertifikat halal.

“Seluruh rangkaian produksi dan distribusi sudah menerapkan SOP dari Badan Gizi Nasional. Kami berkomitmen menjaga kualitas makanan agar tetap higienis, bergizi, dan layak konsumsi,” terang Iqbal.

Selain itu, SPPG yang berada di bawah naungan Polri ini juga menyediakan alat rapid test dalam menguji mutu menu MBG. Mulai memastikan fisik makanan tak berbau, hingga kualitas rasa, agar aman dikonsumsi. 

READ  Harga Emas Naik Jadi Rp 1.938.000 Per Gram

Baca juga : Pemerintah AS Shutdown: Gaji Pegawai Tak Dibayar, Pemasukan Negara Berkurang

Untuk memastikan standar tersebut berjalan, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly ikut meninjau langsung SPPG Pejaten. Dia menyaksikan tahapan produksi mulai dari pencucian peralatan, proses memasak, hingga distribusi makanan. Turut hadir tokoh agama sebagai bentuk transparansi.

“Kami ingin memberikan jaminan kepada masyarakat, khususnya orang tua murid, bahwa makanan yang diproduksi SPPG Polri Pejaten sudah sesuai standar nasional. Anak-anak harus mendapatkan makanan sehat, bergizi, dan aman dikonsumsi,” kata Nicolas.

Dia menambahkan, pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap SPPG di wilayahnya. Selain Pejaten, saat ini tengah dibangun tiga SPPG baru di Pesanggrahan dan Pasar Minggu. 

“Kami berkolaborasi dengan penanggung jawab SPPG serta Dinas Kesehatan untuk pengecekan kualitas air, kebersihan, dan kelayakan fasilitas. Sertifikat kelayakan SPPG Pejaten sedang dalam proses, diharapkan terbit dalam satu hingga dua hari ke depan,” ujarnya.

Tak hanya menjaga higienitas, SPPG juga berinovasi agar siswa tidak bosan dengan menu MBG. Caranya dengan membagikan angket menu yang bisa diisi sesuai selera. 

Pilihan yang ditawarkan beragam. Untuk karbohidrat, ada nasi putih, spaghetti, mi, kentang wedges, nasi kuning, nasi liwet. Untuk protein hewani ada ayam teriyaki, dori saus asam manis, ayam bulgogi, telur semur, ayam semur. Sedangkan untuk protein nabati ada tempe goreng, tempe orek, tahu crispy, dan edamame. Untuk sayur, tersedia capcay, brokoli blanch, sayur bayam jagung, hingga tumis kembang kol. Pilihan buahnya pun lengkap, dari jeruk, pisang, melon, kelengkeng, sampai anggur.

Baca juga : Kecepatan Saya Baru Gigi Tiga, Belum Full Speed Lho

Pembagian angket dilakukan SPPG Polri Pejaten dan Cipinang, masing-masing di 10 sekolah penerima manfaat. “Ditulis makanan favoritnya apa. Nanti dari pihak SPPG akan berusaha memenuhinya,” ujar Nicolas, saat memantau di SDN Jatipadang 1, Jakarta Selatan.

READ  75 Tahun Diplomasi Indonesia Tiongkok Memperkuat Pondasi Membingkai Asa

Sejak mulai beroperasi pada Maret 2025, tata kelola SPPG Polri ini mendapat acungan jempol dari BGN dan DPR. Anggota Komisi IX DPR Irma Suryani Chaniago menyatakan, pengelolaan SPPG Polri patut dijadikan contoh, karena hingga saat ini tidak pernah tercatat ada kasus maupun masalah serius dalam pelaksanaannya.

“Bagi saya, yang terpenting bukan siapa yang menyelenggarakan, apakah itu Polri, TNI, atau pihak lain. Yang lebih utama adalah sejauh mana penyelenggara bisa bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan dapur bergizi gratis ini,” ujar Irma, dalam Rapat Kerja bersama BGN dan Kementerian Kesehatan, di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

Politisi Partai NasDem itu mengungkapkan, informasi yang dia peroleh menunjukkan, Polri saat ini mengelola sedikitnya 600 dapur SPPG di berbagai daerah. “Menariknya, sejauh ini tidak ada satu pun yang berkasus. Artinya, Polri mampu menjaga standar operasional dengan konsisten,” jelasnya.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *