HomeBabby.my.id, (JAKARTA) — Sertifikasi bangunan hijau EDGE dari International Finance Corporation (IFC) telah memberi dampak signifikan selama satu dekade di Indonesia.
Sejak pertama kali diperkenalkan pada 2015, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling aktif mengadopsi EDGE.
Baca Juga: Setara Menanam 24.000 Pohon, Gedung OCBC Space Raih Sertifikasi Green Building EDGE Advanced
Hingga saat ini, lebih dari 200 proyek dengan total luas 4,3 juta meter persegi telah memperoleh sertifikasi EDGE, mencakup bangunan hunian, komersial, hingga fasilitas publik.
Beberapa di antaranya bahkan telah mencapai status Zero Carbon, yang menunjukkan komitmen terhadap masa depan yang rendah emisi dan mendukung target net-zero.
Dalam perayaan 10 tahun program EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies) pada 25 Juli 2025 lalu, IFC bersama Green Building Council Indonesia merilis laporan perjalanan dan pencapaian sektor bangunan hijau di Tanah Air.
Baca Juga: Gedung Permata Bank di Bintaro Raih Sertifikat Green Building dari GBCI
Laporan ini akan diperbarui secara berkala setiap kuartal, sebagai tolok ukur pertumbuhan sektor konstruksi berkelanjutan di Indonesia.
Sertifikasi Bangunan Hijau EDGE Jadi Arus Utama Transformasi Sektor Properti
Bangunan yang telah disertifikasi EDGE di Indonesia diklaim dapat mengurangi emisi karbon dioksida hingga 100.000 ton per tahun—setara dengan menanam lebih dari 1,5 juta pohon.
Tak hanya bangunan modern, gedung bersejarah seperti Masjid Istiqlal di Jakarta pun telah memperoleh sertifikasi akhir EDGE pada April 2022, menjadikannya tempat ibadah pertama di dunia yang mendapat pengakuan keberlanjutan ini.
“Pencapaian ini mencerminkan tren global menuju bangunan yang lebih berkelanjutan dan hemat sumber daya,” ujar Diep Nguyen-van Houtte, Senior Manager untuk Inovasi dan Pengembangan Bisnis di Departemen Bisnis Iklim IFC.
Ia menambahkan, “EDGE telah mendorong transformasi pasar di negara berkembang dengan pendekatan yang praktis, terukur, dan mudah diterapkan.”
EDGE dirancang sebagai platform digital gratis yang memudahkan pengembang menghitung penghematan energi, air, serta energi yang terkandung dalam material bangunan.
Aplikasi ini menggabungkan pemodelan bioklimatik dan data lokal, menjadikannya alat bantu yang efektif dalam pengambilan keputusan desain bangunan berkelanjutan.
Baca Juga: Segera Terapkan Smart Vertical Housing Menuju Net Zero Emission Tahun 2060
Program ini juga sejalan dengan target nasional Indonesia untuk menurunkan emisi karbon sebesar 29 persen pada tahun 2030, melalui reformasi kebijakan dan regulasi di sektor properti dan konstruksi.

Didukung Global, Berdampak Lokal
IFC, sebagai bagian dari Kelompok Bank Dunia, terus mendukung sertifikasi EDGE dengan menggandeng berbagai pihak, mulai dari pemerintah, pengembang, hingga sektor keuangan.
EDGE juga telah mendapat pengakuan dari berbagai lembaga donor internasional, seperti Austria, Kanada, Denmark, Uni Eropa, Finlandia, Jepang, Inggris, dan Swiss.
Banyak proyek di Indonesia kini menjadikan EDGE sebagai standar baru, baik untuk proyek hunian skala besar, hotel, hingga tempat ibadah.
Baca Juga: Perumahan Bersubsidi di Serang Terima Sertifikat Bangunan Gedung Hijau
Kesederhanaan platform EDGE dan fleksibilitasnya dalam berbagai jenis proyek membuatnya kian populer di pasar yang semakin sadar akan pentingnya efisiensi sumber daya.
***
Untuk berita santai yang tak kalah seru, mampir juga ke: PropertiPlus.com
*** Baca berita lainnya di GoogleNews
——— KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertiterkini.com/sertifikasi-bangunan-hijau-edge-capai-43-juta/