Sempat Pisah Sektor, Sarimin-Marisah Kini Satu Hotel Lagi

Nasional223 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Kebahagian terpancar di wajah Kakek Sarimin dan Nenek Marisah, pasangan jemaah haji lanjut usia (lansia) asal Kloter 32 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS-32). Wajah keduanya berseri-seri, senyumnya lebar. Mereka sangat senang karena bisa bersama-sama lagi dalam menjalankan ibadah haji. 

Sebelumnya, Kakek Sarimin dan Nenek Marisah harus terpisah penginapan. Hal itu lantaran ada perbedaan syarikah atau perusahaan penyedia layanan bagi keduanya. 

Kakek Sarimin dan Nenek Marisah tiba di Makkah pada Minggu (18/5/2025) 07.16 waktu Arab Saudi. Nenek Marisa ditempatkan di Sektor 5. Sementara, Kakek Sarimin di Sektor 6. Jaraknya lumayan jauh.

Kakek Sarimin sempat gelisah dengan kondisi ini. Dia tak nyaman jauh dengan istri tercintanya. Apalagi, dia juga tak tahu ke mana dan bagaimana untuk mengunjunginya. 

Kakek Sarimin lalu melapor ke petugas Sektor 6. Setelah berkoordinasi, petugas Sektor 6 mendapatkan informasi hotel tempat menginap Nenek Marisah. Letaknya di Hotel Nomor 509, Sektor 5. Petugas lalu mengantar Kakek Sarimin ke lokasi. Keduanya pun bertemu.

“Senang bisa bareng lagi. Kemarin pisah,” ucap Nenek Marisah, sambil tersenyum lebar, saat berbincang dengan tim Media Center Haji (MCH).

Baca juga : Investasi Masuk 65 T, IKN Tetap Menarik

Kakek Sarimin menyampaikan hal serupa. Dia tidak tega karena istrinya harus sendiri saat melaksanakan rangkaian ibadah haji. “Kasihan kalau terpisah, takut jauh nanti. Sekarang ya senang,” ucapnya, semringah.

Petugas Pelindungan Jemaah (Linjam) Sektor 6 Daerah Kerja Makkah lalu membawa Kakek Sarimin dan Nenek Marisah ke hotel di Sektor 6. Mereka akan menginap di hotel tempat Kakek Sarimin.

Mereka menumpang mobil Toyota Rush putih, kendaraan operasional Petugas Haji Indonesia. Keduanya duduk di kursi tengah. Senyumnya tak berhenti, bahkan ketika mobil mulai berjalan. Senyumnya lebar dan tangannya melambai ke tim MCH.

READ  Hukuman Ekstra Hakim Korupsi

Kebijakan penyelenggaraan haji Arab Saudi tahun ini agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Di tahun sebelumnya, layanan haji berdasarkan kloter. Sedangkan tahun ini berdasarkan syarikah atau penyedia layanan. Tujuannya, untuk memudahkan pergerakan saat menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Dampak dari kebijakan ini, sebagian dari suami-istri atau anak dengan orang tua yang berbeda syarikah harus terpisah hotel.

Menyikapi hal ini, Kementerian Agama (Kemenag) bergerak cepat. Kemenag memastikan, pasangan suami-istri atau orang tua dan anak yang terpisah hotel di Makkah akan disatukan kembali. Kemenag meminta jemaah tidak khawatir tentang penyatuan tersebut.

“Tak perlu khawatir, pasti digabungkan,” tegas Tenaga Ahli Menteri Agama bidang Haji, Umrah, dan Hubungan Internasional, Bunyamin Yapid.

Baca juga : Gibran: Pemuda Jangan Lelah Bersatu, Berkarya, Bergembira

Bunyamin menekankan, persoalan jemaah haji terpisah ini sudah tuntas. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah mengeluarkan Surat Edaran untuk mengatasi hal ini. “Sudah tidak ada masalah,” ujarnya, menekankan.

PPIH Arab Saudi telah menerbitkan Surat Edaran (SE) yang mengatur penggabungan pasangan jemaah haji yang terpisah dalam penempatan di Makkah. Edaran ini ditandatangani Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis M Hanafi yang terbit Sabtu (17/5/2025). 

“Edaran ini diterbitkan dalam rangka memastikan kenyamanan dan kemaslahatan jemaah haji Indonesia, khususnya pasangan suami dan istri, anak dan orang tua, serta jemaah lansia/disabilitas dan pendamping yang saat ini mengalami pemisahan tempat tinggal di Makkah,” terang Muchlis.

Dia menerangkan, dengan pertimbangan kemanusiaan, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi bersama delapan syarikah penyedia layanan bagi jemaah haji Indonesia telah menyetujui agar pasangan yang terpisah dapat digabungkan dalam satu hotel. Tanpa mempersoalkan perbedaan syarikah, dan akan melakukan penyesuaian Kartu Nusuknya.

READ  Rabu Biru Indonesia Bersama Bulog Serap Gabah Petani Sleman

Berkenaan dengan hal ini, dia para ketua Kloter melakukan pendataan terhadap jemaah yang termasuk dalam kategori pasangan terpisah (suami dan istri, anak dan orang tua, lansia/disabilitas dan pendamping), dengan mencantumkan nama jemaah dan identitas syarikah masing-masing. Data tersebut kemudian disampaikan ke Sektor untuk diproses lebih lanjut oleh Daker Makkah dalam rangka penggabungan.

“Bagi jemaah yang sudah berhasil bergabung dengan pasangannya namun belum melapor secara resmi, agar melapor kepada Ketua Kloter untuk diteruskan ke sektor Daker Makkah,” imbau Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag ini

Baca juga : Wali Kota Supian Suri Didukung Koalisi Perubahan Depok Maju

Yang terpenting saat ini, lanjutnya, agar keberadaan pasangan itu tercatat oleh syarikah, dan tidak menimbulkan kendala saat pergerakan dari Makkah ke Arafah pada 8 Dzulhijjah 1446 H.

Muchlis meminta Kepala Daker Makkah bersama seluruh Kepala Sektor agar segera menunjuk penanggung jawab khusus untuk menangani proses penggabungan pasangan jemaah yang terpisah. Ini penting segera dilakukan untuk memastikan koordinasi berjalan efektif dan respons cepat terhadap laporan lapangan.

Sampai saat ini belum ada data pasti jumlah pasangan jamaah yang terpisah dan berapa yang sudah disatukan kembali. Muchlis memprediksi, potensi keterpisahan jamaah ada 2.500 orang atau sekitar 1.250 pasangan. “Sebagian memang sudah ada yang penggabungan secara alami,” pungkasnya.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *