Sekolah Maju Punya Tanggung Jawab Moral Dan Profetik

Nasional16 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq menegaskan, sekolah maju memiliki tanggung jawab moral dan profetik untuk menebarkan praktik baik serta menumbuhkan kepedulian sosial di tengah generasi yang makin individualistik.

Hal itu disampaikan Wamen Fajar saat menjadi pembicara utama dalam Konvensi Nasional VIII SPK Indonesia di Bandung Alliance Intercultural School, Jumat (10/10/2025). Ia mengatakan, fenomena individualisme dan menurunnya kepedulian sosial menjadi tantangan besar dunia pendidikan saat ini.

“Budaya individualistik yang muncul sejak tahun 1990-an kini makin parah dengan adanya media sosial. Jangankan dengan tetangga, dengan kakaknya saja di rumah belum tentu peduli. Bahkan mungkin dengan orang tuanya juga tidak peduli,” ujar Fajar.

Baca juga : Sejarah Baru, PNBP Tilang Kini Bisa Dipakai Polri, Kejaksaan Dan MA

Menurut dia, gejala tersebut menandakan menurunnya tanggung jawab sosial di kalangan anak-anak. Karena itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berupaya membangkitkan kembali kesadaran moral, empati, dan tanggung jawab sosial di dunia pendidikan melalui berbagai program pembentukan karakter, termasuk 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.

Fajar menilai, Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK) sudah memiliki sistem dan metode yang baik dalam membangun karakter, resiliensi, dan tanggung jawab sosial siswa. Ia pun mengajak sekolah-sekolah SPK untuk berbagi praktik baik dengan sekolah lain di sekitarnya.

“SPK bisa menjadi pusat penyebaran praktik baik — baik dalam inovasi pembelajaran, kepemimpinan sekolah, maupun teknologi pendidikan,” katanya.

Baca juga : Menteri Ekraf Resmikan Sekolah Garuda Banua Di Kalimantan Selatan

Lebih lanjut, Fajar menekankan pentingnya nilai tanggung jawab moral dan profetik bagi sekolah-sekolah unggul. “Orang yang maju, yang makmur, punya tanggung jawab moral kepada mereka yang masih di bawah. Itu panggilan profetik yang berlaku di semua agama,” ujarnya.

READ  Hadiri WCD 2025, Tim Ekspedisi Patriot UGM Turun Tangan Bersihin Pantai Di Abdya

Ia berharap, murid-murid SPK dapat tumbuh menjadi manusia Indonesia seutuhnya, yang memiliki wawasan global namun tetap berpijak pada nilai-nilai Pancasila. “Think globally, act locally. Anak-anak kita harus punya wawasan global, tetapi tidak kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia,” tambahnya.

Mengutip pemikir pendidikan Peter Senge, Fajar juga menekankan pentingnya shared vision dan system thinking dalam membangun lingkungan sekolah sebagai organisasi pembelajaran. “Kita harus berbagi visi dan nilai dengan lingkungan sekitar, serta berpikir sistemik agar memahami keterhubungan antar persoalan,” tuturnya.

Baca juga : Pendidikan Jadi Prioritas Presiden Lawan Kemiskinan

Menutup paparannya, Fajar menegaskan bahwa pendidikan yang bermutu dan inklusif merupakan kunci mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. “Kalau ada kemauan yang kuat, kita bisa keluar dari bayang-bayang kecemasan menuju masa depan yang gemilang,” pungkasnya.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *