Sandhya Milik Kita Bersama Jadi Semangat Kolektif Alumni

Nasional10 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Jelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musyda) Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KAUMY) DKI Jakarta, semangat kebersamaan menjadi isu utama yang diangkat para alumni.

Dalam momentum pergantian kepemimpinan ini, muncul refleksi filosofis yang dijadikan landasan bersama: “Mengapa Sandhya milik kita bersama?”

Sandhya, salah satu alumni UMY yang membangun karier dari awal di Jakarta, dianggap sebagai simbol ketekunan dan fleksibilitas.

Dalam konteks KAUMY, nama Sandhya dimaknai bukan hanya sebagai individu, melainkan metafora tentang titik temu alumni dengan latar belakang dan profesi yang beragam.

Baca juga : Risiko Tersembunyi di Persimpangan Jalan

“Sandhya melambangkan jejaring yang terus menarik kesadaran kolektif agar alumni tetap bersatu. Bukan milik satu kelompok, melainkan milik semua alumni,” ujar Bara Pattyradja, penyair sekaligus alumni UMY yang kini aktif di Jakarta, Jumat (3/10/2025).

Bara menekankan, Musyda jangan sampai terjebak pada perebutan kepentingan sempit. Menurutnya, KAUMY lahir dari semangat kolektivitas, sehingga harus menjadi ruang sinergi, bukan sekadar kumpulan alumni sukses dengan ego sektoral.

“Jika Sandhya dimaknai milik bersama, setiap alumni, baik akademisi, profesional, politisi, hingga aktivis sosial, punya hak dan tanggung jawab yang sama. Musyda adalah pembuktian bahwa KAUMY Jakarta mampu merayakan perbedaan pandangan, bukan mempertentangkannya,” ujar Bara.

Menurut Bara, ada dua alasan mendasar mengapa Sandhya harus dipahami sebagai milik bersama. Pertama, alumni UMY di Jakarta memiliki tanggung jawab kontribusi publik.

Baca juga : Perbaikan Beres, Halte TransJakarta Senayan Kini Beroperasi Kembali

“KAUMY tidak boleh menjadi menara gading. Organisasi ini harus melahirkan program nyata yang bermanfaat untuk masyarakat dan sesuai dengan khittah Muhammadiyah,” ucapnya.

Kedua, kekuatan jaringan. Bara menilai, potensi terbesar KAUMY adalah jejaring alumni. “Kalau Sandhya hanya dikuasai satu kelompok, kekuatannya akan terfragmentasi. Sebaliknya, jika jadi wadah sinergi, peluang kolaborasi akan lebih besar dan bermanfaat bagi banyak pihak,” tuturnya.

READ  Agar Lebih Cepat Terintegrasi Bamsoet Pembentukan Badan Penerimaan Negara Perlu Pendekatan Omnibus Law

Musyda KAUMY Jakarta yang akan segera digelar diharapkan mampu mengakhiri friksi internal. Siapa pun yang terpilih sebagai ketua, kata Bara, harus mampu menjadi pemersatu seluruh alumni.

“Mandat utama ketua baru adalah menyatukan narasi ‘kita’ di atas narasi ‘saya’ atau kelompok. KAUMY Jakarta butuh kepemimpinan progresif, yang mengayomi, bukan mendominasi,” tegasnya.

Baca juga : Jaga Sekolah Rakyat Dari 3 Dosa Besar Pendidikan

Bara berharap Musyda kali ini dapat melahirkan kepemimpinan yang membawa KAUMY semakin berkemajuan, memberi kontribusi nyata bagi almamater, Muhammadiyah, dan masyarakat Jakarta.

“Sandhya adalah simbol persatuan. Dengan semangat ‘Milik Kita Bersama’, KAUMY Jakarta akan tumbuh dalam keadaban dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang,” pungkasnya. 


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *