Rumah Subsidi di Atas Stasiun LRT atau MRT Dinilai Ideal bagi Gen Z dan Milenial

Infrastruktur4 Dilihat

Jakarta, propertyandthecity.com – Di tengah lonjakan harga tanah di perkotaan dan daya beli yang terbatas, rumah subsidi menjadi opsi krusial bagi generasi muda yang ingin memiliki hunian pertama. Namun, lokasi kini menjadi kunci—terutama kawasan yang terintegrasi dengan transportasi publik seperti stasiun MRT, LRT, atau KRL.

CEO Leads Property Services Indonesia, Hendra Hartono, menilai hunian di atas simpul transportasi publik adalah solusi ideal bagi generasi Z dan milenial akhir. “Dengan gaya hidup yang mobile dan efisien, mereka membutuhkan hunian yang terhubung langsung dengan MRT atau LRT,” ujar Hendra, seperti dilansir kompas.com, (22/06/2025).

Menurut Hendra, kawasan seperti Lebak Bulus, Blok M, hingga Dukuh Atas, menjadi lokasi potensial karena memungkinkan mobilitas cepat menuju pusat bisnis tanpa kendaraan pribadi. “Dulu orang beli motor dulu baru rumah. Sekarang, Gen Z bisa alokasikan langsung untuk apartemen di atas MRT,” ujarnya.

Contohnya, perjalanan dari Lebak Bulus ke Sudirman hanya memakan waktu 15–20 menit dengan MRT. Bandingkan dengan perjalanan menggunakan mobil pribadi yang bisa memakan waktu hingga satu jam pada jam sibuk.

Reduksi Biaya Hidup dan Efisiensi Ruang

Hendra menyebut hunian vertikal bersubsidi dengan luas 18–36 meter persegi yang dibangun tepat di atas atau dekat simpul transportasi memiliki nilai strategis. Selain harga tanah yang lebih masuk akal dibandingkan kawasan pinggiran seperti Tenjo atau Cikampek, biaya transportasi pun dapat ditekan.

“Bagi pekerja dengan upah minimum provinsi (UMP) Jakarta Rp6–8 juta, biaya transportasi bisa mencapai Rp4 juta per bulan jika bergantung pada kendaraan pribadi,” katanya. “Kalau transportasi murah, Gen Z bisa alokasikan untuk cicilan KPR.”

Menurut Hendra, apartemen kecil yang berada dalam kawasan transit-oriented development (TOD) juga sesuai dengan gaya hidup “grab-and-go” generasi muda. Mereka tidak memerlukan fasilitas besar seperti lahan parkir atau co-working space. Cukup dengan keberadaan convenience store dan laundry koin di stasiun.

READ  BCA Siap Salurkan CSR untuk Rehabilitasi 15.000 Rumah Dinas TNI AL

Baca Juga: Tahukah Anda di Mana Lokasi Tanah Termahal di Indonesia? Ini Daftarnya, Tembus Rp300 Juta per Meter!

Tantangan TOD: Integrasi Lemah dan Tarif Belum Holistik

Meski konsep TOD menjanjikan efisiensi dan keberlanjutan, implementasinya masih terkendala. Beberapa stasiun MRT, LRT, dan KRL di Jakarta belum terhubung langsung dengan hunian, dan sistem tarif antar moda belum terintegrasi penuh.

“Contohnya, kereta bandara hanya datang setiap satu jam. Idealnya, 15 menit seperti di Jepang,” kata Hendra.

Ia mendorong pemerintah mempercepat pembangunan rumah subsidi vertikal di titik-titik strategis seperti Blok M, Halim, dan Lebak Bulus, sebagai bagian dari ekosistem TOD yang efektif. “Gen Z tidak butuh rumah di Cikampek. Mereka butuh apartemen yang terjangkau dan langsung terkoneksi dengan kota.”

Pemerintah, kata Hendra, perlu melihat hunian bukan hanya sebagai tempat tinggal, melainkan juga sebagai bagian dari sistem mobilitas urban. “Kalau transportasinya efisien dan tarifnya bersatu, TOD bisa jadi jawaban untuk urban housing masa depan,” tegasnya. (*)

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/rumah-subsidi-di-atas-stasiun-lrt-atau-mrt-dinilai-ideal-bagi-gen-z-dan-milenial/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *