Riset BRIN Bongkar Krisis Air IKN: Hanya 0,5 Persen

Infrastruktur19 Dilihat

Jakarta, propertyandthecity.com – Sejak awal, banyak pihak mengingatkan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, rawan krisis air. Kini peringatan itu mendapat konfirmasi ilmiah dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Walau di sisi lain, suara mesin bor dan deru truk masih riuh di kawasan inti Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang menandakan IKN terus berproses pembangunan. Gedung Istana Negara mulai berdiri, jalan protokol dirapikan, dan para pekerja dikejar tenggat: Nusantara harus berfungsi sebagai “ibu kota politik” pada 2028. Target ini sudah dikunci Presiden Prabowo Subianto lewat Perpres No. 79/2025.

Namun di balik ambisi itu, muncul pertanyaan mendasar: Apakah kota sebesar IKN bisa hidup tanpa air?

Temuan BRIN: Air Hanya 0,5 Persen

Hasil kajian terbaru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberi alarm keras. Dikutip dari laman brin.go.id, (24/09/2025), Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Laras Toersilowati, menggunakan metode artificial neural network (ANN) untuk memprediksi ketersediaan air di IKN dan sekitarnya. Hasilnya mencengangkan:

  • Air tinggi (HW): 0,51%
  • Air vegetasi (VW): 20,41%
  • Non-air (NW): 79,08%

“Air cuma 0,5%. Kalau vegetasi jadi bangunan, ketersediaan air berkurang lagi. Ya memang nggak cocok untuk hunian,” kata Laras saat memaparkan hasil penelitian terbaru terkait pemanfaatan data satelit dalam menganalisis perubahan iklim perkotaan di Indonesia, dalam acara Ocean Indonesia and Atmosphere Training Workshop, di BRIN Bandung.

BRIN menegaskan, kondisi ini bukan sekadar statistik. Jika pembangunan terus dikebut tanpa strategi adaptasi, IKN berpotensi menghadapi krisis air bersih sejak awal dihuni.

Baca Juga: Hingga September 2025, Realisasi Rumah Subsidi Capai 221.047 Unit

READ  Begini Cara Mencairkan JHT 30 Persen untuk Kredit Rumah

Danau Buatan, Solusi Instan yang Rapuh

Pemerintah menyiapkan danau buatan sebagai jawaban. Tetapi, para peneliti pesimistis. Danau bisa menimbulkan genangan berlebih, sementara sumber air alami tetap minim. Ini ibarat menutup lubang besar dengan plester tipis.

“Ketersediaan air di IKN menjadi isu penting. Jika tidak diantisipasi sejak awal, pembangunan besar-besaran dapat berhadapan dengan risiko krisis air,” terang Laras.

Kalimantan Timur: Dari Hutan ke Kekeringan

BRIN bersama BMKG dan ITB juga menemukan, Kalimantan Timur rentan kekeringan parah hingga ekstrem, baik pada periode 2002–2022 maupun proyeksi 2023–2033. Ketua Tim Peneliti, Erma Yulihastin, menyebut kota-kota besar di Kaltim — termasuk Balikpapan, Samarinda, hingga IKN — berada di jalur risiko.

“Jika Kaltim tak segera disiapkan mitigasi terbaik jangka panjang, persoalan bisa memburuk,” tegas Erma.

Data proyeksi Land Use Land Cover (LULC) menunjukkan perubahan tutupan lahan dari hutan menjadi perkebunan naik 2,1 persen (2023–2033). Artinya, penurunan kapasitas alam menyimpan air kian nyata.

Ambisi Politik vs Realitas Ekologi

Meski peringatan ilmiah makin keras, pemerintah tetap mengucurkan Rp48,8 triliun untuk pembangunan tahap kedua IKN. Fokusnya: gedung legislatif, yudikatif, dan infrastruktur penunjang agar target 2028 tercapai.

Kontradiksi ini mengundang kritik. Bagaimana mungkin kota yang digadang sebagai simbol modernitas justru berdiri di atas lahan dengan ketersediaan air nyaris nol?

Istilah “ibu kota politik” bisa jadi hanya label politik, sementara realitas ekologinya berpotensi menjadikan Nusantara sebagai “ibu kota krisis”.

Dilema Nusantara

Sejak awal, IKN dijanjikan sebagai kota berkelanjutan. Namun, hasil riset menunjukkan arah sebaliknya: krisis air, risiko kekeringan, dan degradasi tutupan lahan.

Publik kini berhak bertanya: apakah Nusantara sedang dibangun sebagai kota layak huni, atau sekadar monumen politik lima tahunan? (*)

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/riset-brin-bongkar-krisis-air-ikn-hanya-05-persen/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *