PWNU Jakarta Dukung Larangan Ondel-ondel Untuk Mengamen

Nasional20 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Lutfi Hakim mengapresiasi kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung yang melarang penggunaan ondel-ondel sebagai sarana mengamen.    

Ketua Forum Betawi Rempug (FBR) ini menilai, langkah tersebut penting untuk menjaga marwah budaya Betawi dari reduksi nilai yang hanya berorientasi pada ekonomi recehan semata.

“Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Gubernur,” ujar Lutfi kepada wartawan, Rabu (4/6/2025)    

Baca juga : Serikat Pekerja Pertamina Dukung RUPS Yang Transparan Dan Independen

Dia menyatakan, bahwa ondel-ondel adalah ikon budaya Betawi yang sudah diatur dalam Pergub Nomor 11 Tahun 2017. Oleh karena itu, ia menganggap penggunaan ondel-ondel sebagai alat untuk mengamen merupakan bentuk degradasi terhadap simbol budaya Betawi. 

“Ondel-ondel itu bukan properti hiburan jalanan. Ini warisan budaya, bukan komoditas recehan,” tambahnya.   

Tokoh Betawi ini  juga menilai fenomena ondel-ondel jalanan bukan sekadar permasalahan budaya, tetapi juga menyentuh isu perlindungan anak. 

Baca juga : Hari Ini, Jaksa Kejagung Bacakan Tuntutan untuk Zarof Ricar

Pegawai Negeri Sipil di Departemen Agama periode 2004 sampai 2011 ini menegaskan, bahwa banyak pengamen ondel-ondel melibatkan anak-anak di bawah umur.    

“Ini bukan hanya degradasi budaya, tapi eksploitasi anak. Sebuah tindakan kriminal yang harus jadi perhatian bersama,” katanya.   

Untuk mencegah praktik serupa terulang, Lutfi mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menginventarisasi para pelaku pengamen ondel-ondel.    

Baca juga : HUT Ke 498 Kota Jakarta, Bank DKI Dukung Pencanangan Blok M Oleh Gubernur Pram

“Mereka perlu dibina, bukan hanya disosialisasikan. Tanpa pembinaan, larangan ini tidak akan efektif,” kata dia.   

READ  Kawal Haji 2025 Itjen Kemenag Serahkan Mitigasi Risiko Layanan Armuzna

Ulama Jakarta ini juga menyoroti adanya pihak-pihak yang disebut sebagai “bos” yang mengorganisir dan mengkapitalisasi anak-anak sebagai pengamen ondel-ondel. Kiai Lutfi mendesak Pemprov untuk turut mendata dan memberikan pendekatan persuasif terhadap mereka.    

“Beri mereka pemahaman, sekaligus dorongan untuk transformasi ekonomi kreatif. Jangan hanya melarang, tapi beri solusi,” pungkasnya.

 


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *