Presiden Donald Trump Menerapkan Tarif Resiprokal

Infrastruktur61 Dilihat

Ketegangan antara Amerika Serikat dan China kembali memanas seiring wacana Presiden Donald Trump untuk menerapkan tarif resiprokal terhadap sejumlah negara mitra dagangnya. Langkah ini menuai dampak yang turut dirasakan oleh negara lain seperti Indonesia, termasuk di dalamnya sektor industri bahan bangunan.

Menurut Marco Chendra, CEO PVD Paint, perang dagang yang kembali digulirkan oleh Trump bukan hanya persoalan ekonomi semata, melainkan strategi geopolitik yang berimbas pada lanskap bisnis global. “Perang dagang yang diumumkan oleh Presiden Trump ini membuat seluruh dunia kaget, tapi harus kita sikapi dengan kepala dingin. Efeknya terhadap Indonesia juga sangat beragam,” ujar Marco kepada majalah Synergy Indonesia, Sabtu (12/4/2025).

Ia menilai bahwa kebijakan tarif 32% yang dikenakan kepada produk Indonesia sangat tidak berdasar dan cenderung bersifat koersif, “Presiden Trump ini tidak menggunakan ilmu ekonomi, tapi lebih ke sistem paksa. Mereka sadar mereka adalah customer besar di,dunia,” tambahnya.

Marco menekankan bahwa meskipun peta bisnis global pasti berubah, hal ini tidak serta merta menjadi malapetaka bagi semua sektor. Ia melihat bahwa perang tarif lebih sebagai taktik negosiasi ulang secara global ketimbang upaya mematikan perdagangan internasional. “Trade war ini hanyalah salah satu taktik untuk menjadi pembahasan global dan mereka mau US didengarkan oleh semua negara,” tambahnya.

Bagi sektor bahan bangunan, dampak tidak langsung dari perang tarif mulai terasa. Selain fluktuasi kurs yang menekan harga bahan impor, ancaman resesi global bisa memukul permintaan. “Efeknya global, dan ada kecenderungan beberapa negara bisa memasuki resesi di mana harga-harga naik dan tidak ada permintaan,” jelas Marco.

Baca Juga, Menjalankan BSC Dan OKR Secara Paralel

Dalam menghadapi tantangan ini, PVD Paint mengambil langkah agresif namun terukur. “Kami melipat gandakan budget marketing untuk mencari konsumen baru, dan tetap konsisten meluncurkan produk produk baru sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar,” ungkap Marco. Upaya ini dilakukan untuk menjaga pendapatan dan menekan beban biaya tetap (fixed cost) yang kian memberatkan.

READ  6 Taman di Jakarta Bakal Dibuka 24 Jam, Ada Penampilan Seniman Budayawan

Selain itu, Marco menekankan pentingnya membuka pasar non-AS sebagai langkah diversifikasi. “Dunia akan membentuk equilibrium baru dalam 6 – 24 bulan ke depan. Jangan agresif untuk ekspansi, tapi cerdas dalam melihat peluang pasar baru,” sarannya.

Marco juga menyoroti pentingnya dukungan kebijakan dari pemerintah. Ia mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto, yang menghapus kuota impor barang, sebuah langkah yang menurutnya dapat memperbaiki distribusi dan menekan praktik monopoli kelompok tertentu.

“Langkah Pak Prabowo untuk menghilangkan kuota semua barang menurut saya sudah benar, karena kuota itu sering disalahgunakan,” ujarnya. Namun, ia juga mengingatkan bahwa di tengah krisis global ini, fokus pemerintah harus tepat.

Industri bahan bangunan Indonesia memasuki masa penuh ketidakpastian. Meski terdampak secara tidak langsung, sektor ini harus adaptif, inovatif, dan proaktif dalam menyikapi gejolak perdagangan internasional. Bagi pelaku industri, ketahanan dan kelincahan menjadi kunci untuk bertahan di tengah ombak besa bernama perang tarif global.

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/presiden-donald-trump-menerapkan-tarif-resiprokal/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *