Pipa Tua Jaman Belanda Bikin PAM Jaya Tekor Rp 1 Triliun Saban Tahun

Nasional10 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – PAM Jaya mengaku selalu tekor Rp 1 triliun per tahun akibat masih menggunakan pipa distribusi berkarat yang tertanam dari jalan Belanda.

Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin mengatakan, jaringan pipa yang sudah menua menjadi masalah serius bagi PAM Jaya. Sebanyak 70 persen pipa berusia 25–40 tahun, sebagian besar bukan food grade dan rawan bocor.

Untuk menutup celah itu, PAM Jaya mempercepat inovasi. Empat instalasi pengolahan air (IPA) baru sedang disiapkan di Semanan, Muara Karang, Condet, dan Kanal Banjir Barat 2. Selain itu, teknologi water purifier juga diluncurkan agar air tetap layak minum meski melewati pipa lama.

“Air perpipaan PAM hanya Rp 1 per liter, sangat murah dibanding air kemasan. Kami ingin masyarakat beralih,” tegasnya.

Baca juga : PWNU Jakarta Ingin PAM Jaya Tetap Utamakan Pelayanan Publik

“PAM Jaya tidak mengambil air tanah, hanya mengolah air permukaan. Kami bekerja siang malam untuk mengakhiri ketergantungan warga pada air galon dan gerobak. Target 2029 harus tercapai,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Firdaus Ali, menegaskan pentingnya transformasi tata kelola air di ibu kota.

“Jakarta dengan 13 sungai dan 76 anak sungai, tak satu pun yang layak jadi air baku. Semua tercemar limbah,” katanya.

Firdaus menyoroti rendahnya cakupan layanan air perpipaan.

Baca juga : Ungguli Kuala Lumpur dan Bangkok, Jakarta Top 17 Transportasi Publik Terbaik

“Pipanya ada, tapi airnya sering tidak mengalir,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan tingginya tingkat kehilangan air di Jakarta. Tingkat non revenue water (NRW) di Jakarta mencapai 45–47 persen. Angka itu salah satu yang terburuk di dunia bagi kota dengan populasi di atas lima juta jiwa.

READ  Pacu Daya Saing Industri, Kemenperin Gelar Indonesia 4.0 Expo 2025

“Kalau ada gangguan di Kali Malang, maka suplai 81 persen air Jakarta berhenti total. Itu jelas berbahaya bagi keamanan layanan air ibu kota,” tambahnya.

Lebih lanjut, transformasi PAM Jaya menjadi Perseroda bukanlah bentuk privatisasi. Dia juga memperingatkan, Kalau tidak bergerak cepat, jangan sampai tahun 2050 garis pantai sudah bergeser ke Harmoni. Solusinya jelas percepat layanan air perpipaan, kurangi kebocoran, dan perkuat sistem pertahanan pesisir.

Baca juga : Pendanaan Kopdes Merah Putih Capai Rp16 Triliun Dari Pengalihan TKD

“Tidak ada hubungannya dengan swastanisasi. Kendali penuh tetap ada di PAM Jaya. Justru ini kesempatan untuk membangun trust publik melalui tata kelola yang terbuka,” tegasnya.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *