Pertemuan Trump-Putin Di Alaska Belum Hasilkan Kompromi Substansial

Nasional16 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Analis Geopolitik Kementerian Pertahanan Kolonel Dedy Yulianto menilai pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada KTT Alaska belum menghasilkan kesepakatan substansial, meskipun keduanya sepakat untuk melanjutkan dialog perdamaian terkait konflik Ukraina.

“Pernyataan bersama dari kedua pemimpin tidak menunjukkan adanya janji, konsesi, atau kompromi konkret. Namun, tersirat sejumlah isu strategis yang menjadi kepentingan utama Kremlin,” kata Kolonel Dedy, dalam keterangan tertulis, Rabu (27/8/2025).

Menurut Dedy, Rusia kemungkinan menginginkan pengakuan kedaulatan atas wilayah yang saat ini mereka kuasai, termasuk Krimea, Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson.

“Kesepakatan tersirat semacam ini jelas tidak dapat diterima oleh Kyiv (Ukraina) karena menyangkut kedaulatan negara,” ujarnya.

Baca juga : FPPI: Pembaruan RUU KUHAP Harus Hadirkan Hukum Substansial dan Berkeadilan

Dedy menambahkan, pertemuan tersebut disambut dingin oleh Eropa dan Ukraina.

“Hasil utama KTT Alaska menunjukkan arah perundingan lebih banyak ditentukan oleh Washington dan Moskow, bukan oleh Eropa,” jelasnya.

Pada Senin (18/8/2025), Trump melanjutkan pembicaraan di Gedung Putih dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan sejumlah pemimpin Eropa. Agenda utama adalah membahas jaminan keamanan Ukraina pascaperang.

Namun, menurut Dedy, gagasan menempatkan pasukan pengaman Eropa dengan dukungan udara Amerika dinilai tidak realistis.

Baca juga : Pertamina Goes To Campus Hadir Di Brisbane Australia

“Jika dipaksakan, justru akan membuat penyelesaian damai semakin sulit dan meningkatkan risiko konflik lebih luas,” tegasnya.

Dia menekankan jaminan keamanan bagi Ukraina hanya mungkin diterima Rusia jika melibatkan kekuatan besar lain, termasuk China.

“Hal ini menunjukkan bahwa perundingan ke depan akan sangat kompleks, dengan kemungkinan pertemuan trilateral antara Trump, Putin, dan Zelensky pada akhir Agustus atau awal September,” tutur pria yang juga Analis Madya Humas di Kementerian Pertahanan itu.

READ  Jakarta Serius Cetak Atlet Berprestasi

“Ini tidak mudah dan mungkin tidak adil, tetapi itulah yang dibutuhkan untuk mengakhiri perang,” pungkas Dedy.

Baca juga : Pasca Pertemuan Putin & Trump Di Alaska,
Rusia Tak Tutup Pintu Dialog

Diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin menggelar pertemuan di Alaska pada Jumat (15/8/2025) waktu setempat. Mereka juga menggelar konferensi pers selepas pertemuan bilateral yang berlangsung kurang lebih empat jam.

Pertemuan ini digelar untuk membahas perang Rusia-Ukraina dan disebut menyinggung situasi global.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *