Perkuat Transisi Energi Hijau, PLN EPI Luncurkan Rebranding Bioenergi

Nasional15 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) melakukan rebranding dari “Biomassa” menjadi “Bioenergi”.

Langkah ini menandai perubahan paradigma perusahaan dari sekadar pengelola limbah menjadi penggerak ekosistem energi hijau terintegrasi, sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Direktur Utama PLN EPI Rakhmad Dewanto mengatakan, perubahan nama ini bukan sekadar kosmetik, melainkan bagian dari strategi memperluas cakupan kerja perusahaan.

“Rebranding dari biomassa ke bioenergi cukup strategis. Biomassa selama ini dikonotasikan dengan limbah dan deforestasi. Dengan nama baru, kita ingin menegaskan bahwa cita-cita kita bukan hanya mengumpulkan limbah dan membakarnya, tetapi mengeksplorasi potensi bioenergi yang jauh lebih luas seperti biogas, hidrogen hijau, hingga kemitraan dengan desa dan industri,” ujar Rakhmad di Jakarta.

Baca juga : Dorong Efisiensi Energi, PGNCOM Siapkan Strategi Dekarbonisasi Data Center

Rakhmad menjelaskan, PLN EPI menargetkan pengembangan ekosistem pasokan bioenergi yang berkelanjutan. Berdasarkan peta jalan (roadmap) perusahaan, pada 2030 PLN EPI berkomitmen memasok hingga 10 juta ton biomassa dan 2.957 BBTU biogas, serta mendorong dedieselisasi sebesar 16,2 megawatt di berbagai daerah.

Total kontribusi reduksi emisi dari program ini diproyeksikan mencapai 12–14 juta ton CO₂ ekuivalen, atau sekitar 3–4 persen dari target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) sektor ketenagalistrikan 2030.

Direktur Biomassa PLN EPI Hokkop Situngkir menambahkan, rebranding ini merupakan hasil evaluasi dari capaian Biomassa PLN EPI selama tiga tahun terakhir.

Menurutnya, potensi bioenergi di Indonesia sangat besar, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.

Baca juga : BP Tapera Apresiasi Kinerja Bank Penyalur & Pengembang FLPP

“Pasar bioenergi terbuka luas. Pelet kayu di Indonesia digunakan untuk cofiring pembangkit, sementara di luar negeri justru dimanfaatkan untuk pemanas rumah tangga dan industri kuliner,” ujarnya.

READ  SIM Keliling Bogor Senin 16 Juni, Hadir Di Mall BTM

Selain itu, lanjut Hokkop, pengembangan biogas dan waste-to-energy berbasis kemitraan dengan koperasi dan perkebunan dapat menjadi solusi bagi penyediaan listrik desa dan pengurangan emisi karbon.

Hingga kini, PLN EPI telah memasok sekitar 1,6 juta ton biomassa, jumlah terbesar di antara korporasi sejenis.

Namun, untuk melangkah lebih jauh, menurut Hokkop, dibutuhkan semangat baru melalui rebranding.

Baca juga : BP Tapera Apresiasi Kinerja Bank Penyalur Dan Asosiasi Pengembang

“Bioenergi bukan hanya soal limbah, tapi energi hijau yang bersih, modern, dan siap pakai. Dengan cara pandang baru, bioenergi harus diposisikan sejajar dengan batu bara dan gas, bukan sekadar limbah,” katanya.

Dengan rebranding ini, PLN EPI memantapkan peran sebagai penggerak solusi energi hijau yang menyatukan rantai pasok, teknologi, inovasi, dan pemberdayaan ekonomi lokal.

“Potensinya luar biasa. Jika ekosistemnya dipersiapkan dengan baik, angka 10 juta ton pasokan bioenergi bukan mustahil tercapai. Kuncinya ada pada keberanian kita mengubah cara pandang dan menjadikan bioenergi sebagai motor transisi energi Indonesia,” ujar Hokkop.

Langkah ini mempertegas posisi PLN EPI sebagai bagian penting dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional sekaligus mendukung agenda keberlanjutan global.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *