Peningkatan Sektor Properti di Tiga Bulan Pertama 2025: Simak Fakta Menarik Ini!

HomeBabby.my.id, (JAKARTA) — Laporan dari Colliers Indonesia menyoroti dinamika sektor properti Indonesia selama kuartal pertama 2025.

Meskipun masih dibayangi ketidakpastian ekonomi global dan dalam negeri, beberapa subsektor menunjukkan performa positif, sementara yang lain menghadapi tantangan yang cukup serius.

Baca Juga: Gangguan Keamanan di Kawasan Industri Penghambat Investasi, Awas Investor Minggat!

Laporan ini menyajikan gambaran menyeluruh tentang kondisi pasar di Jakarta dan Bali, mencakup perkantoran, apartemen, ritel, hotel, dan sektor industri.

Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia, mengatakan bahwa, faktor eksternal seperti perang dagang tidak langsung berdampak ke sektor properti, namun perlambatan ekonomi sebagai akibatnya tetap menjadi perhatian utama.

“Yang dikhawatirkan dari perang dagang ini adalah perlambatan ekonomi di Indonesia. Selama ini, Indonesia memang menggenjot ekspor ke negara lain, namun secara historis, kebanyakan komoditi atau barang-barang yang diekspor belum menjadi barang jadi, sehingga nilainya pun tidak terlalu tinggi,” katanya.

Baca Juga: Padma Hotel Bandung Tutup Sementara Setelah 16 Tahun Ikon di Dataran Tinggi Ciumbuleuit

Ferry menambahkan, “Berkurangnya ekspor akan menyebabkan beban bagi negara. Jika pemasukan negara berkurang, hal ini akan mempengaruhi ekonomi kita. Dengan kondisi ekonomi yang menurun, sektor properti Indonesia juga akan terkena dampaknya.”

Potensi Besar di Sektor Properti Industri dan Ritel, Sementara Hotel dan Apartemen Perlu Adaptasi

Salah satu peluang terbesar untuk pasar di Indonesia terletak di sektor industri. Relokasi pabrik dari China ke negara dengan biaya produksi lebih murah, termasuk Indonesia, dapat menjadi pendorong pertumbuhan sektor ini, terutama di bidang elektronik, tekstil, dan otomotif.

Sementara itu, sektor ritel menunjukkan dualitas. Meski pemilik toko di segmen menengah ke bawah masih berhati-hati akibat melemahnya daya beli, pusat perbelanjaan tetap berkembang.

READ  Industri Jasa Konstruksi Tumbuh di 2024, Ini Faktor Utamanya!

Baca Juga: Metland Blanjaproperti 2025 Tawarkan Inovasi Digital, Targetkan Rp100 Miliar Penjualan

perkantoran di jakarta, tren pasar properti,
Hunian dan Perkantoran di Jakarta. (Foto: Pius/HomeBabby.my.id)

Penyewa baru yang menghadirkan konsep hiburan, digital interaktif, dan kuliner menarik lalu lintas pengunjung. Pemilik properti pun merespons dengan strategi sewa fleksibel dan harga kompetitif.

Kondisi berbeda dialami sektor hotel dan apartemen. Pasar perhotelan di Jakarta mengalami titik terendah pada awal 2025, dipicu lambatnya aktivitas bisnis dan bulan Ramadhan.

Efisiensi anggaran pemerintah turut memberi tekanan signifikan, terutama bagi hotel yang bergantung pada acara dan kegiatan instansi pemerintah.

Baca Juga: Alasan Kamu Wajib Kunjungi Paramount Petals Property Expo 2025: Banyak Promo dan Penawaran Menarik!

Sektor apartemen juga masih tertahan meskipun pemerintah memberikan insentif berupa pembebasan PPN.

Penjualan masih stagnan karena insentif lebih berdampak pada rumah tapak. Para pengembang kini fokus menyelesaikan proyek lama dibanding meluncurkan proyek baru.

Strategi dan Inovasi Jadi Kunci Bertahan di Tengah Tantangan

Untuk sektor perkantoran, permintaan pada Q1 2025 sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, namun tekanan ekonomi membuat penyewa ragu berkomitmen jangka panjang.

Pemilik gedung mulai menerapkan fleksibilitas dalam biaya sewa, jangka waktu kontrak, hingga desain ruang kerja.

Baca Juga: Patih Indo Travel Fair Hadir di ITC Permata Hijau, Kolaborasi Indonesia-Uzbekistan Tawarkan Promo Wisata Halal

Laksana Business Park, kawasan industri, kawasan pergudangan, jual gudang, pergudangan modern,
Laksana Business Park dikembangkan di lahan seluas 1.200 hektare, merupakan kawasan industri dan pergudangan terbesar di utara Kabupaten Tangerang dan sisi barat Jakarta. (Dok. Agung Intiland)

“Integrasi fitur ramah lingkungan dan konsep bangunan hijau bisa menjadi keunggulan kompetitif di masa depan,” tambah Ferry.

Dengan meningkatnya perhatian terhadap ESG (Environmental, Social, and Governance), gedung-gedung yang menerapkan prinsip keberlanjutan akan lebih menarik bagi penyewa internasional.

Di sisi lain, pengelola hotel di Bali menghadapi dilema serupa. Meskipun pasar wisatawan rekreasi tetap ada, sektor MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) terdampak efisiensi anggaran pemerintah.

READ  Kementerian PKP Ajak PT KAI Manfaatkan Lahan di Stasiun Manggarai Untuk Kawasan Permukiman

Baca Juga: Berawal dari Candaan Sang Ayah, Kini Iwan Sunito Kelola Proyek Hingga Rp25 Triliun

Strategi diversifikasi pasar dan kolaborasi dengan agen perjalanan serta maskapai menjadi penting untuk menjaga keberlangsungan bisnis.

***
Baca berita lainnya di GoogleNews

———
KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]

– Advertisement –

Demo Below News

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertiterkini.com/sektor-properti-di-tiga-bulan-pertama-2025/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *