Pendidikan Karakter dan Masa Depan Generasi Bangsa

Nasional595 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Fungsi utama pendidikan sejatinya bukan semata untuk mencetak tenaga-tenaga profesional siap pakai dan mudah terserap di pasar kerja. Memang sudah seharusnya lembaga pendidikan membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas supaya mereka tidak menjadi ‘pengangguran profesional.’

Namun, yang tak kalah pentingnya dan termasuk yang paling prinsipil adalah pendidikan harus mampu membangun karakter anak dididik. Pendidikan karakter ini poin paling penting dalam dunia pendidikan, karena untuk melahirkan manusia-manusia yang utuh dan berintegritas.

Pendidikan karakter merupakan fondasi utama dalam menyiapkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara moral, sosial dan spiritual. Karena begitu vitalnya, pendidikan karakter harus diterapkan sejak dini pada anak didik.

Justru di usianya yang masih kanak-kanak, anak didik harus mulai digembleng dengan pendidikan karakter. Sebab, kanak-kanak adalah masa-masa emas di mana di masa-masa ini pikira dan jiwa anak didik masih memiliki daya yang kuat untuk mengingat dan meniru atau mencontoh, sehingga nilai apapun yang diajarkann pada masa kanak-kanak akan menancap kuat dan kokoh.

Karena itu tepat sekali kalau Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sekarang membuat program 7 Kebiasaan Anak Hebat yang terdiri dari: (1) bangun pagi, (2) beribadah, (3) tidur cepat (4) maka sehat dan bergizi (5) gemar belajar (6) bermasyarakat (7) berolahraga.

Baca juga : Buktikan Tak Berbahaya, Tom Lembong Makan Gula Rafinasi di Ruang Sidang

Program Kemendikdasmen ini merupakan bagian dari pendidikan karakter yang penting. Program tersebut dirancang sebagai langkah strategis untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat yang menjadi fondasi kesuksesan bangsa Indonesia di masa mendatang sekaligus menjadi tonggak penting dalam upaya menciptakan generasi emas Indonesia pada 2045.

READ  Kutuk Pembunuhan dr. Marwan, Fahira: Kebiadaban Israel Makin Menjadi-jadi

Pola Pendidikan Karakter

Menurut Doni Kusumah (2007:3-5), pendidikan karakter adalah sistem pendidikan yang menanamkan nilai-nilai karakter pada manusia, mencakup di dalamnya suatu tindakan yang mendidik dan diperuntukkan bagi generasi selanjutnya, dengan tujuan untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju ke arah hidup yang lebih baik.

Pendidikan karakter sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global yang makin kompleks seperti dekadensi moral, radikalisme, korupsi, intoleransi, serta krisis identitas yang banyak dialami para generasi muda yang notabene merupakan tunas-tunas bangsa.

Maka, pendidikan karakter bersifat menyeluruh. Sasarannya tidak sebatas pada aspek kognitf, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Orientasi pendidikan karakter adalah menuju “penyempurnaan diri” bagi terciptanya pribadi yang utuh sehingga tentu saja tidak cukup hanya dengan menekankan pada satu aspek dan mengabaikan aspek yang lain.

Baca juga : Menkes Dan Mendiktisaintek Bentuk Komite Bersama

Sebagaimana dikatakan Thomas Lickona dalam Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility (1991: 6), pendidikan karakter tidak bisa dipisahkan dari tujuan pendidikan itu sendiri, yakni membentuk manusia yang utuh, baik dari segi intelektual maupun moral.

Percuma pendidikan melahirkan manusia-manusia hebat secara intelektual, tetapi rapuh secara moral dan sosial. Misalnya, pintar dan berpendidikan tinggi tapi suka korupsi; pintar dan memiliki skill hebat di bidang teknologi tapi suka berbohong dan melanggar hak-hak orang lain dan seterusnya.

Ini cermin dari pribadi yang tidak utuh alias parsial. Pribadi-pribadi parsial seperti ini jelas tidak mendukung bagi perbaikan dan kemajuan kehidupan kebangsaan.

Karenanya, pendidikan karakter adalah pendidikan perihal kebajikan yang penting bagi kehidupan pribadi maupun sosial. Tujuan orang menjalani pendidikan, secara sederhana, agar menjadi orang baik, yang mencakup intelelektualitas, moralitas dan sosialitas.

READ  Setelah PT Sritex Diputus Pailit Sekitar 10 Ribu Pekerja Kena PHK Mirah Sumirat Pesangon Pekerja Harus Segera Cair

Sungguh kontradiktif jika pendidikan justru melahirkan keburukan dan kejahatan. Selain itu, pendidikan karakter juga bukan semata bersifat teoritik, melainkan juga praktik. Pendidikan karakter, menurut Yudi Latif (2020: 153) merupakan ilmu amal (terapan) yang hanya diberikan untuk diamalkan.

Baca juga : Pemberlakukan Car Free Night Di Jakarta Masih Dikaji Matang

Guru, harus mendidik (membudayakan) karakter melalui keteladanan dan peserta didik mempelajarinya dengan secara langsung mempraktikkan perilaku terpuji. Mengingat sasaranya seluruh potensi dan fakultas diri manusia, pendidikan karakter memiliki dimensi yang luas, di mana ia mencakup pendidikan nilai, pendidikan moral dan pembiasaan perilaku yang positif.

Maka, pendidikan karakter ini harus dilakukan dengan bebasis pada pembelajaran terintegrasi di semua mata pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler serta suasana atau atmosfir kultural lembaga pendidikan. Bahkan tidak cukup hanya di sekolah.

Pendidikan karakter anak didik ini juga harus dilakukan di lingkungan keluarga bahkan masyarakat. Nyaris tidak ada gunanya jika di sekolah anak-anak dididik dan diajarkan nilai-nilai kebaikan, tetapi pada saat pulang kee rumah justru dirusak oleh iklim dan kondisi keluarga dan masyarakat yang buruk atau tidak kondusif.

Jadi, selain bertumpu pada praktik dan keteladanan, pendidikan karakter juga harus melibatkan banyak elemen sosial, terutama keluarga dan masyarakat.
 Selanjutnya 


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *