
Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA
Tausiah Politik
RM.id Rakyat Merdeka – Kalangan pemikir yang menamakan faham kelompoknya sebagai Panteisme menganggap alam ini tidak bersumber dari satu proses penciptaan awal yang diciptakan oleh Tuhan. Mereka beranggapan bahwa Sang Tuhan tidak lain adalah alam semesta ini sendiri. DIA yang tampil dalam rupa yang banyak. Tuhan Yang Maha Esa itu tak lain adalah yang tampil plural dalam bentuk alam semesta.
Baca juga : Prabowo Mulai Genjot Swasembada Energi
Panteisme (Yunani: Pan=banyak, theos=Tuhan) adalah sebuah faham yang mempercayai banyak Tuhan. Bahkan semuanya, segala sesuatu dipandang sebagai Tuhan. Dengan demikian, pandangan Panteisme tidak mengakui pandangan dualitas yang membedakan antara Pencipta (Khaliq) dan makhluk (makhluq), Tuhan (Rabb) dan hamba (marbub), karena yang tampil sebagai Tuhan itu juga sesungguhnya tampil sebagai apa yang disebut orang dengan makhluk.
Baca juga : Kisah Jemaah Muda Gantikan Orang Tua: Perasaan Campur Aduk, Gembira Sekaligus Sedih
Panteisme memperkenalkan faham yang secara logika lebih simpel dan mudah difahami ketimbang menggambarkan Tuhan sebagai Transenden atau inmanen dari diri manusia dan atau alam semesta. Segala sesuatu, seperti alam raya dengan segala isinya, tidak perlu dibedakan dengan Tuhan, karena semuanya itu adalah pancaran atau emanasi (emanations) Tuhan. Ibaratnya air dalam ember itu tumpah dan semua tumpahannya disebut air, meskipun tidak lagi seperti bentuknya semula di dalam ember. Dia yang tumpah dan tumpahannya menjadi alam semesta dengan berbagai entitasnya.
Sebagai konsekwensi menganggap semuanya adalah Tuhan, maka hukum-hukum alam (natural sciences) harus juga dianggap suci sebagaimana hukum-hukum agama yang dikatakan diturunkan melalui wahyu dengan perantaraan nabi dan malaikat. Soal teknis pengakuan dan sistem beribadah jika kita menganggap segalanya Tuhan, bagi pengikut Panteisme, mudah diselesaikan. Secara teologis kelompok ini juga telah memberikan uraian yang cukup rasional, meskipun di sana-sini terdapat kontroversi, tetapi bagi mereka apa arti sebuah kontroversi? Kontroversi adalah manusiawi dan sepanjang hidup manusia tidak akan pernah berhenti kontroversi. Kontroversi adalah buah kreasi rasional dan setiap rasio pasti akan subyektif pada dirinya sendiri.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.