PENATAAN FENG SHUI TERKAIT SUSTAINABLE ARCHITECTURE

Infrastruktur5 Dilihat

Fakta bahwa ternyata penyumbang emisi karbon terbesar bukan dari sektor transportasi dan sektor industri, melainkan dari bangunan, baik bangunan hunian maupun bangunan non hunian, secara langsung maupun tidak langsung, karena itu tentu stake holder terkait ini seperti para arsitek dan developer perlu menaruh perhatian tinggi.

Arsitektur yang didominasi oleh paradigma maupun pemikiran Barat yang cenderung mengeksploitasi alam mulai terpicu kesadaran akan pentingnya kelestarian alam, bahwa sustainability menjadi penting, karena itu gerakan sustainable architecture mulai marak dan gencar, hal ini sesuai dengan paradigma dan pemikiran Timur yang cenderung ingin selaras dengan alam, hal ini bisa kita lihat dalam banyak filosofi dari Timur, untuk properti antara lain seperti penerapan feng shui.

Salah satu konsep arsitektur yang merupakan sustainable architecture adalah biophilic design yang mencoba mendekatkan manusia dengan alam yang diterapkan dalam industri properti untuk meningkatkan konektivitas penghuni dengan lingkungan alam baik melalui pemanfaatan secara langsung maupun tidak langsung, serta kondisi ruang dan tempat. Biophilic design ini dapat digunakan pada skala bangunan maupun skala kota, konsep biophilic design ini dianggap memiliki manfaat untuk kesehatan, lingkungan, dan ekonomi bagi manusia dan lingkungan perkotaan. Berbicara tentang sustainablitiy tentu tidak terlepas dari tujuh belas tujuan pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan oleh WHO, PBB sejak tahun 2015.

Menurut Dr. Vanessa Champion, Editor dan Pendiri Jurnal Biophilic Design, dia mengatakan bahwa biophilic design sejalan dengan tujuh tujuan dari tujuh belas SDG’s antara lain tujuan ke tiga, tujuh, sembilan, sebelas, dua belas, tiga belas, dan lima belas.

Karena keterbatasan ruang, saya membatasi hanya membahas tujuan ke tiga yaitu, ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages, menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.

READ  Menuju Kota Masa Depan yang Berkelanjutan

Lalu, apa hubungan semua ini dengan penataan properti yang menerapkan feng shui? Sebelum masuk ke sana, ada baiknya kita mendengar apa yang disampaikan oleh Lydia Giannoulopoulou de Leon, Doktor Geobiology dari University of Ioannina, Yunani, yang mengatakan bahwa arsitektur, seperti yang dipraktikkan saat ini, tidak memperhitungkan kemungkinan efek tanah dari sudut pandang anomali geofisika yang terciptakan oleh berbagai penyebab geologis. Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan jangka panjang di lokasi yang tertekan secara geologis dapat memiliki beragam efek negatif pada manusia, terutama pada aktivitas otak, kesehatan darah, dan sistem kekebalan tubuh.

Apa yang disampaikan oleh Lydia, doktor geobiologi dari Yunani tersebut sangat sejalan dengan ilmu feng shui, temuan dari penelitian dalam disertasi saya yaitu pedoman awal penataan feng shui yang terdiri dari 3 aspek besar yaitu aspek langit, bumi dan manusia dengan faktor-faktor dan prinsip-prinsip dari masing-masing aspek sebagai berikut:

Aspek langit sangat terkait dengan faktor waktu sebagaimana kita ketahui bahwa satu hari adalah perputaran bumi pada sumbunya sendiri satu lingkar, satu bulan adalah peredaran bulan mengelilingi bumi satu lingkar dan satu tahun adalah perputaran bumi mengelilingi matahari satu lingkar, karena itu, faktor pentingnya adalah terkait musim dan kalender dengan prinsip ketepatan waktu, prioritas pemanfaatan waktu, fleksibilitas penggunaan waktu, perencanaan penggunaan waktu dan antisipasi dari konsekuensi yang muncul terkait aspek waktu ini.

Aspek manusia sangat terkait dengan tipe personaliti yang dalam ilmu feng shui akan menerjemahkan tanggal lahir menjadi elemen-elemen sesuai teori lima elemen, dan ini menjadi dasar dari perhitungan penataan feng shui seseorang, karena tujuannya adalah menyelaraskan bangunan yang ditata dengan penggunanya yang dalam hal ini adalah manusia, karena itu manusia menjadi subjek dari penataan ini.

READ  Bugar Setelah Lebaran, Ciptakan Ruang Olahraga Nyaman di Rumah

Lalu aspek bumi dengan faktor geografis dan faktor geologi perlu ditata sesuai dengan prinsip tempat atau sektor, prinsip orientasi terkait arah mata angin, dalam hal ini tentu dengan penggunaan Luopan atau Kompas Feng Shui, lalu prinsip bentuk yang akan dihitung sesuai dengan beberapa formula yang ada dalam ilmu feng shui, prinsip proporsi dan komposisi juga merupakan hal penting dalam penataan feng shui agar keseimbangan dapat diperoleh, prinsip efisiensi dan efektifitas menjadi pertimbangan yang krusial agar pergerakan yang terjadi dalam bangunan dapat mengalir dengan lancar, kemudian ditutup dengan prinsip kenyamanan dalam arti luas, tidak hanya terkait cahaya dan temperatur melainkan juga rasa nyaman yang dirasakan secara bathiniah, hal ini dimungkinkan karena ilmu feng shui sangat memperhatikan pengaruh medan elektromagnetik yang mempengaruhi Qi yang beredar dalam sebuah bangunan.

Faktor geografis seperti formasi kontur, tipe tanah dan kondisi air merupakan hal penting yang akan menjadi pertimbangan ahli feng shui dalam melakukan perhitungan feng shui, sementara itu, faktor geologi yang menggambarkan struktur bumi di dalam dan di bawah permukaannya serta proses yang membentuk struktur tersebut juga merupakan faktor penting yang perlu mendapat perhatian.

Ahli Feng Shui dengan menggunakan luopan atau kompas feng shui, akan memperhitungkan pengaruh terutama dari medan magnetik bumi yang menjadi perhatian penting agar proyek yang ditata tersebut dapat memberikan manfaat yang terbaik bagi manusia yang akan menggunakannya, sehingga dapat hidup dengan sehat, produktif dan sejahtera. Demikian yang dapat Sidhi sampaikan pada kesempatan ini, nantikan sharing menarik lainnya pada edisi mendatang.

Dr. Ir. Sidhi Wiguna Teh, MT

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/penataan-feng-shui-terkait-sustainable-architecture/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *