Pembiayaan BSI Tumbuh 15,46% Sejak Merger, Sektor Ritel dan UMKM Mendominasi

Infrastruktur30 Dilihat

Jakarta, Propertyandthecity.com —PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam penyaluran pembiayaan, dengan compounded annual growth rate (CAGR) sebesar 15,46 persen sejak resmi merger pada 1 Februari 2021 hingga Desember 2024. Mayoritas pembiayaan ini disalurkan ke sektor ritel, UMKM, dan konsumen, yang secara keseluruhan berkontribusi sekitar 72 persen terhadap total portofolio pembiayaan.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BSI, Bob T Ananta, menyatakan bahwa strategi merger yang diinisiasi pemerintah terbukti mempercepat laju pertumbuhan bisnis pembiayaan syariah secara nasional.

“Pertumbuhan pembiayaan ini menjadi bukti bahwa BSI mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha, khususnya di segmen ritel dan UMKM, yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional,” ujar Bob dalam keterangan resminya, Kamis (15/05/2025).

Pertumbuhan Aset dan DPK Jadi Penopang Pembiayaan

Peningkatan pembiayaan ini ditopang oleh pertumbuhan aset yang mencapai Rp408,61 triliun pada akhir 2024, naik dari Rp239,58 triliun pada 2020 (CAGR 14,28 persen). Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh solid menjadi Rp327,45 triliun. BSI konsisten menjaga komposisi dana murah (CASA) dengan pertumbuhan CAGR sebesar 12,20 persen, memberikan ruang likuiditas yang kuat bagi ekspansi pembiayaan.

Sejak merger, jumlah nasabah BSI meningkat dari 14 juta menjadi lebih dari 21 juta pada akhir 2024. Penyebaran jaringan kantor cabang serta penguatan merek turut berkontribusi dalam menjangkau nasabah di berbagai segmen.

“Dengan dukungan infrastruktur yang luas dan pendekatan syariah yang inklusif, BSI mampu memperkuat penetrasi pembiayaan khususnya ke sektor produktif seperti UMKM,” tambah Bob.

Baca Juga: Gebrakan Harus Disertai Perbaikan Fundamental Perumahan

Peningkatan pembiayaan juga berdampak langsung pada pertumbuhan laba bersih, yang tumbuh 33,77 persen secara CAGR dalam empat tahun terakhir, dari Rp2,19 triliun menjadi Rp7,01 triliun. Kinerja ini mendorong kenaikan Return on Equity (ROE) dari 11,18 persen menjadi 17,77 persen per akhir 2024.

READ  Tips Memilih Peralatan Masak yang Praktis dan Hemat Listrik Saat Ramadan

Perluas Peluang dari Islamic Ecosystem dan Digitalisasi

Untuk mendorong keberlanjutan pembiayaan, BSI juga memperluas cakupan bisnis melalui penguatan Islamic ecosystem. Fokus ini mencakup pembiayaan ekosistem haji dan umrah, ZISWAF, pesantren, masjid, dan sekolah Islam, yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.

Selain itu, investasi pada digitalisasi layanan dan teknologi yang telah diinisiasi sejak 2024 akan semakin memperkuat efisiensi pembiayaan dan memperluas jangkauan layanan BSI ke seluruh lapisan masyarakat.

BSI juga memperkenalkan Layanan Bank Emas, yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025. Dua layanan utama, yakni Perdagangan Emas dan Penitipan Emas, tumbuh pesat dan menjadi pilihan baru bagi masyarakat dalam mengakses produk pembiayaan berbasis aset emas. Produk ini melengkapi lini seperti Gadai Emas, Cicil Emas, dan Tabungan Emas (BSI Emas).

Siap RUPS 16 Mei, Transformasi Berlanjut

Menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan pada 16 Mei 2025, manajemen BSI menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan transformasi pembiayaan yang telah dijalankan.

“Kami akan menjaga momentum pertumbuhan pembiayaan meskipun tantangan ekonomi seperti penurunan daya beli mulai terasa. Fokus kami tetap pada penguatan infrastruktur, efisiensi, serta pengembangan ekosistem syariah,” tutup Bob. (*)

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/pembiayaan-bsi-tumbuh-1546-sejak-merger-sektor-ritel-dan-umkm-mendominasi/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *