PBB: Israel Persulit Distribusi Bantuan

Nasional183 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Bantuan kemanusiaan belum juga sampai ke warga Palestina, walaupun sudah masuk ke Jalur Gaza. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuding Israel telah menerapkan prosedur keamanan yang panjang dan rumit, sehingga menghambat penyaluran bantuan di wilayah yang mengalami krisis tersebut.

Jurnalis Palestina yang juga seorang akademisi Ahmed Al-Najjar menulis satir terkait situasi kemanusiaan di Gaza yang tragis. Dia menulis sebuah opini di Al-Jazeera yang berjudul Cheer up, people of Gaza! You’ll get killed on a full stomach. Tulisannya menggambarkan keputusasaan yang dibungkus harapan, setidaknya warga Gaza dapat mati dibunuh dengan perut kenyang.

Baca juga : Pesawat Kepresidenan Berganti Warna, PCO: Tak Perlu Dibesar-besarkan

Dilansir BBC, Rabu (21/5/2025), bantuan sudah masuk ke Gaza meski belum didistribusikan. Bantuan masuk setelah 11 bukan Israel melakukan blokade.

Amerika Serikat (AS) mengumumkan mekanisme baru untuk mengirim bantuan makanan ke Gaza, yakni melalui Gaza Humanitarian Foundation. Bantuan akan direalisasikan dalam bentuk makanan sebanyak 300 juta porsi pada akhir Mei 2025.

Baca juga : Barantin Ajak Pelaku Usaha Kolaborasi Perkuat Sistem Pre Border Karantina

Najjar menilai, mekanisme ini hanya sandiwara baru yang tidak menyelesaikan akar masalah di Gaza, yaitu blokade dan pembunuhan massal. Menurutnya, langkah ini hanyalah cara agar Barat tidak perlu lagi mendengar keluhan orang Palestina yang kelaparan.

“Israel, seperti biasa, siap dalam tanda kutip ‘mengamankan proses kemanusiaan’ ini, sambil tetap melanjutkan pembunuhan,” tuding Najjar.

Baca juga : Amankan Paskah Di Gereja Katedral, 154 Personel Dikerahkan Tanpa Bawa Senjata

“Ada yang bilang, kita harus bersyukur karena truk bantuan diizinkan masuk. Memang, kadang mereka diizinkan. Tapi sering juga tidak, apalagi kalau kami, para ‘tahanan’, dianggap berperilaku buruk,” lanjutnya.

READ  Tolak Diaudit BPK Menteri Ara Pengembang Siap siap Berhadapan Dengan Pemerintah

Akademisi ini dulunya bekerja sebagai asisten dosen di Universitas College of Applied Sciences (UCAS) di Gaza. Namun, kampus tempatnya bekerja hancur dibombardir tentara Israel dan dia kehilangan pekerjaan.
 Selanjutnya 


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *