PASAR RUMAH SEKEN MULAI PULIH,YOGYAKARTA DAN DENPASAR JADI LOKOMOTIF PERTUMBUHAN

Infrastruktur138 Dilihat

Sektor pasar properti sekunder di Indonesia menunjukkan geliat pemulihan yang konsisten pada Mei 2025. Data dari laporan bulanan Flash Report Rumah123 dan 99.co mencatat harga rumah sekunder secara nasional mengalami kenaikan tipis 0,1% secara bulanan (month-onmonth). Sementara secara tahunan (year-onyear), harga tercatat naik 1,2% dibandingkan Mei tahun lalu (2024).

Peningkatan ini sekaligus membalikkan penurunan harga 0,1% yang tercatat pada bulan sebelumnya. Laporan juga mencatat volume suplai rumah sekunder mengalami pertumbuhan sebesar 0,7% secara bulanan, dan 1,3% secara tahunan, mencerminkan ketersediaan properti yang makin membaik seiring peningkatan minat pasar.

Yogyakarta, Denpasar, dan Makassar Pimpin Pertumbuhan

Pertumbuhan tertinggi tercatat di Yogyakarta, yang mengalami lonjakan harga rumah tahunan sebesar 10,6%, menjadikannya sebagai kota dengan performa terbaik untuk pasar rumah sekunder saat ini. Denpasar dan Makassar menyusul di belakangnya, dengan masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,8% dan 7,6%.

Khusus Yogyakarta, tren positif ini telah terlihat sejak awal tahun, dengan kenaikan harga tahunan yang konsisten di atas 8%, didorong oleh proyek infrastruktur strategis seperti beroperasinya Tol Solo–Klaten sejak akhir 2024 yang memperkuat konektivitas antar kota di Jawa Tengah dan DIY.

Sementara itu, kota-kota seperti Bandung mulai menunjukkan tanda pemulihan. Setelah mencatatkan penurunan pada bulan sebelumnya, Bandung kini kembali tumbuh positif dengan kenaikan harga tahunan 0,3%. Medan juga membalik tren negatif, naik 1,8% setelah sebelumnya mengalami kontraksi.

“Meski pergerakan nasional relatif stabil, kami melihat dinamika menarik di beberapa kota yang justru tumbuh jauh di atas rata-rata nasional dan inflasi. Ini menandakan adanya optimisme dan potensi lokal yang kuat di daerah-daerah tersebut,” ujar Wasudewan kepada Majalah Property and the City, Jakarta, (25/06/2025).

READ  BALCONY

“Tren yang kami lihat saat ini tidak hanya menunjukkan pemulihan, tetapi juga transformasi. Pasar properti semakin responsif terhadap perkembangan infrastruktur dan pergeseran preferensi konsumen. Kami percaya bahwa informasi berbasis data seperti ini sangat penting untuk mendukung keputusan investasi yang lebih tepat,” tambahnya.

Tangerang dan Jakarta Selatan Jadi Lokasi Paling Diburu

Dari sisi permintaan, Tangerang menjadi kawasan paling populer dengan mencatatkan 15,6% dari total pencarian rumah di seluruh Indonesia selama Mei 2025. Disusul oleh Jakarta Selatan (11,3%) dan Jakarta Barat (10,3%).

Di luar Pulau Jawa, minat pencari rumah mulai meningkat di kota-kota seperti Denpasar dan Medan, yang masing-masing mengalami kenaikan proporsi popularitas sebesar 0,5% dan 0,1%. Sementara beberapa kota seperti Bandung, Bekasi, dan Depok justru mengalami penurunan permintaan secara bulanan.

Inflasi dan Suku Bunga Turun, Ekonomi Diharapkan Tumbuh Lebih Cepat

Kondisi makroekonomi turut memberikan ruang bagi pemulihan pasar properti. Inflasi Indonesia pada Mei 2025 tercatat sebesar 1,60% secara tahunan, lebih rendah dari bulan sebelumnya (1,95%). Angka ini masih lebih tinggi dari pertumbuhan RPI yang tercatat 1,2%, tetapi selisihnya menunjukkan mulai terkendalinya tekanan harga.

Selain itu, Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50%, penyesuaian kedua setelah penurunan di Januari 2025. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pendekatan makroprudensial dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 4,87% pada kuartal I 2025, sedikit melambat dibanding kuartal IV 2024 (5,02%). Namun, pelonggaran moneter yang dilakukan Bank Indonesia diharapkan menjadi stimulus baru bagi sektor riil, termasuk properti.

READ  Bali Menuju Kota Tren Wellness Living,

“Kami melihat adanya ruang untuk pertumbuhan yang lebih agresif di semester kedua 2025, apalagi dengan momentum suku bunga rendah. Ini mendorong daya beli konsumen serta meningkatkan kepercayaan investor di sektor properti,” ungkap Wasudewan.

Properti Kecil Makin Diminati, Generasi Muda Jadi Penggerak Baru

Laporan juga menyoroti bahwa segmen rumah dengan luas ≤60 m² mencatatkan pertumbuhan harga paling agresif. Di Surakarta, misalnya, rumah tipe kecil mengalami lonjakan tahunan hingga 54,6%, meskipun kota ini secara keseluruhan masih mencatatkan tren penurunan harga di segmen lainnya.

Tren ini mengindikasikan adanya potensi besar di segmen rumah mungil yang mulai dilirik generasi muda, pembeli rumah pertama, maupun investor dengan anggaran terbatas.

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/pasar-rumah-seken-mulai-pulihyogyakarta-dan-denpasar-jadi-lokomotif-pertumbuhan/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *