Misa Pelantikan Di Vatikan, Paus Leo XIV Kutuk Eksploitasi Kaum Miskin

Nasional441 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Leo XIV, Paus Amerika pertama, mengutuk eksploitasi terhadap orang miskin dan menyerukan persatuan di gereja dalam misa pelantikannya di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (18/5/2025). Acara ini dihadiri oleh para pemimpin dunia, bangsawan, dan puluhan ribu umat beriman.

Paus ke-267 itu tiba di Vatikan dengan mobil kepausan. Dia disambut oleh sorak-sorai kerumunan besar, saat berkeliling di Lapangan Santo Petrus dengan kendaraan bermotor yang dirancang khusus untuk pertama kalinya.

Pihak berwenang menyebut, sedikitnya 100 ribu orang telah berkumpul di awal misa.

Selama perjalanannya dengan mobil kepausan, Paus Leo terlihat berhenti sebentar dan mencium seorang anak.

Nyanyian “Viva il Papa” diulang beberapa kali. Terdengar sorak-sorai kegembiraan dan tepuk tangan meriah, saat Paus memasuki Lapangan Santo Petrus untuk memulai misa.

Mengutip CNN International, liturgi dua jam itu antara lain dihadiri oleh Wakil Presiden AS JD Vance, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Mereka terlihat berjabat tangan satu sama lain sebelum dimulainya kebaktian.

Baca juga : Menkop Budi Arie Ditunjuk Prabowo Hadiri Pelantikan Paus Leo XIV Di Vatikan

Presiden Peru, Dina Boluarte, yang merupakan pemimpin negara tempat Paus Leo bertugas sebagai misionaris dan uskup selama beberapa dekade juga hadir.

Selain itu, juga ada sedikitnya 150 perwakilan dari negara-negara dunia. Termasuk Indonesia, yang mengirim Menteri  Koperasi Budi Arie Setiadi dan Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar.

Dalam homili yang merupakan momen penting dalam kebaktian bagi paus baru untuk mengisyaratkan prioritasnya, Leo mengatakan tidak ada ruang di Gereja Katolik untuk melakukan propaganda agama atau permainan kekuasaan.

Sebaliknya, Leo menyerukan persatuan, yang mungkin merujuk pada perpecahan di antara kaum reformis dan konservatif yang semakin parah di bawah pendahulunya, Fransiskus.

READ  Pastikan PPG PAI Terus Jalan Menag Dukung Program Presiden Sejahterakan Guru

Leo juga mengutuk sistem ekonomi yang mengeksploitasi “sumber daya bumi dan meminggirkan yang termiskin.”

Paus menggemakan kerendahan hati Fransiskus, dengan mengatakan bahwa dia tidak dipilih untuk peran kepala Gereja Katolik karena jasa-jasanya sendiri. Menurutnya, Gereja Katolik lah menerimanya sebagai saudara, yang ingin menjadi pelayan iman dan sukacita umat Katolik sedunia.

Baca juga : Menag Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Paus Leo XIV, Apresiasi Pesan Damainya

Di akhir misa, Leo menyerukan perdamaian yang adil dan abadi di Ukraina dan memanjatkan doa untuk Gaza, tempat anak-anak, keluarga, orang tua, dan penyintas menderita kelaparan.

Simbol Jabatan 

Kebaktian di Vatikan pada tanggal 18 Mei kaya akan simbolisme. Acara ini meliputi pemberian simbol jabatan secara resmi kepada Paus Leo, termasuk pallium – jubah bulu domba yang melambangkan perhatian pastoral terhadap gereja dan perannya sebagai gembala bagi kawanannya -.

Selain itu, juga ada cincin nelayan, yang melambangkan otoritas Paus sebagai penerus Santo Petrus, seorang nelayan yang dianggap oleh umat Katolik sebagai paus pertama.

Tepuk tangan meriah terdengar saat Paus menerima pallium dari wol domba, dan mengenakannya untuk pertama kali selama kebaktian.

Vatikan merilis detail cincin tersebut, yang memiliki gambar Santo Petrus di bagian luar, dengan tulisan “Leo XIV” dan lambang Paus terukir di bagian dalam.

Semua uskup mengenakan cincin untuk menunjukkan ikatan mereka dengan gereja lokal yang mereka pimpin dan cincin Paus, sebagai Uskup Roma. Melambangkan “pertunangan” dengan seluruh gereja.

Baca juga : Radian Syam Dorong Pendidikan Inklusif untuk Bangun Kesadaran Hukum Sejak Dini

Saat cincin itu diserahkan, Leo tampak sangat tersentuh. Dia menatap jari manisnya. 

Bacaan Kitab Suci dalam misa difokuskan pada sosok Santo Petrus dan bagian utama dari Injil Yohanes, teks yang dipandang sebagai dasar pelayanan Paus sebagai penerus Santo Petrus.

READ  BPJS Ketenagakerjaan Mampang Lakukan Kunjungan CRM Ke Shimizu

Upacara pelantikan Paus telah berubah selama bertahun-tahun. Selama berabad-abad, upacara ini juga melibatkan “penobatan”, yang mencakup pemasangan tiara kepausan di kepala Paus yang baru.

“Penobatan” Paus terakhir tercatat pada tahun 1963. Namun, tiara tersebut dijual. Hasilnya disumbangkan untuk amal.

Umat Katolik di AS membeli tiara tersebut, yang sekarang dipajang di Basilika Kuil Nasional Maria di Washington DC.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *