Minat Baca Anak-Anak Indonesia Makin Tinggi

Nasional23 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Minat membaca anak-anak Indonesia ternyata tinggi. Hal ini terlihat saat Perpustakaan Nasional (Perpusnas) membagikan buku ke berbagai daerah. Begitu buku datang, anak-anak berebut seperti mendapat mainan baru.

Hal tersebut dipaparkan Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Prof. E. Aminudin Aziz, saat menjadi narasumber podcast Rakyat Merdeka, di Gedung Graha Pena, Jakarta, Selatan, Jumat (10/10/2025). Podcast dipandu oleh Redaktur Eksekutif Rakyat Merdeka, Ujang Sunda.

“Ketika kami datang ke desa membawa buku, anak-anak langsung berebut. Mereka begitu semangat,” tutur Prof. Amin.

Mantan Kepala Pusat Bahasa melihat, kemampuan literasi anak-anak di daerah juga sangat baik. Seorang anak bisa “melahap” 10 buku dalam sehari. “Saat saya tanya, mereka bisa menceritakan kembali isi buku dengan sangat fasih,” terangnya.

Menurut Amin, antusiasme itu bukan hal yang muncul tiba-tiba. Anak-anak di desa selama ini nyaris tak punya akses terhadap bahan bacaan. Buku adalah barang langka. Karena itu, ketika tim pembawa buku tiba, suasananya berubah seperti pesta.

Baca juga : Agar Lolos ke Piala Dunia, Garuda Harus Kalahkan Irak

“Mereka tidak terbiasa membaca karena tidak ada bukunya. Begitu buku datang, mereka merasa seperti kedatangan dewa penolong,” ujarnya.

Selama ini, kata Amin, jika pun buku ada, sering kali tidak sesuai dengan minat pembaca. Dia pernah menemukan buku bacaan untuk anak SD yang isinya justru petunjuk beternak itik atau cara bercocok tanam. “Bayangkan, buku seperti itu diberikan ke anak kelas 4 SD. Tentu mereka tidak tertarik,” ujarnya.

Karena itu, Perpusnas kini fokus menyediakan buku bacaan anak yang menarik. Bukan buku pelajaran formal, tetapi kisah dan pengetahuan yang bisa memancing rasa ingin tahu. Buku-buku itu dikirim ke Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Perpustakaan Desa, balai dusun, hingga ke rumah-rumah ibadah.

READ  Kakek 92 Tahun Ikut Lari Marathon Roma

“Kami gandeng Kementerian Desa dan Kementerian Dalam Negeri. Desa pakai anggaran desanya untuk kegiatan literasi, sementara buku kami yang sediakan,” jelasnya.

Perpusnas juga menggandeng perguruan tinggi melalui program KKN Tematik Literasi. Ribuan mahasiswa dikirim ke berbagai pelosok untuk membantu masyarakat menggunakan buku sebagai sumber belajar. Mereka bukan sekadar mengajar membaca, tetapi juga menumbuhkan kebiasaan berpikir kritis dan kreatif.

Baca juga : Purbaya Effect Hijaukan IHSG

Untuk tahun ini, ada 1.000 locus KKN Tematik Literasi. Masing-masing digarap oleh 10 sampai 15 mahasiswa. “Artinya, sekitar 10 ribu hingga 15 ribu mahasiswa turun langsung ke lapangan. Mereka mengajar, menggerakkan kegiatan baca, hingga membuat proyek berbasis buku,” terangnya.

Dari program itu, muncul beragam kisah inspiratif. Ada anak yang membaca buku tentang roket lalu membuat miniatur roketnya sendiri. Ada pula yang setelah membaca puisi, mencoba menulis dan membacakannya di depan teman-teman. “Semua berawal dari membaca, tapi dampaknya jauh lebih luas,” ujarnya.

Perpusnas juga melibatkan masyarakat lokal lewat Relawan Literasi Masyarakat. Tahun ini program itu sudah hadir di 180 kabupaten/kota dan tahun depan ditargetkan meluas ke 350 wilayah.

Masyarakat sengaja dilibatkan di dunia literasi untuk ikut mengawasi dan memperkuat kegiatan di desa. “Kami tak mau jalan sendiri. Semua harus bergerak bersama,” ujarnya.

Untuk program bantuan buku di Perpusnas, sudah berjalan dua tahun. Sampai saat ini, Perpusnas sudah menyalurkan ke 20.000 lokasi. Setiap lokasi menerima 1.000 buku. “Artinya sudah ada sekitar 20 juta buku di distribusikan. 

Baca juga : Gawat, Utang Pinjol Rakyat Tembus 87 T

Untuk hasilnya, Aziz mengakui, belum terlihat secara langsung. Sebab, penguatan literasi merupakan proses panjang. “Tidak seperti orang makan sambal, yang langsung berasa pedas,” imbuhnya.

READ  Buka Rakernis Densus 88 Kapolri Kunjungi Stan Usaha Eks Narapidana Teroris

Namun, dia yakin, gerakan yang dilakukan saat ini akan menjadi fondasi yang kuat untuk menggapai Indonesia Emas 2045. “Indonesia Emas masih 20 tahun. Anak-anak ini adalah generasi yang harus diisi otaknya dengan kecakapan literasi,” pungkasnya.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *