Menunya Sehat, Higienis Dan Dipelototi Ahli Gizi

Nasional20 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Makan Siang Gratis (MBG) yang menjadi program andalan Presiden Prabowo Subianto, belakangan ini menjadi sorotan publik. Berita ribuan siswa di berbagai daerah keracunan setelah menyantap MBG, tak hanya viral di media sosial dan mainstream. Tapi juga menjadi santapan media internasional. 

Mengutip pernyataan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari, pekan lalu, tercatat sudah lebih dari 5.000 siswa keracunan akibat mengkonsumsi menu MBG. Ratusan siswa malang itu dilarikan ke Puskesmas atau rumah sakit (RS) terdekat untuk mendapat perawatan. Sungguh miris melihat mereka tidur berjejer di bangsal dan fasilitas seadanya, dengan tangan diinfus, dan bernafas dengan bantuan selang oksigen. 

Kenapa tujuan mulia Pemerintahan Prabowo Subianto menyediakan makanan sehat gratis ini malah berujung malapetaka? Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas program ini, selain harus melakukan audit dan evaluasi menyeluruh, sebaiknya juga belajar dari success story negara-negara lain yang sudah lama menjalankan program makan siang untuk para siswa di sekolah. BGN bisa belajar dari India, Brazil atau Jepang, misalnya. 

Saya ingin berbagi cerita saat menyaksikan jalannya makan siang para siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri di Jepang. Ceritanya begini, pada pertengahan Agustus 2017, saya diundang Kementerian Luar Negeri Jepang untuk program Media Visit ke Negeri Sakura selama sepekan. Selain mewawancarai sejumlah pejabat dan tokoh politik di Tokyo, saya juga berkesempatan terbang ke Hakodate, sebuah kota di Prefektur Hokkaido. 

Baca juga : Golkar Jabar Berharap MBG Diawasi Lebih Ketat

Di kota yang terkenal dengan pemandangan gunung yang indah dan fresh seafood yang super yummy itu, saya diagendakan berkunjung ke sebuah SD Negeri. Di sekolah itu, saya bertemu dengan Kepala Sekolah, sejumlah guru dan para siswa dari beberapa kelas. Setelah menyaksikan proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan para siswa di ruang kelas, jam istirahat dan makan siang pun tiba. Bel berbunyi nyaring. Puluhan anak-anak tampak berhamburan keluar dari ruang kelas dengan wajah riang gembira. 

READ  Temui Jokowi Dan Hadiri Kongres PSI, Prabowo Sangat Sayang Gajah

Di luar kelas, sejumlah siswa laki-laki dan perempuan tampak memakai celemek, masker dan penutup kepala ala Chef profesional di restoran. 

Rupanya pihak sekolah menetapkan sistem piket untuk para siswa. Ada siswa yang bertugas membawa peralatan makanan seperti piring, sendok, garpu, dan gelas. Ada juga yang membantu menyusun dan membagikan makanan. 

Sementara siswa lainnya, bergotong royong menyusun kursi dan meja. Ruang kelas pun mendadak disulap menjadi ruang makan. Mereka tampak sibuk dan sat-set menjalakan tugasnya masing-masing. 

Baca juga : Paloh: Kuasai Teritori, Bangun Infrastruktur

Sebelum makan, tak lupa mereka antre, berbaris untuk mencuci tangan. Tempat cuci tangan ada di samping ruang kelas. Dekat dengan area pantry yang lumayan luas dan bersih. Dari pantry itulah menu makan siang yang sudah dimasak dan dikemas rapi, dibawa ke ruang kelas untuk disantap bersama. 

Saya sangat senang mendapat kesempatan diundang makan siang bersama mereka. Menu hari itu, menurut saya sehat dan bergizi. Ada sup, salad, ayam, ikan, roti, buah-buahan, dan susu. Selama makan, para siswa asyik ngobrol dan sesekali bercanda. Para guru mengawasi mereka sambil ikut makan bersama. 

Selesai makan, para siswa dengan tertib membawa piring, sendok dan gelas kotor ke tempat yang sudah disediakan. Beberapa siswa lainnya, bertugas mencuci peralatan makan kotor. Sementara siswa lainnya, sigap menata kembali meja dan kursi di ruang kelas. Ada juga yang menyapu dan mengepel ruangan kelas agar kembali bersih dan kinclong. 

Setelah itu, guru bertanya ke para siswa: “Anak-anak, bagaimana menu hari ini, apakah enak?” Mereka pun menjawab: Enaaaak, Pak Guru. “Selanjutnya guru bertanya lagi: “Apa ada usulan menu untuk beberapa hari ke depan?” Beberapa dari mereka mengangkat tangan dan menyampaikan usulan. Ada siswa minta menu daging sapi, miso soup, nasi dan kentang. Ada juga yang request sandwich dan fresh juice. Semua usulan langsung dicatat oleh guru, dan selanjutnya diserahkan kepada ahli gizi dan ahli kesehatan yang di-hire pihak sekolah. Siswa di Jepang dilibatkan aktif dan diminta memberikan pendapat terkait menu. 

READ  Pemprov Pindahkan Perayaan 1 Muharam 1447 H Di Kota Administratif Dan Kabupaten

Baca juga : Himbara Targetkan Dolar Betah Parkir Di Tanah Air

Kisah makan siang bersama para siswa dan guru SD di Hakodate delapan tahun lalu itu, merupakan pengalaman berharga sekaligus menyenangkan yang tak akan pernah saya lupakan. Dari apa yang saya saksikan dan menurut cerita para guru yang saya temui, nggak ada pejabat atau politisi yang cawe-cawe ikut menggarap proyek makan siang siswa di Jepang. Inisiatif program makan siang datang dari pihak sekolah, dengan tujuan meningkatkan gizi para siswanya. 

Keterlibatan para ahli kesehatan dan ahli gizi untuk program makan siang, sangat krusial di Jepang. Selain melibatkan orangtua dan para siswa itu sendiri. Pihak sekolah dan ahli gizi, juga sangat ketat mengecek bahan makanan yang akan diolah juru masak. Sayuran, lauk pauk dan buah-buahan yang akan dimasak, harus fresh

Proses pengolahan dan pengemasannya juga diawasi ketat oleh ahli gizi dan ahli kesehatan. Makanya, makanan yang disantap oleh para siswa tak hanya sehat dan bergizi, tapi juga sangat bersih dan higienis. Sehingga so far nggak ada kasus makanan basi atau terkontaminasi bakteri yang membuat siswa keracunan. 

Semoga saja Pemerintah Indonesia bisa belajar dari sekolah-sekolah di Negeri Samurai yang sudah puluhan tahun punya program makan siang yang sehat, bergizi dan bebas racun. Para siswa SD di Hakodate yang saya temui tampak sehat, energik dan otaknya encer. Orangtua mereka pun happy dan nggak waswas saat anaknya mendapat jatah makan siang di sekolah.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

READ  Pesantren Punya Saham Besar Tegaknya NKRI





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *