Mempersiapkan Kiblat Baru Peradaban Dunia Islam (10) Peran Penting Perpustakaan

Nasional203 Dilihat


Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA


Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA

Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka – Dunia keilmuan Islam identik dengan kesadaran dan perkembangan perpustakaan. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa dunia Islam abad pertengahan merintis perpustakaan terlengkap dan modern. Sulit dibayangkan 1.000 tahun lalu sudah ada perpustakaan Baitul Hikmah yang mengoleksi buku lebih dari 4 juta buah, kemudian buku-buku itu dibuang ke sungai Tigris oleh Pasukan Mongol yang menguasai Bagdad ketika itu, sehingga airnya menjadi hitam karena tinta selama berbulan-bulan. Meskipun turunan pasukan Mongol pada akhirnya memeluk agama Islam dan ikut menyesali perbuatan kakeknya yang bertindak kejam dan membakar Baitul Hikmah itu.

Bukan hanya di Baitul Hikmah, kerajaan-kerajaan lain dunia Islam berlomba mengoleksi buku-buku dari berbagai bahasa. Perpustakaan dunia Islam masa silam yang pernah jaya dengan mengoleksi berbagai karya-karya langka antara lain: Baitul Hikmah di Bagdad, Al-Haidariyah di An-Najaf, Ibnu Sawwar di Basrah, Sabur, Darul Hikamah di Kairo, dan sejumlah perpustakaan di sekolah/madrasah atau pusat-pusat kajian.

Baca juga : Belajar Keterbukaan Akademik dari Ilmuwan Muslim

Selain perpustakaan terbesar tadi, masih ada sejumlah perpustakaan yang koleksinya khusus, seperti perpustakaan semi umum yang didirikan oleh para khalifah dan untuk mendedikasikan diri kepada ilmu pengetahuan. Di antara perpustakaan tersebut ialah: Perpustakaan An-Nashir li Dinillah, Perpustakaan Al-Muzta’sim Billah, dan Perpustakaan Khalifah–Khalifah Fathimiyah.

Masih ada juga perpustakaan yang merupakan perpustakaan pribadi yang memiliki sejumlah koleksi, seperti yang dilakukan oleh keluarga para raja. Perpustakaan jenis ini antara lain: Perpustakaan Al-Fathu Ibnu Haqam, Perpustakaan hunain Ibnu Ishaq, Perpustakaan Ibnul Harsyab, Perpustakaan Al-Muwaffaq Ibnul Mathran, Perpustakaan Al-Mubasysir Ibnu Fatik, dan Perpustakaan Jamaluddin Al-Qifthi.

READ  Kurang Zat Besi Bikin Prestasi Anak Menurun

Baca juga : Kejujuran Akademik

Di abad pertengahan, perpustakaan-perpustakaan dunia Islam ramai dikunjungi dari berbagai  kalangan, karena di Eropa ketika itu masih gelap-gulita. Mungkin sudah ada koleksi di gereja-gereja atau di lingkungan istana tetapi sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan perpustakaan di dunia Islam. Lagi pula, perpustakaan di dunia Islam ketika itu, bukan hanya berdiri sendiri sebagai perpustakaan (ruang baca) tetapi betul-betul digunakan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Para ahli bahasa diberikan biaya yang cukup untuk menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing ke dalam bahasa Arab atau bahasa Persia.
 Selanjutnya 


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *