Masuk ASEAN Risk Award 2025, PKT Wujudkan Best Practice Phase Risk Management

Nasional521 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) makin menegaskan posisi sebagai perusahaan berdaya saing global di Asia Tenggara, dengan masuk nominasi ASEAN GRC Award dan Public Initiatives Award, pada ajang ASEAN Risk Awards 2025.

Penghargaan digelar Enterprise Risk Management Academy (ERMA), diikuti perusahaan dari berbagai negara ASEAN dengan rekam jejak unggul dalam tata kelola, manajemen risiko dan kepatuhan.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo mengatakan, masuknya Pupuk Kaltim pada dua kategori tersebut menjadi bukti komitmen perusahaan terhadap Governance, Risk and Compliance (GRC), serta tanggung jawab sosial dan lingkungan yang berkelanjutan sebagai bagian integral dari identitas serta budaya korporasi.

Soesilo membeberkan, pada kategori ASEAN GRC Award, Pupuk Kaltim dinilai berhasil mengintegrasikan tata kelola, risiko dan kepatuhan ke seluruh proses bisnis secara sistematis dan menyeluruh. Sehingga, mampu memecah silo organisasi dan menciptakan pengambilan keputusan berbasis integritas dan kolaborasi.

Sementara kategori Public Initiatives Award, menilik kontribusi perusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, melalui program inovatif yang tak hanya berdampak sosial ekonomi.

Tapi, juga dibarengi pendekatan manajemen risiko yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. 

“Integrasi GRC Pupuk Kaltim bukanlah proyek sesaat. Namun, menjadi kesatuan nilai yang terinternalisasi dalam operasional Perusahaan,” ujar Soesilo, dalam keterangan resminya, Senin (23/6/2025). 

Baca juga : Hasil SNBT 2025 Diumumkan Besok, Peserta Lolos 29,43 Persen

Ia menambahkan, prinsip tata kelola yang dianut perusahaan yakni TARIF (Transparan, Akuntabel, Responsif, Independen dan Fair), menjadi fondasi yang mengarahkan semua langkah dari kebijakan strategis hingga proses eksekusi di lapangan.

Menurut Soesilo, sejak 2024 Pupuk Kaltim mengambil langkah besar melalui pembentukan Direktorat Manajemen Risiko serta Komite Pemantau Risiko (KPR), yang juga merangkap sebagai Komite Tata Kelola Terintegrasi (KTKT).

READ  April Surplus Rp 4 T, Mei Defisit Rp 21 T

Lebih lanjut Soesilo mengatakan, struktur ini dibentuk tidak hanya untuk memperkuat pengawasan dan pengambilan keputusan strategis. Tetapi, juga memastikan integrasi GRC berlangsung efektif, adaptif dan sinergis di seluruh lini organisasi.

Bahkan, langkah ini diambil sebagai respon terhadap dinamika regulasi dan tuntutan pasar yang semakin kompleks.

Melalui KPR/KTKT, kata dia, Pupuk Kaltim memiliki platform kolaboratif yang menghimpun berbagai perspektif. Sehingga, setiap keputusan GRC tidak hanya legal dan patuh, tetapi juga strategis dan berorientasi nilai jangka panjang.

“Pupuk Kaltim pun menerapkan Three Lines Model serta Model Manajemen Risiko Terintegrasi (MRT), yang secara efektif mampu menghilangkan fragmentasi kebijakan dan pelaksanaan GRC di seluruh entitas grup,” tutur Soesilo. 

Tak hanya itu, perseroan juga mengembangkan inisiatif digital dalam mendukung sistem GRC yang transparan dan adaptif dan telah menjadi tulang punggung pengelolaan risiko berbasis teknologi. Sekaligus, memfasilitasi pengambilan keputusan berbasis data yang memungkinkan pelaporan dini, evaluasi terukur dan integrasi lintas fungsi secara realtime. 

Baca juga : Indonesia Dominasi ASEAN Digital Award 2025 Dengan 9 Penghargaan

“Ekosistem digital GRC kami bangun sebagai sistem saraf pusat yang menyatukan seluruh informasi penting, sehingga setiap fungsi dalam organisasi dapat bekerja secara terkoordinasi dan transparan,” ungkapnya.

Selain itu, Pupuk Kaltim juga melakukan evaluasi rutin terhadap seluruh sistem dan kebijakan GRC melalui pendekatan PDCA (Plan-Do-Check-Action), yang tidak hanya berfungsi sebagai pengendali mutu.

Selain itu Pupuk Kaltim juga terus mengevaluasi alat transformasi berkelanjutan yang memastikan perusahaan selalu berada selangkah di depan dalam mengendalikan risiko.

Ia mengungkapkan, hasil dari pendekatan ini dilihat dari peningkatan signifikan skor Corporate Governance Perception Index (CGPI) dengan predikat “Most Trusted” dan Risk Maturity Index (RMI) tertinggi di Pupuk Indonesia Grup. Termasuk, mencapai 100 persen kepatuhan dalam pelaporan LHKPN, mempertahankan sertifikasi ISO 37001, ISO 22301, hingga berhasil meraih penghargaan IRCA 2024 atas keunggulan praktik tata kelola. Karenanya, budaya GRC yang kuat tidak bisa dibentuk hanya dengan kebijakan di atas kertas.

READ  Penguatan Komponen Lokal Kunci Majukan Industri Perkeretaapian

“Harus ada proses pembelajaran, pemahaman dan pembiasaan di setiap level organisasi. Makanya, Pupuk Kaltim mengadopsi pendekatan humanistik dan partisipatif, agar semua insan perusahaan merasa memiliki terhadap integritas dan kepatuhan,” papar Soesilo.

Ia menegaskan, tidak hanya terbatas pada ruang internal, komitmen terhadap GRC juga diperluas ke ranah publik melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dirancang dengan prinsip keberlanjutan.

Adapun, salah satu program unggulan yang menjadi sorotan utama ASEAN Risk Awards, adalah Konservasi Taman Laut dan Fasilitas Media Terumbu Karang (KILAU SAMUDERA), sebuah inisiatif konservasi laut yang dimulai sejak 2009 di kawasan perairan Bontang.

Baca juga : Zulhas Ajak Aisyiyah Wujudkan Kedaulatan dan Swasembada Pangan

Melalui program ini, Pupuk Kaltim mengedukasi nelayan terkait pentingnya menjaga ekosistem laut, khususnya terumbu karang, serta memberikan pelatihan langsung memproduksi dan memelihara media terumbu.

“Program konservasi ini dilakukan melalui pendekatan teknologi dan keberlanjutan, melalui skema pemberdayaan untuk memberikan nilai tambah di masyarakat,” katanya. Begitu juga, untuk bahan baku media terumbu karang, Pupuk Kaltim memanfaatkan limbah Fly Ash Bottom Ash (FABA) yang dihasilkan dari proses produksi perusahaan. “Hal ini melihat produksi FABA mencapai 35.000 ton per tahun, sehingga potensi pemborosan biaya mencapai Rp 21 miliar,” sambungnya. Ia menilai, inisiatif ini membuka peluang besar untuk mengelola limbah secara produktif sekaligus berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan. Bahkan, inovasi itu telah memperoleh Sertifikat Paten dari Kementerian Hukum dan HAM, serta izin penggunaan dari Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi Kalimantan Timur.

“Kami tidak ingin program sosial hanya berhenti di seremoni. Harus ada kesinambungan pembelajaran dan peningkatan nilai. Kami akan memastikan, semua inisiatif terintegrasi dalam sistem manajemen risiko perusahaan,” ungkapnya.

READ  Sepakat Gencatan Senjata, Thailand-Kamboja Tunduk ke Trump

Soesilo menambahkan, dari seluruh pencapaian tersebut, Pupuk Kaltim menyambut nominasi ASEAN GRC Award dan Public Initiatives Award 2025 dengan penuh optimisme.

Tidak hanya sebagai ajang pengakuan, tetapi juga motivasi untuk terus memperkuat peran strategis GRC dan kontribusi publik dalam mencapai masa depan yang berkelanjutan.

“Kami akan terus meningkatkan upaya menjadikan GRC sebagai kekuatan penggerak perusahaan yang lebih berintegritas, kompetitif dan berkelanjutan,” pungkas Soesilo.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *