Mahfud MD Dukung Presiden Tegakkan Supremasi Hukum

Nasional3 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof. Mahfud MD menukil buku Paradoks Indonesia yang ditulis Prabowo Subianto sebelum menjadi Presiden RI. Kata Mahfud, Paradoks Indonesia menjelaskan, Indonesia dikuasai oleh oligarki.

Ini diungkapkan Mahfud MD saat menjadi pembicara dalam diskusi: Meet The Leaders “Lead With Law, Stand With Integrity: Break The Chain of Corruption in Indonesia’’ yang dipandu Prof. Didik J. Rachbini di Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (28/6/2025).

Oligarki ini yakni pengusaha super kaya yang kemudian mengendalikan keputusan-keputusan politik dan ekonomi. “Dampak Oligarki ini merusak politik dan ekonomi Indonesia yang berdasar demokrasi Pancasila dan ekonomi kerakyatan-konstitusi,” ungkap Mahfud MD.

Kondisi inilah, kata Mahfud MD, yang membuat Prabowo turun ke gelanggang politik dan membentuk parpol, hingga menjadi calon presiden.

Mantan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) itu juga menjabarkan delapan hal yang dicatat Prabowo dalam buku Paradoks Indonesia. Pertama, Indonesia ini kaya raya, tapi rakyatnya miskin (Paradox Pertama). Terjadi aliran kekayaan Indonesia yang mengalir ke luarnegeri tapi secara melawan hukum.

Baca juga : DPR Kawal Integrasi Teknologi Dalam Penegakan Hukum

Kedua, Corruption Perseption Indeks (CPI) Indonesia tidak pernah mencapai angka 50. Tertinggi 40 pada 2019, lalu 2020 turun dari 38 ke 34.

Ketiga, Indeks gini ratio Indonesia selalu tidak pernah turun dari 0,38 dan pernah mencapai 0,41. Indeks gini ratio adalah indeks kesenjangan. Semakin besar berarti kekayaan menumpuk ke segolongan orang dan tidak bisa didistribusikan.

Negara yang indeks gini rationya lebihi 0,400 akan negara tersebut runtuh. Contoh, negara-negara timur tengah ketika terjadi ’’musim semi arab’’ (Tunisia, Libia, Mesir 0,440).

READ  Dikawal Pasukan Berkuda, Prabowo & PM Anwar Tiba Di Istana

Keempat, uang yang diperoleh oleh para pengusaha disimpan di bank-bank luar negeri sebesar Rp 11,400 triliun. Kekayaan alam dikeruk dan dijual tapi uangnya tidak dibawa masuk ke Indonesia. Sehingga tidak memberikan nilai tambah ke dalam negeri.

Kelima, terjadi kerusakan lingkungan parah. Keenam, terjadi pencaplokan tanah-tanah negara dan kekayaan masyarakat adat. Ketika diproses pengadilan, pencaplokan itu divonis bebas oleh pengadilan dengan alasan belum tercatat sebagai kekayaan negara. Gambaran dari betapa kacaunya hukum di Indonesia.

Baca juga : Warga Dan Pelajar Indonesia Di Singapura Sambut Hangat Presiden Prabowo

Ketujuh, terjadi ketimpangan kekayaan. 10 persen penduduk terkaya menguasai 77 persen kekayaan nasional. Sekitar 90 persen penduduk lainnya hanya menguasai 23 persen kekayaan nasional.

Atau 1 persen penduduk terkaya menguasai 50,3 persen kekayaan nasional. Lainnya, 1 persen penduduk, menguasai 67 persen lahan negara. Sementara 99 persen penduduk lainnya hanya menguasai 33 persen lahan.

“Saat ini soal lahan mulai ditertibkan oleh Presiden Prabowo dengan Kepres Nomor 5 tahun 2025 sehingga lebih dari 1,2 juta hektar lahan sawit telah dirampas untuk negara,” jelas Mahfud MD.

Kedelapan, Jumlah orang miskin di Indonesia berjumlah 60,3 persen 172 juta jiwa menurut IMF, jika garis kemiskinan diukur dari 6,85 dolar AS per hari. Selain delapan hal di atas, Mahfud menjelaskan negara Indonesia ini kini cenderung dipimpin oleh kleptokratik atau maling.

“Resep mengobati kleptokratik ini adalah, tegakkan negara hukum, jika negara ingin selamat. Sejarah mencatat, tidak ada negara yang bisa bertahan lama jika hukum tidak ditegakkan. Kedua, kejar koruptor sampai ke ujung dunia,” ujar Mahfud MD.

Baca juga : Kao Indonesia Luncurkan Produk Baru dan Tegaskan Komitmen Gaya Hidup Kirei

READ  Sikat Alex Eala Di Madrid Open 2025 Swiatek Sukses Balas Dendam

Bagaimanapun, Mahfud mengajak seluruh rakyat terus optimistis. Tekad Presiden Prabowo untuk menegakkan supremasi hukum dan memberantas korupsi seperti ditulis dalam bukunya itu, hanya bisa dilakukan dengan efektif apabila para pemimpin atau elit kita melaksanakan tugas kepemimpinannya dengan penuh integritas dan berjiwa merah putih.

“Tidak mudah dibeli, tidak mudah disogok, dan tidak suka berbohong. Semoga Indonesia ke depan lebih baik lagi. Karena itu, jangan pernah lelah mencintai Indonesia!” pungkas Mahfud.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed