
RM.id Rakyat Merdeka – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN sukses mengantongi laba bersih sebesar Rp 2,3 triliun atau tumbuh double-digit sebesar 10,6 persen year on year (yoy) pada kuartal III-2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,08 triliun.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, kinerja gemilang sepanjang periode Januari-September 2025, baik dari sisi pencapaian laba bersih, penyaluran kredit, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), maupun peningkatan aset.
“Hal ini membuktikan transformasi yang dijalankan BTN berhasil membawa dampak yang positif terhadap kinerja bisnis perseroan,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Jumat (24/10/2025).
Tak hanya itu, BTN kembali membukukan laba bersih pada kuartal III-2025 berkat konsistensi yang dijaga pertumbuhan bisnis. Terutama, di pembiayaan sektor perumahan dan transaksi keuangan yang beragam agar bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.
“Upaya ini dilakukan dengan ditopang prinsip kehati-hatian dan perhitungan yang cermat atas kebutuhan di pasar,” ujarnya.
Nixon mengungkapkan, pencapaian laba bersih BTN dipicu oleh pendapatan bunga kredit yang naik 18,8 persen yoy menjadi Rp 26,57 triliun hingga akhir September 2025, lebih tinggi dari kenaikan beban bunga yang sebesar 2,5 persen yoy menjadi Rp 13,81 triliun.
“Kenaikan beban bunga dapat dijaga stabil seiring dengan upaya perseroan menggencarkan perolehan DPK berbiaya murah,” katanya.
Upaya tersebut berbuah hasil pendapatan bunga bersih yang naik 43,5 persen yoy menjadi Rp 12,76 triliun per akhir kuartal III-2025, serta margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang naik 101 basis poin (bps) menjadi 3,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,9 persen.
Efisiensi yang dilakukan juga menghasilkan cost-to-income ratio (CIR) yang menurun ke level 47,8 persen hingga kuartal III-2025, dari periode yang sama tahun lalu sebesar 59,9 persen.
Baca juga : Laba Bersih BCA Tumbuh 5,7 Persen Tembus Rp 43,4 Triliun Di Kuartal III-2025
Nixon menuturkan, BTN terus dipercaya oleh masyarakat sebagai bank pilihan untuk bertransaksi, seperti tercermin dari pertumbuhan DPK yang mencapai 16,0 persen yoy hingga kuartal III-2025, menjadi Rp 429,92 triliun, dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 370,75 triliun.
“BTN mencatat pertumbuhan DPK di atas pertumbuhan di industri perbankan yang sebesar 11,18 persen yoy per akhir September 2025,” katanya.
Pertumbuhan DPK tersebut ditopang oleh kenaikan di deposito ritel yang berbiaya lebih rendah dibandingkan deposito institusi skala besar.
Selain itu, BTN juga menjaga pertumbuhan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang hampir mencapai separuh dari total DPK BTN per kuartal III-2025. Termasuk di antaranya dipicu oleh peningkatan transaksi di aplikasi Bale by BTN.
Adapun jumlah user Bale by BTN telah mencapai 3,2 juta hingga akhir kuartal III-2025, naik 66,8 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebanyak 1,9 juta.
Sedangkan jumlah transaksi Bale by BTN melonjak 96,0 persen menjadi 1,53 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 783,5 juta.
Sementara itu, nilai transaksi di Bale by BTN mencapai Rp 71,9 triliun hingga akhir September 2025, naik 19,6 persen yoy dari September tahun lalu sebesar Rp 60,1 triliun.
“Peningkatan jumlah user dan transaksi melalui Bale superapp mendorong pertumbuhan saldo DPK di BTN, sehingga menunjukkan bahwa inisiatif digital yang kami lakukan terus meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk memilih bertransaksi di BTN.
“Kami berharap, sumber dana murah yang berkelanjutan ini akan menjadi mesin kekuatan baru bagi BTN sehingga kami dapat mencapai aspirasi menjadi bank transaksional di masa depan,” ujarnya.
Baca juga : Kredit Konsumer BRI Tumbuh Double Digit, Putar Roda Ekonomi Masyarakat
Sementara itu, penyaluran kredit dan pembiayaan BTN tetap tumbuh positif sebesar 7,0 persen yoy menjadi Rp 381,03 triliun hingga kuartal III-2025, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 356,06 triliun.
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan ke sektor perumahan yang meningkat 6,4 persen yoy menjadi Rp 322,53 triliun dan sektor non perumahan (non-housing loan) yang naik 10,7 persen yoy menjadi Rp 58,49 triliun.
Di sektor perumahan, BTN membukukan penyaluran KPR Sejahtera FLPP (KPR subsidi) yang mencapai Rp 186,58 triliun hingga kuartal III-2025, bertumbuh 8,0 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan KPR non-subsidi bertumbuh 7,3 persen menjadi Rp 111,33 triliun, berkat strategi perseroan menggandeng para developer top nasional dan mengadakan penawaran bunga promo KPR.
Nixon mengatakan, keputusan Pemerintah yang telah meningkatkan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi 350 ribu unit tahun ini, dan alokasi untuk BTN sebanyak 220 ribu unit menopang pertumbuhan kredit dan pembiayaan subsidi di BTN, selain melalui berbagai insentif dan stimulus lainnya.
“Harapan kami adalah dengan dukungan pemerintah dan kerja keras BTN, semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati kepemilikan rumah dan meningkatkan taraf hidup mereka,” ujar Nixon.
Dengan pertumbuhan positif di sisi pendanaan dan pembiayaan, BTN mencatat loan-to-deposit ratio (LDR) di level 88,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 96,0 persen.
“Hal ini menunjukkan BTN telah memupuk likuiditas yang memadai untuk mendukung fungsi intermediasinya,” katanya.
Sementara itu, total aset BTN telah berhasil menembus Rp 500 triliun sebelum tahun 2025 berakhir seperti yang diproyeksikan sebelumnya, dengan nilai sebesar Rp 510,85 triliun hingga September 2025, naik 12,2 persen yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 455,10 triliun.
UUS Jadi Bank Syariah Nasional
Baca juga : Transaksi Merchant BRI Naik 27,2 Persen YoY Tembus Rp105,5 Triliun
Pertumbuhan unit usaha syariah (UUS) BTN sebelum lepas landas menjadi bank syariah baru, Bank Syariah Nasional (BSN) terus menunjukkan kekuatan core business-nya di perumahan dan berbagai layanan syariah.
Hingga kuartal III-2025, UUS BTN membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 8,4 persen yoy menjadi Rp 592 miliar, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 546 miliar.
Pencapaian tersebut ditopang oleh peningkatan pembiayaan sebesar 19,7 persen yoy menjadi Rp 51,10 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 42,70 triliun.
Sedangkan perolehan dana masyarakat juga meningkat double-digit sebesar 19,3 persen yoy menjadi Rp 56,90 triliun pada akhir September 2025, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 47,68 triliun.
Pertumbuhan positif di pembiayaan dan DPK berbuah peningkatan aset yang naik 18,4 persen yoy menjadi Rp 68,36 triliun hingga kuartal III tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 57,72 triliun.
“UUS BTN tinggal selangkah lagi untuk tampil sebagai bank umum syariah dengan potensi yang sangat besar di industri perbankan syariah nasional,” ujarnya.
Dengan kehadiran BSN sebagai bank syariah baru hasil spin-off, dan meyakini akan lebih banyak masyarakat yang terlayani dengan prinsip syariah untuk berbagai kebutuhan keuangan mereka, sehingga dampaknya akan terasa untuk pertumbuhan industri perbankan syariah di Indonesia.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.












