Kuartal I 2025, Harga Rumah Seken Nasional Melambat: 3 Kota Ini Tetap Tumbuh di Atas 8%

HomeBabby.my.id, (JAKARTA) — Pertumbuhan harga rumah seken nasional pada kuartal I 2025 (Januari–Maret), menunjukkan perlambatan, namun tiga kota yaitu Yogyakarta, Denpasar, dan Semarang justru mencuri perhatian dengan pertumbuhan yang stabil dan signifikan.

Berdasarkan Rumah123 Flash Report edisi April 2025, meskipun secara nasional indeks harga rumah seken di 13 kota besar hanya tumbuh 0,9%–1,6%, kota-kota ini tampil konsisten dengan lonjakan harga tahunan hingga hampir 10%.

Baca Juga: Tren Investasi Properti di Bali Bergeser, Kawasan Nyanyi Tawarkan Keuntungan Investasi Tinggi

Menurut Marisa Jaya, Head of Research Rumah123, kenaikan harga di kota-kota ini masih menjadi indikator positif bahwa pasar rumah sekunder di sejumlah wilayah tersebut masih cukup bergairah.

“Sehingga inilah yang memberikan potensi apresiasi nilai aset yang menarik bagi pemilik rumah maupun calon investor di tengah kondisi pasar nasional yang cenderung melambat,” katanya.

Tren Kuat Harga Rumah Seken Nasional di Tiga Kota

Sepanjang kuartal I 2025, Yogyakarta, Denpasar, dan Semarang tampil sebagai tiga kota dengan pertumbuhan harga tahunan paling konsisten di pasar rumah sekunder.

Pertumbuhan harga rumah tertinggi secara tahunan tercatat di Yogyakarta, yang melonjak antara 8,9% hingga 9,8%.

Denpasar menyusul dengan kenaikan 8,2%–9,3%, sementara Semarang mencatatkan pertumbuhan yang lebih stabil di kisaran 3%–3,1%.

Baca Juga: Ayo ke Petals Property Expo 2025 Sebelum Terlambat! Masih Ada Waktu Hingga 11 Mei, Promo dan Aktivitas Seru Menanti

Pertumbuhan harga di Yogyakarta dipicu oleh pesatnya pengembangan infrastruktur, khususnya proyek Tol Solo–Yogyakarta–NYIA dan Tol Yogyakarta–Bawen.

Setelah Tol Solo–Klaten diresmikan pada September 2024, konektivitas regional meningkat pesat dan menjadi daya tarik investasi baru di kawasan tersebut.

READ  Epiwalk Lifestyle Resmi Dibuka! Transformasi Baru dengan Konsep Modern

Sementara itu, Denpasar menunjukkan pola yang sedikit berbeda. Rumah sekunder di kota ini mengalami perlambatan dari lonjakan tahun sebelumnya, namun tetap tumbuh kuat. 

Stabilitas ini terkait erat dengan geliat pariwisata Bali yang kembali menggeliat. Berdasarkan data BPS Bali, jumlah wisatawan naik 48,4% pada 2023 dan masih tumbuh 8,4% hingga awal 2024.

Pertumbuhan harga di pasar properti Denpasar pun ikut mencerminkan kestabilan sektor pariwisata.

Adapun Semarang tampil sebagai kota dengan performa paling stabil sepanjang awal 2024 hingga kuartal I 2025.

Baca Juga: Ayo, Ikuti Sinar Mas Land Video Competition 2025, Menangkan iPhone 16 hingga Uang Tunai Ratusan Juta

Harga rumah seken di kota ini tumbuh 2%–5% setiap bulannya, dan tetap terjaga di kisaran 3% hingga 3,1% pada awal tahun ini.

Konsistensi ini menunjukkan bahwa pasar properti Semarang adalah salah satu yang paling seimbang dari sisi performa harga.

Populernya Permintaan Rumah di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya

Meskipun pertumbuhan harga rumah seken nasional melambat, minat masyarakat terhadap rumah seken tetap tinggi di kawasan metropolitan.

Data Rumah123 mencatat bahwa permintaan masih didominasi oleh wilayah Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya.

Tangerang menjadi kota paling diminati dengan kontribusi sebesar 15,6% dari total pencarian properti. Disusul Jakarta Selatan (11,5%) dan Jakarta Barat (9,5%).

Baca Juga: Jakarta, Bekasi, Surabaya Alami Perlambatan, Harga Rumah Seken di 9 Kota Lampaui Inflasi Tahunan

Kota lain yang mencatatkan popularitas tinggi termasuk Jakarta Utara (7,8%), Bandung (7,3%), dan Surabaya (5%), kemudian Tangerang Selatan yang stabil di angka 4,7%, serta Bekasi dengan 4,4%.

Jakarta Timur juga tetap menjadi incaran pencari properti dengan kontribusi 4,2%, sementara Jakarta Pusat mencatatkan angka 3,1%.

READ  Big Exhibition Paramount Land 2025 Hadirkan Penawaran Menarik dengan Diskon hingga Rp220 Juta

Dari wilayah Bali, Badung turut masuk jajaran 12 besar dengan 3,3%, diikuti oleh Bogor dengan persentase 2,8%.

Sedangkan pertumbuhan popularitas tahunan tertinggi terjadi di Tangerang (1,1%), Jakarta Utara dan Bandung Barat (masing-masing 0,7%), Jakarta Selatan (0,5%), dan Tangerang Selatan (0,4%).

Baca Juga: Strategi Astra Property di 2025, Fokus 3 Pilar Utama: Pelanggan, Digitalisasi dan Keberlanjutan

Dominasi kawasan metropolitan sebagai pusat permintaan rumah seken menegaskan bahwa konektivitas, kedekatan dengan pusat aktivitas ekonomi, dan kesiapan infrastruktur publik masih menjadi faktor utama dalam keputusan pembelian rumah,” tambah Marisa.

Fluktuasi Musiman dan Sinyal Optimisme ke Depan

Rumah contoh, Smara Boutique Residence, Jakarta Selatan, rumah di jakarta, dki jakarta, jakarta selatan, townhouse, townhouse di jakarta, Sakatama Development, proyek baru, proyek baru di jakarta
Rumah contoh Smara Boutique Residence di Jakarta Selatan. (Foto: Istimewa)

Meski harga rumah seken nasional melambat, pertumbuhan tahunan Maret 2025 menunjukkan sinyal positif bila dibandingkan Februari.

Periode Ramadan dan Lebaran yang termasuk dalam kuartal I dinilai memberi efek musiman terhadap pola permintaan.

Berdasarkan pola sebelumnya, permintaan rumah cenderung turun di awal Ramadan, namun kembali meningkat tajam menjelang Lebaran.

Sebagai contoh, di 2023 permintaan turun 16% saat Ramadan (Maret–April), namun melonjak 37,3% sesudahnya (April–Mei).

Baca Juga: Menteri PKP dan Menkomdigi Serahkan Kunci Rumah Subsidi untuk Wartawan

Sementara pada 2024, fluktuasi lebih moderat, turun 3,6% lalu naik 17,7% pada periode yang sama.

Kondisi ini memberikan harapan bahwa kuartal II 2025 dapat menjadi momentum pemulihan, terutama bila tren historis terus berulang.

***
Baca berita lainnya di GoogleNews

———
KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]

– Advertisement –

Demo Below News

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertiterkini.com/kuartal-i-harga-rumah-seken-nasional-melambat/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *