Kiblat Baru Peradaban Dunia Islam (4), Peradaban Islam: Iqra bi Ism Rabbik

Nasional589 Dilihat


Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA


Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA

Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka – Salah satu kelemahan dalam lintasan sejarah dunia Islam ialah pusat-pusat pemerintahannya tidak bisa berlangsung lebih lama karena terlalu jauh meninggalkan ruhul islam. Akibatnya lahirlah periode kelima, yang ditandai dengan melemahnya pusat-pusat kerajaan Islam dan kebangkitan Eropa di abad ke XIII. Periode ini ditandai dengan semakin bangkitnya pemikiran dunia Barat khususnya Eropa. Buku-buku dan kitab-kitab yang baik dari Timur Islam diambil dan diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa, khususnya bahasa Inggeris, Perancis, dan Spanyol.

Baca juga : Peradaban Islam: Iqra’ bi Ism Rabbik (Bagian 1)

Perpecahan dan bahkan perang saudara antara dinasti-dinasti Islam berlangsung di mana-mana. Belum lagi dekadensi moral semakin meluas di dalam masyarakat. Apa yang terjadi pada masa jahiliyah kembali diadopsi anggota keluarga raja dan kalangan elit bangsa Arab, misalnya tradisi harem (gundik-gundik) yang sudah pernah tidak kedengaran pada masa awal Islam kembali marak lagi, khususnya di lingkungan istana. Malah menurut Fatimah Mernissi, di antara seluruh raja yang pernah berdaulat di dinasti Bani Abbasiyah, hanya dua orang yang lahir dari permaisuri sah, selebihnya berasal dari isteri selir raja.

Baca juga : Memahami Asas Peradaban Islam

Hal lain yang perlu dicatat ialah merosotnya aktifitas ilmu pengetahuan. Pemikiran mu’tazilah yang menjunjung tinggi pikiran dan logika seolah-olah dipandang sebagai aliran sesat. Akibatnya aktifitas pemikiran dan ilmu pengetahuan mandeg. Kebetulan setelah pemikiran mu’tazilah menurun digantikan oleh aktifitas tasawuf, yang lebih menekankan aspek rasa dan spiritualitas. Khurafat, bid’ah, dan pemikiran mistik dan spekulatif berkembang cepat dalam dunia Islam. Pandangan dunia (Islamic world view) berbalik dengan periode-periode sebelumnya. Periode ini betul-betul memalukan bagi dunia Islam.

READ  Masih Banyak Warga Tak Punya Rumah Pembangunan Rusun MBR Mesti Diperbanyak

Baca juga : Belajar Dari Kejutan Gurun Pasir Tanah Arab

Menurut teori politik Ibnu Khaldun, yang membagi periode sejarah kerajaan itu pada empat periode, yakni periode perintis, periode pembangun, periode penikmat, dan periode penghancur. Periode penghancur ini terjadi di dalam abad XIII. Cepat atau lambatnya siklus Ibnu Khaldun ini tergantung konsisten atau tidaknya para pelaku politik di dalam memerankan peran politiknya. Al-Quran sendiri meniscayakan perubahan itu, sebagaimana diisyaratkan dalam QS Ali ‘Imran/ 3:140: “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran).
 Selanjutnya 


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *