Al-Qur’an betul-betul ajaib, karena meskipun singkat kalimatnya tetapi padat makna konotatif. Sebagai contoh, Inna anzalnahu fi lailatil qadr (QS al-Qadr/97:1). Mengapa malam (lailah), bukan siang (nahar)? Meskipun siang hari Ramadan kita menunaikan puasa, namun Allah SWT tetap memilih malam (lailah) sebagai pangkalan pendaratan Kalam Ilahi. Malam memang mendatangkan kegelapan, tetapi bukankah kegelapan menjanjikan keheningan, kerinduan, keakraban, kehangatan, kepasrahan, dan …
Source link