Jenguk Korban Ponpes Ambruk, Ning Lia Haru Dengan Perjuangan Haikal

Nasional27 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Proses evakuasi terhadap korban ambruknya Musola Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, memasuki hari keenam.

Hingga saat ini, 103 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat dan 14 orang meninggal dunia. Dari korban selamat, 14 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan 89 orang telah diperbolehkan pulang dan satu orang dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.

Sejumlah pejabat berdatangan menjenguk para korban yang masih terbaring di rumah sakit. Dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Menteri Sosial Syaifullah Yusuf, hingga Senator dari Jawa Timur Lia Istifhama.

Ning Lia-sapaan Lia, membagikan pengalamannya saat menjenguk salah satu korban bernama Syailendra Haikal di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo. Santri berusia 13 tahun itu, videonya viral usai berhasil diselamatkan setelah 2 hari tertimbun puing-puing bangunan.

“Usianya hampir sama dengan anak saya,” kata Lia pelan. “Sorot matanya menahan sakit. Tapi Masya Allah, dia tegar sekali.” Ning Lia datang ditemani relawan LazisNU Care Jawa Timur dan orang tua Haikal, Abdul Hawi serta Dwi Ajeng.

Saat berdiri di samping ranjang pasien itu, ia menatap lama wajah bocah yang jadi buah bibir se-Indonesia itu. “Anak ini bukan cuma selamat. Dia diselamatkan untuk jadi pelajaran bagi kita semua,” kata anggota Komite II DPD RI itu.

Baca juga : Dubes UEA Dukung Kerja Sama Budaya & Pertukaran Intelektual

Menurut cerita ibunda Haikal, di hari nahas itu, sang anak tengah berjamaah dengan temannya, Yusuf (16). Saat bangunan ambruk, keduanya terlempar dan tertimbun di tempat berbeda.

“Banyak yang mengira mereka bersebelahan. Ternyata jarak mereka beberapa meter,” ujar Lia.

READ  Buka Puasa Bareng Kadin Gibran Ingatkan Keseimbangan Industri Dan Lingkungan

“Bisa dibayangkan, anak-anak itu bershaf rapat dalam shalat. Tapi saat bangunan roboh, mereka terpencar,” ungkap Senator ini.

Hari pertama tertimbun, Haikal haus luar biasa. Tenggorokannya kering, lidahnya mulai kelu. Saat itulah, entah dari mana, muncul sosok anak kecil membawa air minum. “Kakak haus?” tanya sosok itu.

Haikal mengangguk, meneguk sedikit, lalu sosok itu menghilang. “Kita tak tahu apakah itu halusinasi atau pertolongan Allah,” kata Lia.

“Tapi yang jelas, Haikal diberi kesempatan untuk hidup dan bersaksi. Itu mukjizat kecil yang mengetuk hati.”

Baca juga : Menag Janji Perketat Pengawasan Bangunan

Malam pertama di bawah reruntuhan, Haikal masih bisa mendengar suara sahabat-sahabatnya. Mereka saling bersahutan, mengajak shalat. Ia pun mengikuti. “Haikal masih shalat di tengah puing,” tutur ibunya, Dwi Ajeng, dengan suara bergetar.

“Bayangkan, di tengah kegelapan dan puing yang menindih, dia masih ingat shalat.”

Namun di hari kedua, tak ada lagi sahutan. Saat Haikal memanggil teman di sebelahnya, yang terdengar hanya hening. “Dia sadar, temannya sudah tiada,” kata Lia. Matanya ikut basah. “Kita yang dewasa mungkin tak akan sekuat dia.”

Bocah ini bukan cuma tabah. Ia juga cerdas. Menurut ibunya, Haikal memilih diam selama tertimbun. “Dia bilang, kalau banyak bicara atau bergerak, energi cepat habis,” kisah Ajeng.

Ternyata, itu ia pelajari di pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). “Dia mengingat teori itu. Bayangkan, di situasi segenting itu, dia masih berpikir logis. Itu luar biasa,” ujar Lia kagum.

Hingga kemarin, Sabtu (4/20/2025), Haikal masih menjalani perawatan intensif. Dokter belum memastikan apakah kakinya bisa diselamatkan atau tidak. Tapi semangatnya tetap menyala.

Baca juga : Perkuat Peran Perempuan, BPW Indonesia Teken MoU Dengan Kementerian HAM

READ  5 Gerbong KA Argo Bromo Anggrek Yang Anjlok Di Subang Berhasil Dievakuasi

“Dia ingin lanjut sekolah di SMPN 1 Probolinggo,” kata Lia. “Sudah kami bantu komunikasikan ke pihak sekolah. Insya Allah mereka menyambut baik.” Tak hanya itu, Haikal juga punya cita-cita jadi tentara. “Dia bilang ingin menjaga negeri,” ucap Lia tersenyum.

“Dan saya bilang padanya, dia sudah jadi tentara — tentara kesabaran.”

Diketahui, Rabu (1/10/2025) pukul 15.22 WIB, Haikal akhirnya berhasil dievakuasi. Ia jadi korban ke-13 yang ditemukan. Beberapa meter darinya, tim SAR menemukan santri lain meninggal dalam posisi sujud. “Insya Allah mereka syahid. Mereka wafat dalam shalat, dalam pencarian ilmu,” tegas Lia.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *