RM.id Rakyat Merdeka – Kabar duka datang dari keluarga besar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto, penerbang tempur F-16 dengan call sign “Red Wolf”, wafat pada Sabtu malam. Almarhum akan dimakamkan di kampung halamannya di Probolinggo, Jawa Timur, Senin (4/8) siang.
Rumah duka yang berada di Jalan Trikora XI Nomor K-14, Kompleks TNI AU Trikora, Pancoran, Jakarta Selatan, dipenuhi pelayat sejak Minggu siang. Suasana haru tak terelakkan.
“Beliau atasan yang sangat dekat dengan kami. Bahkan saat COVID-19 dulu, satu per satu anggota ditelepon langsung oleh beliau. Ditanyakan kondisi kita, bagaimana anak dan istri, apakah sehat. Kami diperlakukan seperti anak sendiri,” kata Lena Satriyati, mantan anak buah almarhum di Dinas Penerangan TNI AU.
Seperti diketahui, Marsma Fajar gugur dalam kecelakaan pesawat latih sipil Quicksilver GT500 milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI), saat menjalankan misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara.
Baca juga : Eks Kadispenau Marsma TNI Fajar Adriyanto Gugur Dalam Laka Pesawat Di Bogor
Pesawat yang dipilotinya lepas landas dari Pangkalan Udara Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB dan hilang kontak sekitar sebelas menit kemudian. Tak lama setelah itu, pesawat ditemukan jatuh di area pemakaman umum di Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dalam kecelakaan tersebut, Fajar yang menjabat sebagai Kepala Kelompok Staf Ahli Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Udara (Kapoksahli Kodiklatau) dinyatakan gugur. Ia berada di kokpit bersama seorang kopilot bernama Roni, yang selamat meski mengalami luka berat dan masih menjalani perawatan intensif.
Seluruh prosedur penerbangan dinyatakan legal dan memenuhi standar operasional, termasuk izin terbang resmi yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja. Pesawat tersebut pun dalam kondisi laik terbang dan merupakan sortie kedua pada hari itu.
Sosok Marsekal Fajar dikenal luas sebagai pemimpin yang hangat namun tegas. Lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992 ini menapaki kariernya dari kokpit F-16 Fighting Falcon, pesawat tempur andalan TNI AU, hingga dipercaya menduduki sejumlah posisi penting.
Baca juga : Di Senayan, Hakim Bersorak, Nangis, Pelukan
Jabatan terakhir yang diembannya adalah Kepala Kelompok Staf Ahli (Poksahli) Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Udara (Kodiklatau).
Di mata rekan-rekannya, Fajar bukan hanya penerbang tempur andal. Ia juga dikenal sebagai pemikir strategis yang progresif. “Kalau bicara inovasi, dia salah satu yang terdepan. Pikiran-pikirannya selalu membawa semangat baru di tubuh TNI AU,” ujar Marsekal Pertama TNI Aldrin Petrus Mongan, sahabat seangkatannya di AAU, saat melayat di rumah duka.
Nama Fajar “Red Wolf” juga pernah mencuat dalam salah satu peristiwa penting dalam sejarah dirgantara Indonesia: insiden udara di sekitar Pulau Bawean dengan pesawat F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Ia menjadi salah satu penerbang yang terlibat langsung dan menunjukkan profesionalisme tinggi di tengah ketegangan.
Kehilangan sosok seperti Fajar bukan sekadar kehilangan figur militer. Ia adalah panutan di banyak lini—sebagai komandan, sahabat, ayah, dan bagian dari keluarga besar TNI. Di rumah duka, puluhan karangan bunga berdiri berjejer dari berbagai tokoh militer dan komunitas pertahanan. Di antaranya dari Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas Inkiriwang dan Laksamana Muda TNI Sri Yanto.
Baca juga : Bos Maktour: Ada Pertemuan Bilateral, Itu Demi Kepentingan Bangsa Dan Negara
Almarhum meninggalkan seorang istri, Dewi Kurnia, dan dua putra, Naufal F Sandy Kusuma serta Akmal F Randy Kusuma. Rencananya, jenazah akan diberangkatkan ke Probolinggo bersama keluarga pada Senin pagi, dan akan dimakamkan siang harinya dengan upacara militer.
Mantan Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI (Purn) Fadjar Prasetyo, dan Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim termasuk di antara ratusan pelayat yang hadir. Hadir pula sejumlah perwira tinggi aktif dari ketiga matra TNI.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.