HUT ke-66 PP, Bamsoet Ajak Teguhkan Semangat Pancasila di Tengah ArusGlobalisasi

Nasional10 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila (PP), Bambang Soesatyo, menegaskan bahwa tantangan ideologi bangsa saat ini tidak lagi berada di medan tempur fisik, melainkan di ruang digital, di dunia ekonomi, dan di hati generasi muda. Karenanya, menjaga Pancasila di era global tidak cukup dengan seruan moral. Nilai-nilai dasar seperti gotong royong, keadilan sosial, dan kemanusiaan harus diwujudkan dalam bentuk program konkret yang menyentuh kebutuhan masyarakat.

Pria yang akrab disapa Bamsoet ini menyatakan, di usianya yang ke-66 tahun, Pemuda Pancasila harus menatap masa depan dengan pendekatan baru, yakni membumikan Pancasila dalam aksi nyata yang memberi manfaat langsung bagi rakyat.

“Pancasila harus hidup dalam kerja, dalam ekonomi, dalam tindakan sosial. Kalau tidak, ia hanya jadi simbol yang tidak lagi menggugah jiwa anak bangsa,” ujar Bamsoet, di acara perayaan HUT ke-66 Pemuda Pancasila yang dipimpin langsung Ketum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno, di Jakarta, Selasa malam (28/10/2025).

Baca juga : MedcoEnergi Perkuat Ketahanan Energi di Tengah Dinamika Global

Ketua MPR ke-15 dan Ketua DPR ke-20 ini memaparkan, globalisasi dan digitalisasi menghadirkan medan baru dalam perjuangan ideologi. Penelitian terbaru tentang produksi pesan nasionalisme di media sosial menunjukkan bahwa platform seperti X (Twitter) dan TikTok menjadi arena pertempuran narasi antara kelompok nasionalis, populis, hingga radikal.

“Kalau organisasi sebesar Pemuda Pancasila tidak ikut masuk ke ruang digital dengan narasi yang cerdas dan menyentuh, ruang itu akan diisi pihak lain. Sekarang eranya ideologi bertarung lewat algoritma,” kata Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan, Pemuda Pancasila harus menyiapkan ‘laboratorium narasi rigital’, sebuah unit yang akan melatih kader membuat konten edukatif, kampanye kebangsaan, serta literasi digital yang menanamkan semangat Pancasila di kalangan milenial dan Gen Z.

READ  Menlu Sugiono Evakuasi Warga Gaza Bukan Permanen Tapi Bentuk Kepedulian

Baca juga : Santri Papua di AFKN Teguhkan Keislaman dan Nasionalisme

“Pancasila jangan disampaikan dengan gaya orasi lama. Penyampaiannya harus dikemas dengan bahasa dan medium anak muda, baik melalui video pendek, podcast, musik, meme. Kita harus rebut ruang digital dengan nilai luhur bangsa,” jelas Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Alumni Doktor Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran ini juga mengingatkan pentingnya menjaga citra organisasi agar tidak terjebak dalam politisasi. Struktur organisasi dari pusat hingga ranting harus menerapkan prinsip good governance, baik berupa laporan kegiatan terbuka, penggunaan dana yang transparan, serta mekanisme sanksi bagi pelanggaran kode etik.

“Pemuda Pancasila lahir untuk membela kepentingan bangsa, bukan alat kepentingan sesaat. Kalau organisasi kehilangan independensi moral, maka hilanglah jati diri Pemuda Pancasila. Pemuda Pancasila harus ada dimana-mana, tetapi tidak kemana-mana,” pungkas Bamsoet.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *