HCHF-UIII Gelar Konferensi Internasional Persaudaraan Kemanusiaan

Nasional46 Dilihat


RM.id  Rakyat Merdeka – Komite Tinggi Persaudaraan Kemanusiaan atau High Committee for Human Fraternity (HCHF) bekerja sama dengan Universitas Islam Internasional Indonesia (UII) menyelenggarakan Konferensi Internasional Persaudaraan Kemanusiaan pada 29-30 Juli 2025 di Jakarta, dengan tema “Mempromosikan Persaudaraan Kemanusiaan di Tengah Gejolak Global: Menuju Peradaban yang Lebih Damai dan Sejahtera.”

Pembukaan konferensi ini dihadiri oleh Duta Besar; Dr Khalid Al Ghaith, Sekretaris Jenderal HCHF; Prof. Dr. Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Abdulla Salem AlDhaheri, Duta Besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Republik Indonesia, Republik Demokratik Timor-Leste dan ASEAN.

Selain itu, juga hadir Dr. Sultan Mohammed Al Nuaimi, Direktur Jenderal Pusat Studi dan Penelitian Strategis UEA dan Prof. Jamhari Ma’ruf, Rektor UII. Sejumlah duta besar dan pejabat tinggi lainnya, para pejabat pemerintahan, tokoh agama, akademisi, aktivis, dan perwakilan masyarakat sipil dari seluruh dunia juga ikut berpartisipasi dalam event ini.

Dalam pidatonya, Khalid Al Ghaith mengungkapkan rasa terima kasihnya yang mendalam kepada Pemerintah Indonesia, atas dukungan penuhnya terhadap nilai-nilai koeksistensi, perdamaian, dan persaudaraan kemanusiaan.

Dia mencatat, komitmen teguh Indonesia dalam menyebarkan tradisi dialog, persatuan, dan saling menghormati antarbangsa dan budaya, merupakan inspirasi besar bagi seluruh umat manusia.

Baca juga : Kormi: Fornas Ajang Kebugaran Dan Kebudayaan

Hasil Indeks Perdamaian Global 2023 menunjukkan, lanjut Khalid, bahwa lebih dari 50 negara mengalami penurunan tingkat perdamaian. Situasi ini mendorong HCHF untuk menggandakan upayanya dalam membangun kepercayaan dan meningkatkan saling pengertian antarmasyarakat di seluruh dunia.

Sekjen HFHC Dr Khalid Al Ghaith. [Foto: Dok]

Dia menekankan, upaya HCHF didasarkan pada Dokumen Persaudaraan Manusia, yang ditandatangani di Abu Dhabi pada 2019 oleh Imam Besar Syaikh Ahmed Ath-Thayyib, Imam Besar Al-Azhar, dan mendiang Paus Fransiskus, yang menyerukan agar suara perdamaian, dialog, dan kemanusiaan menang terhadap perpecahan dan kebencian.

READ  Prabowo Undang Menkop Rapat Terbatas Soal Kopdes Di Hambalang

Konferensi ini, ujar Khalid lagi, diselenggarakan untuk mewujudkan pesan mulia tersebut, menyediakan wadah bagi pertukaran pengetahuan dan keahlian, serta memberikan kesempatan untuk mengembangkan solusi praktis yang berkontribusi bagi terciptanya dunia yang lebih adil dan damai.

Dia juga menekankan, pendidikan merupakan prioritas bagi Komite Tinggi Persaudaraan Kemanusiaan (HCHF), karena meyakini pentingnya menanamkan nilai-nilai persaudaraan dan rasa hormat kepada anak-anak sejak usia dini.

Di saat yang sama, Khalid juga mengumumkan peluncuran kemitraan strategis dengan UIII untuk mendirikan “Institut Persaudaraan Kemanusiaan”, sebuah lembaga penelitian dan studi virtual yang didedikasikan untuk menyebarkan dan mempromosikan nilai-nilai persaudaraan kemanusiaan secara global.

Baca juga : Pemprov DKI Gelar Sosialisasi dan Serah Terima Kunci Hunian Kampung Susun Bayam

Sementara Pratikno, juga menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada Komite Tinggi Persaudaraan Kemanusiaan (HCHF) atas visinya, merujuk pada pengalaman Indonesia dalam mencapai koeksistensi dan persatuan, di mana lebih dari 280 juta rakyat Indonesia mewujudkan visi persaudaraan ini dalam kehidupan sehari-hari.

Menteri Sekretaris Negara Indonesia periode 2014–2024 ini menjelaskan, bahwa pengalaman Indonesia telah menunjukkan kebenaran hakiki, bahwa persaudaraan kemanusiaan tidak dapat dipaksakan dari atas, tapi harus tumbuh dari akarnya.

Persaudaraan tidak dapat dicapai hanya melalui hukum, tapi membutuhkan perubahan hati dan pikiran. Akhirnya, persaudaraan tidak dapat terwujud hanya dengan niat baik, tapi juga membutuhkan tindakan nyata.

Prof. Dr. Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. [Foto: Dok]

Sedangkan Jamhari Ma’ruf, Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia, mengatakan, seruan persaudaraan kemanusiaan menjadi semakin mendesak di zaman ini, karena umat manusia menghadapi tantangan global, mulai dari krisis iklim hingga konflik.

Hal ini menegaskan, ujarnya, tidak ada solusi yang akan berkelanjutan kecuali jika dibangun di atas pondasi saling menghormati, solidaritas, dan tanggung jawab bersama di antara semua anggota keluarga manusia.

READ  Kemenko Polkam Perkuat Forum Kerukunan Beragama Hadapi Isu Global

Baca juga : Anwar Ibrahim & Persaudaraan Serumpun Melayu Malaysia–Indonesia

Di hari pertama, konferensi membahas tantangan global terkini yang paling menonjol. Para pembicara menyerukan strategi praktis untuk mempromosikan nilai-nilai persaudaraan kemanusiaan dan membangun jembatan di dunia yang semakin terpecah belah.

Konferensi di hari pertama juga membahas berbagai topik yang berfokus pada membangun persaudaraan lintas batas, hak asasi manusia, dan keadilan sosial, diikuti oleh peran media dalam menjembatani perbedaan.

Juga dibahas tentang perubahan iklim dan dampaknya yang mendalam terhadap kemanusiaan, krisis global, keadilan lingkungan, serta isu-isu seperti kasih sayang, toleransi, saling menghargai, dan pengembangan dialog antaragama, untuk memerangi berbagai bentuk ekstremisme dan diskriminasi agama. (*)


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *