Harga Rumah Sekunder Turun Tipis

Infrastruktur97 Dilihat

Di tengah dinamika pasar properti nasional, bulan April 2025 mencatatkan perubahan yang patut dicermati: Harga rumah sekunder secara nasional tercatat turun tipis sebesar 0,1% dibanding bulan sebelumnya. Penurunan ini terjadi seiring dengan berkurangnya volume suplai rumah sebesar 1,3%, menandakan adanya kehati-hatian pasar dalam merespons kondisi ekonomi dan permintaan yang melandai.

Baca juga, Terapkan Strategi SDM Berkelanjutan, Maybank Indonesia Raih Penghargaan Tingkat Asia

Namun, di balik angka yang tampak stagnan ini, tersimpan ragam dinamika yang menarik. Secara tahunan, harga rumah nasional justru mengalami kenaikan 1,1% dibanding April 2024, dengan kota-kota seperti Yogyakarta mencatat lonjakan paling tajam sebesar 10,9%. Sementara itu, Makassar tampil sebagai kota dengan kenaikan harga tertinggi secara bulanan, mencapai 5,6%, sebuah pertumbuhan signifikan yang mencerminkan meningkatnya minat pasar di kawasan timur Indonesia.

Tren Positif di Jabodetabek

Wilayah Jabodetabek menunjukkan geliat positif. Bekasi menjadi primadona dengan kenaikan harga bulanan sebesar 1,3%, diikuti oleh Bogor (0,4%) dan Tangerang (0,3%). Jika ditarik ke belakang secara tahunan, Tangerang memimpin dengan pertumbuhan 1,6%, membuktikan bahwa kawasan penyangga ibu kota masih memiliki daya tarik investasi dan
permintaan tempat tinggal yang tinggi.

Pulau Jawa dan Luar Jawa Tunjukkan Kekuatan Tersembunyi

Di kawasan lain di Pulau Jawa, Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta mencatat kenaikan harga bulanan secara moderat. Sementara di luar Jawa, kota seperti Denpasar dan Makassar tidak hanya menunjukkan pertumbuhan bulanan, tetapi juga konsistensi secara tahunan—dengan Makassar mencatat pertumbuhan 7,5% year-on-year.

Suplai Menyusut, Permintaan Tetap Dinamis

Volume suplai rumah sekunder mengalami secara bulanan, justru Bekasi, Jakarta Barat, dan Depok menunjukkan lonjakan minat pencarian yang lebih tinggi, menandakan adanya pergeseran minat ke wilayah pinggiran yang lebih terjangkau.

READ  Telah Beroperasi Flyover Sekip Ujung, Diharapkan Mengurai Simpul Kemacetan

Sebaliknya, beberapa kota seperti Tangerang, Jakarta Utara, dan Surabaya justru mengalami penurunan minat pencarian properti, menandakan perlunya pendekatan baru dalam pemasaran dan pengembangan kawasan.

Stabil, Tapi Waspada

Pasar rumah sekunder Indonesia saat ini berada dalam fase penyesuaian. Penurunan harga tipis dan suplai yang melandai menunjukkan perlunya kehati-hatian, namun sinyal optimisme tetap terasa di sejumlah kota yang mengalami pertumbuhan signifikan. Keseimbangan antara harga, suplai, dan daya beli menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan pasar properti di tengah tantangan ekonomi yang terus berkembang.

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/harga-rumah-sekunder-turun-tipis/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *