Harga Rumah Sekunder Naik Secara Yoy,Yogyakarta Catatkan Kenaikan Tertinggi

Infrastruktur167 Dilihat

Kondisi pasar properti tanah air per Februari 2025 secara umum diketahui mencatatkan pertumbuhan positif. Yogyakarta menjadi kota dengan angka kenaikan harga rumah sekunder yang paling signifikan.

Baca juga, Diskon Tarif Tol 20% Selama Libur Idul Adha dan Sekolah, Berlaku di 10 Ruas Strategis

Berdasarkan Rumah123 Flash Report Edisi Februari 2025, secara keseluruhan, pertumbuhan harga properti tahunan berada di level 0,9%, turun -0,5% dari Januari 2025. Namun, harga properti tetap menunjukkan tren positif di sebagian besar wilayah jika dibandingkan dengan tingkat inflasi di masingmasing kota.

Terdapat sembilan kota yang memiliki selisih pertumbuhan harga properti yang tinggi dibandingkan inflasi tahunan yaitu Yogyakarta (+8,8%), Denpasar (+7,2%), Semarang (+3,1%), Depok (+2,5%), Bandung (+1,4%), Tangerang (+1,2%), Surakarta (+1,0%), Jakarta (+0,7%), serta Bogor (+0,1%). Menurut Head of Research Rumah123, Marisa Jaya, kenaikan harga properti yang lebih tinggi dari inflasi menjadi indikasi bahwa sektor properti tetap menjadi instrumen investasi yang menarik.

“Kota-kota seperti Yogyakarta dan Denpasar, yang mencatatkan pertumbuhan harga tertinggi, menunjukkan daya tarik tinggi bagi investor dan pembeli properti, terutama dengan meningkatnya aktivitas pariwisata dan pengembangan infrastruktur di kedua wilayah tersebut,” terang Marisa.

Kondisi Pasar Properti di Indonesia

Tiga kota besar—Jakarta, Bekasi, dan Surabaya— masih menunjukkan perlambatan harga sejak tahun 2024 hingga saat ini. Jakarta hanya mencatat kenaikan harga tahunan 0,1%, sementara harga properti di Bekasi justru turun sebesar 0,6%. Surabaya bahkan mengalami koreksi harga yang lebih dalam mencapai 1,2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebaliknya, sejumlah kota lain masih mencatat pertumbuhan harga properti tahunan yang cukup tinggi hingga Februari 2025. Selain Yogyakarta, Denpasar menunjukkan kenaikan harga sebesar 8,9%, disusul Semarang dengan pertumbuhan 3%. Tren yang sama sudah mulai tampak sejak Januari 2025, ketika harga properti di Yogyakarta naik 9,4%, Denpasar 8,2%, dan Semarang 3,1%. Ketiga kota ini pun menjadi wilayah dengan laju kenaikan harga properti tahunan tertinggi di awal 2025.

READ  Air Purifier, Humidifier dan Dehumidifier: Jaga Kualitas Udara di Rumah Saat Puasa

Sementara itu, berdasarkan Resale Price Index di 99.co Indonesia & Rumah123, secara month-on-month, harga rumah sekunder di Indonesia tercatat turun 0,2% dan pasokan turun 1,9% pada bulan Februari 2025. Dari sejumlah kota besar di Pulau Jawa, hanya Depok, Bogor Bandung, Semarang, dan Surabaya, yang mengalami kenaikan harga rumah secara monthon-month. Sedangkan seluruh kota besar di luar Pulau Jawa justru mencatatkan penurunan seiring dengan tren penurunan harga rumah di Indonesia.

Yogyakarta Makin Menarik, Lebih Banyak Pencari Properti Melirik

Melihat data yang ada di Rumah123 Flash Report Edisi Februari 2025, Yogyakarta punya tren pertumbuhan harga rumah yang cukup positif dari tahun lalu. Hal ini pun semakin meningkatkan daya tarik Kota Pelajar ini bagi para pencari maupun investor properti.

Marisa Jaya menjelaskan, “Kota Yogyakarta terus menunjukkan daya tariknya sebagai kawasan potensial untuk investasi properti di tahun 2025. Sejak Juli 2024, Yogyakarta menunjukkan tren pertumbuhan harga tahunan yang signifikan. Secara umum pertumbuhan harga rumah seken di Yogyakarta berkisar antara 3,8% (Juli 2024) hingga 10,8% (tertinggi bulan November 2024).”

Pertumbuhan properti di Yogyakarta tidak hanya dipengaruhi faktor geografis dan minat konsumen, tetapi juga berpotensi semakin meningkat seiring dengan pengembangan berbagai infrastruktur utama. Keberadaan rute tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo misalnya, nantinya akan terintegrasi dengan tol Yogyakarta-Bawen sehingga dampaknya konektivitas Yogyakarta dengan wilayah Semarang dan Solo semakin baik. Pengembangan infrastruktur ini diharapkan dapat memperlancar mobilitas dan mendorong aktivitas pariwisata yang lebih terintegrasi di seluruh kawasan Jawa Tengah dan turut meningkatkan daya tarik investasi di sektor properti di Yogyakarta.

“Dengan adanya peningkatan infrastruktur dan tren permintaan properti yang kuat di beberapa area utama, Yogyakarta semakin menunjukkan potensinya sebagai destinasi investasi properti yang menarik. Kombinasi antara permintaan tinggi di segmen rumah tapak, perkembangan wilayah strategis, dan aksesibilitas yang semakin mudah menjadikan kota ini sebagai pilihan yang patut dipertimbangkan bagi pencari properti yang ingin mencari tempat tinggal atau properti untuk investasi,” ujar Marisa.

READ  Synthesis Huis Luncurkan Tiga Klaster Baru untuk Kaum Menengah dan Premium

Adapun dari segi lokasi, tren pencarian paling populer umumnya terkonsentrasi di wilayah Timur dan Barat Yogyakarta. Lima area dengan permintaan tertinggi di Kota Yogyakarta adalah Umbulharjo (25,8%), Gondokusuman (11,7%), Wirobrajan (9,9%), Jetis (9,3%), dan Mantrijeron (8,8%).

Berdasarkan data pencarian di Rumah123 sepanjang Januari 2024–Februari 2025, pencarian properti di wilayah Yogyakarta didominasi oleh pencarian rumah tapak sebesar 70,4%, lalu tanah sebesar 15,5%, dan ruko sebesar 5,5%. Sementara itu, pencarian apartemen memiliki kontribusi terkecil hanya sebesar 3% dikarenakan ketersediaan stok yang terbatas dan rendahnya kebutuhan terhadap hunian high-rise di kota ini. Data pencarian properti lainnya di Yogyakarta adalah gudang (2,6%), ruang usaha (1,7%), kantor (1,2%), dan pabrik (0,1%).

Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertyandthecity.com/harga-rumah-sekunder-naik-secara-yoyyogyakarta-catatkan-kenaikan-tertinggi/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *