Hadir di GPA 2025, AHY Ajak Semua Pihak Bangun Ekosistem Perumahan yang Inklusif

Jakarta, propertyandthecity.com – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa pembangunan perumahan harus menjadi warisan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Pernyataan ini disampaikannya saat menghadiri Golden Property Awards (GPA) 2025 di Jakarta, Senin malam (29/9/2025), di mana ia juga mengapresiasi inisiatif Indonesia Property Watch (IPW) sebagai penyelenggara GPA yang selama satu dekade terakhir konsisten mendorong standar objektif di sektor properti.

“Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada CEO Indonesia Property Watch dan seluruh pihak yang telah menyelenggarakan Golden Property Awards 2025. Semoga kehadiran kita malam ini menghadirkan semangat dan energi untuk mengawal pembangunan bangsa, khususnya di sektor infrastruktur dan perumahan,” ujar AHY.

AHY menegaskan sektor properti bukan hanya memenuhi kebutuhan hunian, tetapi juga berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai lebih dari 10 persen serta menjadi sumber penciptaan lapangan kerja yang signifikan di berbagai daerah.

Tak hanya itu, ia juga mengingatkan tantangan utama pemerintah saat ini adalah mengurangi backlog perumahan yang mencapai 9,9 juta keluarga, sekaligus meningkatkan kualitas hunian bagi 26 juta keluarga yang masih tinggal di rumah tidak layak huni.

“Program tiga juta rumah yang menjadi visi Presiden Prabowo Subianto diharapkan dapat menjawab berbagai persoalan perumahan sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi nasional,” katanya.

Namun pembangunan yang masif, lanjut AHY, tidak boleh hanya mengejar angka. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan dan keberlanjutan, dengan pembangunan perumahan modern yang harus memperhatikan lingkungan sekaligus menjaga kepentingan generasi mendatang.

“Kita ingin menghadirkan kesejahteraan, namun tidak boleh mengabaikan kelestarian lingkungan. Prosperity and sustainability harus berjalan beriringan,” tegasnya.

AHY menekankan perlunya strategi pembangunan perumahan yang terintegrasi dan berkelanjutan. Ia mendorong penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD), yakni pengembangan hunian yang terhubung langsung dengan transportasi publik guna menciptakan kota yang lebih hijau, efisien, dan layak huni. Selain itu, ia juga menilai urban regeneration penting untuk menata kembali kawasan kumuh menjadi lingkungan yang sehat, aman, dan produktif.

Ia pun menyambut tema “The Legacy” yang diusung GPA 2025 sebagai pengingat bahwa setiap keputusan hari ini akan membentuk masa depan bangsa.

“Tema ‘The Legacy’ yang diusung GPA 2025 sangat relevan. Apa yang kita lakukan hari ini, atau bahkan tidak kita lakukan, akan berdampak langsung pada generasi penerus kita. Karena itu mari kita membangun perumahan yang layak, terjangkau, dan berkelanjutan bagi masa depan anak cucu kita,” tutur AHY.

Selain aspek fisik dan lingkungan, AHY juga menekankan pentingnya inovasi dalam skema pembiayaan. Pemerintah, katanya, telah meningkatkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari 20.000 menjadi 350.000 unit rumah pada 2025, serta menghadirkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan hingga Rp500 juta untuk mendukung kepemilikan rumah pertama.

“Kita ingin para pengembang besar semakin sukses, tapi juga mendorong kontraktor lokal agar bisa tumbuh dan berkontribusi dalam pembangunan perumahan di daerah,” tambahnya.

Lebih lanjut, AHY mendorong kolaborasi antara pemerintah, swasta, lembaga internasional, dan filantropi guna membangun ekosistem pembiayaan perumahan yang kredibel dan berkelanjutan.

“Mari kita terus berbenah diri dan berinovasi. Pemerintah membuka ruang bagi dunia usaha, lembaga internasional, hingga filantropi melalui skema kemitraan publik-swasta untuk mewujudkan pembiayaan perumahan yang kredibel dan berkelanjutan di seluruh Indonesia,” tandasnya.