HomeBabby.my.id, (BEKASI) — PT Metropolitan Land Tbk (Metland) terus melakukan berbagai upaya dalam menjaga keberlanjutan bisnisnya di tengah tantangan ekonomi, termasuk dengan memperkuat brand “Metland Hotel”.
Bukan sekadar meramaikan portofolio, manajemen Metland memutuskan untuk melakukan rebranding dan menggunakan filosofi mendalam di balik penamaan merek-merek hotel mereka.
Baca Juga: Ruko Dharmawangsa Sold Out, Metland Kertajati Jadi Magnet Investasi Baru di Majalengka
Keputusan ini merupakan bagian integral dari upaya menyeimbangkan pendapatan antara development revenue dan recurring income, sekaligus memperkuat brand value Metland di mata konsumen dan investor.
Dalam situasi ekonomi yang disebut “menantang” oleh manajemen, memiliki lini bisnis yang berimbang menjadi kunci.
Direktur Metland, Wahyu Sulistio, menekankan pentingnya pengembangan berimbang di masing-masing lini bisnis—residensial, mall, dan hotel—untuk menjaga sustainability perusahaan.
“Dulu memang kita punya prinsip kalau bisa 50% [portofolio] di recurring income dan development revenue,” ujar Wahyu kepada HomeBabby.my.id
Ia mencontohkan, saat Krisis 1998, pusat perbelanjaan (mall) menjadi penopang utama arus kas perusahaan.
Baca Juga: Sekolah Al-Azhar BSD Cibitung Resmi Dibangun, Siap Beroperasi Tahun 2026
Sebaliknya, saat pandemi COVID-19, segmen residensiallah yang menopang berkat insentif pemerintah seperti PPN DTP.
Hal ini menunjukkan betapa krusialnya peran hotel dan mall (bisnis recurring income) sebagai penyeimbang ketika bisnis properti pengembangan menghadapi gejolak.

Metland Fokus Pertumbuhan Jangka Panjang, Kontribusi Recurring Income Tembus 32%
Metland memandang bisnis perhotelan memiliki potensi yang sangat baik dan menjadi salah satu pilar utama dalam pertumbuhan jangka panjang.
Strategi penguatan brand hotel ini merupakan bagian dari upaya Perseroan untuk menyeimbangkan portofolio pendapatan.
Hal ini terbukti dari kontribusi recurring income Metland yang terus menunjukkan tren positif, dimana pada Kuartal II, angkanya telah mencapai 32% dari total pendapatan.
Baca Juga: Cluster Derora Tahap 2 di Metland Cikarang Laris Manis, Separuh Unit Sudah Habis Terjual
Angka ini didorong oleh kinerja portofolio non-residensial, yaitu mal dan hotel. Dengan penguatan brand dan peningkatan standar layanan Metland Hotel, Perseroan optimis recurring income akan terus meningkat.
Saat ini, Metland telah mengoperasikan total 584 kamar dari enam hotel yang telah beroperasi.
Perusahaan juga sedang menyiapkan hotel ketujuh yang berlokasi di Tomohon, Manado, yakni Metland Marron Tomohon.
“Sekarang kami memiliki 6 hotel dan masuk hotel ke-7 di Tomohon. Kami kini menggunakan merek Metland Hotel,” ungkap Wahyu.

Perkuat Merek Metland Hotel dengan Filosofi Semara, Venya dan Seva
Sejatinya, nama Metland Hotel secara resmi sudah dimulai sejak tahun 2014 lalu. Proyek perhotelan pertama yang mengusung nama ini adalah Metland Hotel Cirebon, disusul kemudian oleh Metland Hotel Bekasi.
Latar belakang utama penggunaan nama ini adalah untuk memperkuat identitas Metland di lini bisnis perhotelan, sehingga masyarakat lebih mudah mengenali dan memercayai kualitas layanan yang ditawarkan.
“Ini merupakan salah satu strategi untuk memperkuat identitas brand Metland di lini bisnis perhotelan, sehingga masyarakat lebih mudah mengenali Metland tidak hanya di sektor hunian dan komersial, tetapi juga di bidang hospitality,” terang Wahyu.
Komitmen ini juga diiringi dengan upaya penyelarasan di hotel-hotel yang sudah ada. Penyelarasan tidak hanya sebatas pada penyeragaman nama atau penyegaran tampilan dan fasilitas, tetapi yang terpenting adalah pada kualitas dan konsistensi layanan.
“Bagi Metland, standar brand bukan hanya terlihat dari aspek luar hotel, melainkan juga dari kualitas layanan yang konsisten. Setiap hotel bahkan menghadirkan pelayanan ekstra yang menjadi ciri khas masing-masing, sehingga pengalaman menginap tetap istimewa bagi para tamu,” tambahnya.
Lebih lanjut Wahyu menjabarkan, meskipun menggunakan umbrella brand Metland Hotel, Metland tetap memberikan penamaan yang lebih spesifik untuk membagi kelas bintang dan segmen pasar.
Baca Juga: Metland Kertajati, Motor Pertumbuhan Baru di Majalengka: Ruko dan Rumah Nyaris Sold Out!

Penamaan khusus seperti Semara, Venya, dan Seva pada dasarnya berangkat dari makna yang sama, yaitu “dicintai”.
Filosofi tersebut kemudian diterjemahkan oleh Metland dalam bentuk pengalaman menginap yang tidak hanya berfokus pada fasilitas semata, tetapi juga pada pelayanan.
“Setiap hotel di bawah brand ini menghadirkan pelayanan ekstra yang khas, sesuai dengan karakter dan segmen pasarnya,” katanya.
Seperti Semara, digunakan pada Metland Smara Kertajati, hotel bintang 4 yang berlokasi di kawasan Metland Kertajati, Majalengka yang juga bersisian dengan Bandara Kertajati (BIJB).
Kemudian nama Venya yang digunakan untuk hotel butik bintang lima, serta Seva digunakan untuk hotel resort bintang empat.
Baca Juga: Pendapatan Metland Naik 18%, Laba Rp469 Miliar: RUPST Setujui Dividen Rp86 Miliar
“Kami mulai waktu itu dari Ubud, Bali, untuk vila dan hotel, namanya Metland Venya Ubud. Venya berarti to be love yang bermakna dicintai. Juga Semara dari kata Asmara yang juga berarti dicintai. Begitu juga dengan Seva yang berarti dicintai,” jelas Wahyu.
Filosofi ‘dicintai’ ini diterjemahkan Metland dalam bentuk pengalaman menginap yang berfokus pada pelayanan, bukan hanya fasilitas semata.
Metland ingin menegaskan bahwa standar kualitasnya terletak pada bagaimana setiap tamu merasakan perhatian, keramahan, dan pelayanan yang konsisten.
Inilah yang menjadi pembeda, dimana setiap unit hotel memiliki cerita pelayanan tersendiri, namun tetap menghadirkan pengalaman menginap yang dicintai, berkesan, dan membuat tamu ingin selalu kembali.
Adaptasi Pasar dan Ekspansi ke Tomohon, Manado

Dalam menghadapi perubahan pasar, Metland juga menunjukkan adaptabilitas yang tinggi, terutama di hotel seperti Metland Smara Kertajati.
Jika sebelumnya fokus pada tamu dari pemerintahan, kini strategi digeser untuk menargetkan acara sosial dan layanan catering.
Pergeseran ini dilakukan karena Metland melihat kebutuhan pasar yang semakin besar untuk ruang acara yang fleksibel, mulai dari pernikahan, ulang tahun, reuni, hingga acara perusahaan swasta.
Strategi spesifiknya meliputi penyesuaian layanan dengan paket yang lebih variatif dan personal, penguatan branding digital, serta kerja sama dengan komunitas dan Event Organizer (EO).
Sementara itu, untuk ekspansi hotel ketujuh, Metland memilih Tomohon, Manado, karena potensi besar di wilayah tersebut.
Baca Juga: Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur Resmi Dibuka, Ini Inovasi yang Ditawarkan
Tomohon dikenal sebagai destinasi wisata unggulan Sulawesi Utara, yang juga dekat dengan Manado sebagai pusat ekonomi dan gerbang pariwisata internasional.
“Tomohon sedang dalam proses pembangunan sebagai hotel resort yang akan beroperasi di tahun depan. Selain di Tomohon, ada satu lagi yang sedang kami siapkan,” tutup Wahyu.
***
Untuk berita santai yang tak kalah seru, mampir juga ke: PropertiPlus.com
*** Baca berita lainnya di GoogleNews
——— KONTAK REDAKSI:
Telepon/WA: 0821 2543 0279
Email Redaksi: [email protected]
Email Iklan: [email protected]
Artikel ini Disadur Dari Berita : https://propertiterkini.com/filosofi-nama-metland-hotel-taktik-brilian/