Didukung Tokopedia Dan TikTok Shop, Kopi Excelsa Sumedang Mendunia

Nasional14 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Tokopedia dan TikTok Shop bersama Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dan Dinas Perkebunan Kabupaten Sumedang mendukung kemajuan UMKM serta petani kopi excelsa di Sumedang, Jawa Barat (Jabar).

Saat ini terdapat empat jenis biji kopi, yaitu arabika, robusta, liberika, dan excelsa. Dari keempatnya, arabika dan robusta lebih populer di masyarakat.

Namun, kopi excelsa yang memiliki potensi besar kini berhasil dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Sumedang dan menghasilkan kualitas kopi yang dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional.

Head of Communications Tokopedia and TikTok E-commerce Indonesia, Aditia Grasio Nelwan, menyampaikan bahwa Jabar menjadi salah satu provinsi penghasil kopi di Indonesia. Perkebunan arabika di wilayah ini tercatat mencapai 3.707 hektare (ha) pada 2024.

Sementara itu, perkebunan kopi excelsa yang terdaftar di Jawa Barat baru mencapai 88 ha. Selebihnya tersebar di area tempat tinggal warga dengan jumlah lebih dari 3 ribu pohon.

Pemerintah Kabupaten Sumedang mencatat, Sumedang menjadi salah satu sentra kopi grade 1 di Indonesia, termasuk menghasilkan kopi excelsa. Beberapa areal penghasilnya berada di Gunung Manglayang, Gunung Beser Rancakalong, Gugusan Gunung Kareumbi, Gunung Cakrabuana, dan Gunung Tampomas.

“Kolaborasi ini kami harapkan menjadi dukungan nyata bagi para petani kopi. Kami berharap juga bisa meningkatkan daya saing dan produktivitas kopi excelsa, baik di pasar lokal, nasional, hingga global,” tegas Aditia dalam kegiatan talkshow dan media workshop Hari Kopi Sedunia: Excelsa, Bintang Baru Kopi Nusantara di Bandung, Jabar, Selasa (30/9/2025).

Baca juga : Tokopedia Dan TikTok Shop Dorong UMKM Lewat Promo Guncang 9.9 2025

Hal tersebut diamini oleh Juara Ketiga World Brewers Cup 2024, Ryan Wibawa. Saat mengikuti kompetisi di Chicago, Amerika Serikat, ia menggunakan kopi excelsa sebagai materi lomba.

READ  Per Maret 2025, Jumlah Penduduk Miskin 23,85 Juta Orang

Sejak itu, nama kopi excelsa mulai dikenal di pasar global. Banyak masyarakat luar negeri yang penasaran dengan biji kopi tersebut, sehingga permintaannya semakin tinggi.

“Kopi excelsa Sumedang, potensi lokal yang mulai dikenal pasar global,” ungkap Ryan.

Menurut Ryan, pengenalan excelsa bukan hanya tugas pemerintah dan petani, tetapi juga peran barista lokal yang ikut serta dalam ajang internasional.

Ia menjelaskan, kopi excelsa memiliki karakteristik unik dengan dominasi sweetness yang berbeda dari arabika maupun robusta, tetapi tetap bisa menyatu dengan jenis kopi lain.

“Hal ini menghadirkan cita rasa dan aroma khas. Kualitas kopi ini membuktikan bahwa hasil bumi Indonesia bisa bersaing di level dunia,” katanya.

Ryan juga memiliki misi agar kopi excelsa, mulai dari penanaman, pasca panen, hingga penyeduhan, tidak menimbulkan banyak perbedaan kualitas.

Baca juga : Tokopedia & TikTok Edukasi Soal Hak Paten Agar UKM Aman Di Dunia Digital

“Yang utama, orang tahu dan menikmati excelsa secara utuh dulu. Saya ingin mengenalkan rasa excelsa, baru setelah itu bisa dimodifikasi atau dikreasikan,” tuturnya.

Stok Menipis

Sayangnya, di tengah pamor yang sedang naik, ketersediaan biji kopi excelsa masih terbatas sehingga jarang ditemui di pasaran.“Karena permintaan tinggi, sekali stok tersedia langsung habis. Jadi memang butuh waktu untuk menyediakannya,” jelas Ryan.

Dalam perjalanannya, Ryan bekerja sama dengan Coffee Processor Rainaldi serta petani lokal Sumedang untuk membudidayakan excelsa agar dapat memenuhi permintaan pasar dan memperkuat posisinya setara dengan arabika maupun robusta.

Rainaldi menuturkan, puncak panen excelsa terjadi pada Agustus hingga Oktober, sesuai umur tanaman. Jika robusta rata-rata berusia 15–20 tahun, excelsa bisa mencapai ratusan tahun.

“Semakin tua umur tanaman, produksi per pohon meningkat. Satu pohon tua bisa menghasilkan sekitar 100 kilogram (kg) per panen,” jelas Rainaldi.

READ  Jelang PSU Polres Banggai Perketat Pengamanan

Ia menambahkan, sejak Ryan meraih juara 3 di kompetisi World Brewers Cup, nama kopi excelsa semakin populer. “Sebagai pengolah kopi, kami sangat terbantu karena mendapat promosi gratis dari capaian itu,” ujarnya.

Baca juga : Dukung Ekonomi Inklusif, Elnusa Serap 57 Persen Tenaga Kerja Lokal

Menurutnya, tantangan dalam mengembangkan excelsa adalah mengidentifikasi potensi lokasi untuk penanaman excelsa dan liberika.

“Awalnya kami hanya mengelola 20 pohon di satu area. Kini sumber daya kopi kami sudah meluas ke wilayah Sumedang Timur dan Sumedang Barat,” katanya.

Selain itu, faktor harga juga menjadi pertimbangan penting bagi petani.

“Ternyata petani sudah sangat pandai menghitung keuntungan. Mereka mengerti bahwa kopi mereka mulai dikenal luas, sehingga menginginkan harga jual yang kompetitif,” pungkas Rainaldi.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *