Demokrasi Terancam Jika Politikus Bermental Rampok

Nasional7 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Founder Restorasi Jiwa Indonesia Syam Basrijal melontarkan kritik tajam terhadap fenomena politikus yang hanya menjadikan demokrasi sekadar ajang mencari kekuasaan demi bisa memperkaya diri, bukan untuk mengabdi kepada rakyat sesuai amanat konstitusi.

Menurutnya, politik seharusnya lahir dari semangat pengabdian dan menjadi jalan mulia dalam membangun bangsa. Namun kenyataannya, ada segelintir politikus yang justru menunjukkan perilaku sebaliknya.

“Politikus bermental rampok hadir bukan untuk melayani, melainkan untuk menjarah. Demokrasi dijadikan pintu emas untuk memperkaya diri, bukan sebagai wadah suci menjaga kepentingan rakyat,” kata Syam Basrijal dalam keterangannya, Sabtu (20/9/2025).

Syam menilai, janji-janji kampanye yang diucapkan sering kali hanya mantera pemikat hati rakyat. Tetapi ketika kursi sudah digenggam, orientasi yang muncul bukan pelayanan, melainkan kerakusan.

Baca juga : Ara Gaspol Bareng REI Bangun Rumah Rakyat

Mental rampok ini tidak mengenal kata cukup. Mereka memandang kekuasaan sebagai lahan garapan, dan anggaran negara sebagai kue rampasan yang harus diperebutkan.

Fenomena itu, lanjut Syam, sering terjadi terselubung. Infrastruktur dibangun namun anggarannya membengkak karena ada komisi. Regulasi disusun, tetapi lebih berpihak pada kepentingan kelompok daripada rakyat.

Dia menyebut praktik ini telah mengubah wajah demokrasi dari rumah kebersamaan menjadi sekadar panggung sandiwara. Syam juga menyoroti dampak buruknya terhadap moral bangsa. Rakyat terbiasa disuguhi kebohongan, sementara generasi muda dipaksa belajar pelajaran keliru tentang kekuasaan dijalankan.

“Untuk berkuasa harus pandai menipu, untuk bertahan harus siap menyuap, dan untuk naik pangkat harus mampu menggadaikan integritas. Inilah virus yang pelan-pelan melumpuhkan bangsa,” ungkapnya.

Baca juga : KPK Minta Keterangan 117 Saksi, Periksa 333 Dokumen

Menurutnya, kejahatan politikus bermental rampok tak sekadar soal uang yang dirampas. Lebih dari itu, mereka mencuri kepercayaan rakyat. Padahal, kepercayaan adalah modal sosial yang sangat berharga. Sekali retak, sulit memulihkannya.

READ  Hujan Deras Enam RT Di Jakarta Selatan Terendam Banjir

Syam juga mengingatkan, fenomena ini kerap melahirkan lingkaran oligarki. Para politikus bermental rampok saling melindungi. Mereka menguasai proyek, tender, hingga hukum, sementara rakyat hanya dijadikan tameng.

“Yang berbeda partai bisa saja bersekongkol jika ada kepentingan bersama. Pada titik ini, negara dijarah bukan dari luar, melainkan dari dalam,” tegasnya.

Namun demikian, Syam mengajak masyarakat tidak tinggal diam. Dia menekankan pentingnya kesadaran kolektif agar politik kembali menjadi ruang pengabdian.

Baca juga : Operasional TransJakarta Pulih, Tarif Kembali Normal Rp 3500

“Diam berarti menyetujui. Melawan dengan kesadaran berarti menjaga masa depan bangsa,” ujarnya.

Dia menekankan bahwa bangsa ini membutuhkan pemimpin berjiwa negarawan. Restorasi politik harus berawal dari restorasi jiwa, sebab kepemimpinan sejati lahir dari jiwa yang bersih, bukan dari kerakusan.

“Politik tanpa moral hanyalah perampokan yang dilegalkan; dan bangsa yang diam, sedang menulis takdir kehancurannya sendiri,” pungkas Syam Basrijal.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *