Dari Microsoft Hingga P&G, Badai PHK Guncang Dunia

Nasional8 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Ekonomi global masih belum baik-baik saja. Akibatnya, sejumlah perusahaan internasional, mulai dari Microsoft hingga P&G melakukan aksi pemutusan hubungan kerja alias PHK ke ribuan karyawannya. 

Microsoft yang merupakan perusahaan bentukan Bill Gates ini kembali mem-PHK lebih dari 6 ribu karyawan, atau 3 persen dari total pekerjanya di seluruh dunia. Ini menjadi gelombang PHK terbesar sejak perusahaan ini memecat 10 ribu karyawan pada 2023.

Manajemen berdalih, PHK dilakukan untuk mengendalikan biaya operasional sambil menyalurkan investasi miliaran dolar untuk pengembangan program kecerdasan buatan (AI). “Kami terus menerapkan perubahan organisasi yang diperlukan untuk memposisikan perusahaan dengan sebaik-baiknya agar sukses di pasar yang dinamis,” ujar keterangan Microsoft, dikutip dari Reuters, Sabtu (6/6/2025).

Sejak awal tahun, Microsoft sudah memangkas ratusan karyawannya berbasis kinerja. Gelombang PHK terbaru ini menambah panjang daftar efisiensi yang dilakukan perusahaan teknologi raksasa tersebut selama dua tahun terakhir.

Baca juga : Lagi, Pemain Asing Persib Bandung Pamit

PHK juga dilakukan perusahaan internasional lainnya, Procter & Gamble (P&G). Perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terbesar di dunia ini berencana memangkas sekitar 7 ribu karyawan di seluruh dunia secara bertahap dalam dua tahun ke depan.

Direktur Keuangan P&G Andre Schulten menjelaskan, PHK massal mencakup sekitar 15 persen dari seluruh tenaga kerjanya di bidang non-manufaktur perusahaan saat ini. Per Juni 2024, perusahaan yang bermarkas di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat ini memiliki sekitar 108 ribu karyawan di seluruh dunia. Artinya jumlah karyawan yang akan di-PHK dalam dua tahun ke depan itu sekitar 6 persen dari total tenaga kerja.

“Program restrukturisasi ini merupakan langkah penting untuk memastikan kemampuan kami dalam memberikan algoritme jangka panjang kami selama dua hingga tiga tahun mendatang,” kata Schulten dikutip dari The Guardian, Sabtu (7/6/2025).

READ  Inovatif Berprestasi Di Industri Karoseri Menko AHY Jempolin IMT

Nahasnya, PHK tidak lantas menjadi solusi jangka pendek atas berbagai tekanan yang tengah dihadapi perusahaan. Kata Schulten, nasib P&G sama seperti banyak perusahaan lainnya di AS, yakni mengalami penurunan penjualan imbas banyaknya konsumen yang mengurangi untuk berbelanja.

Baca juga : Ikutan Lari Marathon Pakai Gaun Pengantin

Kondisi tersebut diperparah oleh perang tarif Presiden AS Donald Trump. Akibatnya, modal operasional perseroan bengkak karena bahan baku dan kemasan serta beberapa produk jadi lainnya sebagian besar berasal dari China.

PHK juga dilakukan Disney. Perusahaan hiburan kelas dunia ini berencana PHK ratusan karyawan di seluruh dunia, di antaranya bagian film, televisi, dan keuangan.

Melansir dari BBC, Sabtu (7/6/2025), PHK massal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan biaya di tengah peralihan cara masyarakat menikmati hiburan dari langganan TV kabel ke platform streaming.

Volkswagen (VW) juga telah mencapai kesepakatan dengan sekitar 20 ribu pekerjanya untuk meninggalkan perusahaan secara sukarela pada 2030. Perusaahan berencana melakukan restrukturisasi operasional VW di Jerman.  

Baca juga : Di Kalimantan Barat, KPK Geledah Kantor Dinas

CBT News melaporkan, langkah ini merupakan bagian dari pemangkasan anggaran untuk mengatasi permintaan yang tidak merata, biaya produksi yang tinggi, dan meningkatnya persaingan dari produsen kendaraan listrik China

Perusahaan minyak dan gas asal Malaysia, Petroliam Nasional Berhad (Petronas) juga berencana memangkas 5 ribu karyawan atau sekitar 10 persen total pekerjanya saat ini. Mereka beralasan, PHK massal ini untuk transformasi perusahaan.

“Tantangan global dan domestik yang kompleks, Petronas tengah melakukan tinjauan menyeluruh atas operasinya, termasuk aset, proses, pengeluaran, dan tenaga kerja, untuk memastikan perusahaan tetap kompetitif dan siap menghadapi masa depan,” ujar Presiden dan CEO Grup Petronas Tengku Muhammad Taufik, Sabtu (7/6/2025).

READ  Praktisi Tarik Investasi Asing Jaga Kepastian Hukum

Bukan hanya perusahaan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga akan mem-PHK sekitar 6.900 staf yang bekerja di bawah badan dunia tersebut. PHK massal itu terpaksa dilakukan untuk menghemat 20 persen anggaran sebesar 3,7 miliar dolar AS atau setara Rp 60 triliun. 


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *