BTN Gelar Literasi Keuangan & Pelatihan Ramah Lingkungan Bagi Pengrajn Batik

Nasional11 Dilihat



RM.id  Rakyat Merdeka – Memperingati Hari Batik Nasional, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menggelar program literasi keuangan sekaligus pelatihan membatik ramah lingkungan bagi pengrajin batik di Batik Trusmi, Cirebon.

Program ini merupakan langkah nyata BTN dalam mengimplementasikan keuangan berkelanjutan (sustainable finance) hingga ke level debitur non-perumahan.

Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, menegaskan bahwa dukungan BTN terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya pengrajin batik, sejalan dengan komitmen perseroan menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) secara menyeluruh.

“BTN tidak hanya mendukung sektor papan melalui pembiayaan perumahan, tetapi juga kebutuhan dasar lain seperti pangan dan sandang. Batik adalah identitas budaya Indonesia sekaligus industri sandang yang menopang jutaan pengrajin,” ujar Setiyo dalam keterangannya, Jumat (3/10/2025).

Baca juga : Dampak Pembangunan LRT Fase 1B Diminimalisir Dong

Setiyo menambahkan, dukungan ini merupakan bagian dari strategi BTN mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus pelestarian lingkungan.

Dalam sesi literasi keuangan, BTN juga membuka opsi untuk pembukaan tabungan, hingga akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi para pengrajin.

BTN juga menggandeng World Wide Fund for Nature Indonesia (WWF) untuk memperkenalkan penggunaan bahan baku batik yang ramah lingkungan, termasuk material dari minyak sawit bersertifikasi.

“Kami ingin para pengrajin batik tidak hanya mampu meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga mendapatkan akses keuangan yang inklusif dan ramah lingkungan. Bahkan kami mendorong mereka menjadi agen banking sehingga bisa menambah penghasilan,” tutur Setiyo.

Baca juga : Kolaborasi Telkomsel dan Gojek Hadirkan Program Reward Bagi Pelanggan Baru

Dalam kesempatan yang sama, Founder & CEO Trusmi Group Ibnu Riyanto mengapresiasi langkah BTN tersebut sebagai upaya untuk mendukung industri batik terutama di Cirebon.

READ  Partai Gema Bangsa Dukung Presiden Singkirkan Penumpang Gelap

Ibnu mengatakan, bahwa momentum Hari Batik Nasional selalu memberikan dampak besar terhadap industri batik.

Menurutnya, sejak UNESCO mengakui batik pada 2009, penjualan batik melonjak dan masyarakat semakin bangga mengenakannya.

Namun, dalam empat tahun terakhir industri batik di Cirebon stagnan sehingga kami harus banyak memikirkan strategi promosi.

Baca juga : PalmCo Gandeng BOSF, Sawit Ramah Lingkungan Bantu Rehabilitasi Orangutan

“Kolaborasi dengan BTN sangat menarik karena bukan hanya soal menjual produk, tetapi juga menghadirkan batik ramah lingkungan dengan sertifikasi WWF. Hal ini akan membuat masyarakat lebih tergerak membeli batik, karena mereka mendapatkan produk berkualitas sekaligus mendukung kelestarian lingkungan,” ujar Ibnu.

Ke depan, BTN akan memperluas dukungan KUR bagi UMKM batik di berbagai sentra batik nasional seperti Cirebon, Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta. BTN mengalokasikan pembiayaan KUR hingga Rp3 triliun untuk memberdayakan UMKM, termasuk sektor sandang yang strategis dalam perekonomian nasional.

“Langkah ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat UMKM. BTN ingin memastikan penerapan keuangan berkelanjutan bukan hanya untuk sektor perumahan, melainkan juga menyentuh UMKM dan industri budaya seperti batik,” pungkas Setiyo.


Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News


Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.





Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *