
RM.id Rakyat Merdeka – PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI resmi mengantongi izin bulion di jasa simpanan emas pada 10 November 2025.
Dengan izin tersebut maka BSI kini memiliki tiga kegiatan usaha bulion yakni Simpanan Emas, Perdagangan Emas dan Penitipan Emas. Jasa Simpanan Emas adalah penyimpanan emas oleh nasabah di bank, emas dapat disalurkan dalam skema pembiayaan emas (gold to gold) dan atau perdagangan emas.
Jasa Penitipan Emas adalah penitipan oleh nasabah di bank di mana bank memperoleh pendapatan berbasis imbal jasa, adapun jasa perdagangan emas adalah transaksi jual beli emas batangan terstandarisasi.
“BSI berhasil mencatat pertumbuhan bisnis emas yang signifikan, didukung oleh peningkatan jumlah nasabah dan volume transaksi perdagangan emas,” kata Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta dalam acara bertajuk: Connect 2025 dengan tema ‘Linking Mines to Markets Featuring The Launch of The WFC Indonesia Consumer Insights Report di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Selain nilai investasi yang sangat terjangkau, investasi emas dapat dilakukan 24 jam dan dapat dicetak dengan nilai yang relatif rendah. Jika memiliki emas 2 gram, nasabah sudah dapat mencetak emasnya.
Bob mengatakan, emas aman karena secara fisik emas disimpan di vault yang aman sehingga nasabah tidak perlu khawatir emasnya hilang. Nasabah juga dapat menjual emasnya kapan saja, dan dana hasil penjualan emas langsung masuk ke rekening nasabah secara real time.
Baca juga : Kapolri Ajak Ojol Di Jabar Bersatu Jaga Kamtibmas
“Sejak diluncurkan sampai dengan 30 September 2025, layanan bulion menarik minat nasabah cukup tinggj,” ujar Bob.
Penyelenggaraan kegiatan usaha bulion juga mendorong bisnis bank tumbuh positif di tengah kondisi yang penuh tantangan bagi perbankan.
“BSI masih mencatatkan pertumbuhan laba bersih positif saat perbankan lain termasuk bank-bank besar mengalami penurunan laba bersih,” ungkap Bob.
BSI mampu membukukan laba bersih sampai dengan 30 September 2025 sebesar Rp 5,57 triliun, tumbuh 9,04 persen secara yoy. Pertumbuhan laba bersih tersebut, ditopang juga pendapatan margin bagi hasil yang tumbuh 13,90 persen yoy dan Free Based Income (FBI) yang tumbuh 20,81 persen yoy antara lain ditopang oleh bisnis bulion.
Aset BSI per 31 September 2025 tumbuh 12,37 persen yoy didorong pertumbuhan DPK sebesar 15,66 persen yoy. Pertumbuhan DPK didominasi oleh dana murah yang tumbuh sebesar 11,39 persen yoy.
Adapun dari sisi pembiayaan tumbuh 12,65 persen yoy didorong oleh pertumbuhan bisnis emas yang cukup signifikan. Pertumbuhan minat masyarakat terhadap emas batangan juga mendorong total permintaan emas di tahun 2024 naik sebesar 3,64 persen dibandingkan tahun 2023.
Baca juga : Seperti Api Di Musim Panas
“Banyak peluang untuk mengembangkan pasar emas Indonesia, karena permintaan emas per kapita konsumen merupakan yang terendah di Asia Tenggara, yaitu hanya 0,17 gram per orang,” ujarnya.
Ditambah BSI saat ini memiliki 22,6 juta customer dengan 1.039 cabang di seluruh Indonesia.
Sementara melalui aplikasi mobile Byond by BSI, nasabah dapat memiliki emas mulai dari Rp50 ribu atau setara dengan 0,02 gram.
“Pengembangan layanan bullion ini sejalan dengan ekosistem emas di BSI di mana di dalamnya terdapat gadai dan cicil emas dengan pertumbuhan yang sangat pesat,” kata Bob.
Ke depan pihaknya berharap, dibentuknya ekosistem Bulion untuk termasuk Dewan Emas Nasional untuk mendukung Kegiatan Usaha Bulion BSI.
BSI juga berharap pemberian insentif kepada Lembaga jasa keuangan (LJK) penyelenggara kegiatan usaha bulion dilakukan melalui dampak pencatatan Simpanan Emas On-Balance-Sheet terhadap perhitungan rasio keuangan di antaranya masuk kategori HQLA level 1.
Baca juga : Pertamina Dan Ditjen Migas Tinjau SPBU Di Jatim, Pastikan Kualitas BBM
“Sehingga emas dapat menjadi komponen perhitungan dalam menjaga rasio likuditas dan meningkatkan profitabilitas, serta masuk dalam perhitungan rasio FDR,” ujarnya.
BSI juga membutuhkan dukungan Bank Indonesia (BI) sebagai leader of the last resort dalam memastikan likuiditas Bullion Bank, menjaga Stabilitas Sistem Keuangan serta menjaga kepercayaan nasabah, serta dapat mengatur mekanisme REPO emas sebagai instrumen yang dapat mendukung likuiditas perbankan.
BSI berkomitmen untuk terus berinovasi, termasuk melalui layanan E-mas di aplikasi BSI Mobile yang memungkinkan nasabah untuk Beli, Jual, Transfer, Cetak, dan Nabung Rutin Emas, sehingga mempermudah investasi emas bagi seluruh segmen masyarakat.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram “Rakyat Merdeka News Update”, caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.












